Perilaku konsumen mengalami perubahan dramatis selama pandemi. Lebih dari itu, tampaknya perubahan ini akan langgeng. Bagaimana pemilik bisnis merespons hal tersebut?
Pandemi tidak hanya menjungkirbalikkan kondisi kesehatan, tetapi juga mata pencaharian orang di seluruh dunia. Situasi ini memaksa konsumen dan bisnis mengadopsi perilaku baru.
Sekitar dua tahun, masyarakat dianjurkan untuk di rumah saja. Sebagai konsumen, mereka akhirnya meninggalkan kebiasaan berbelanja ke gerai dan beralih ke transaksi online.
Transformasi digital yang mungkin harusnya berlangsung dalam satu dekade, dikompresi menjadi hanya dalam hitungan bulan saja.
Bisnis pun beradaptasi secara cepat dengan kehadiran marketplace dan transaksi yang serba digital, berupaya menemukan strategi pemasaran baru yang bisa menghubungkannya dengan konsumen.
Baca juga: Inilah Strategi Pemasaran Digital Jitu untuk Usaha Kecil!
Inilah Perubahan Perilaku Konsumen yang Signifikan
Untuk menyusun strategi yang tepat, kamu tentu perlu mengenali terlebih dahulu perubahan perilaku konsumen itu sendiri. Karena itu, kami akan memaparkan perubahan besar dalam consumer behaviour yang terjadi setelah pandemi.
Pengeluaran Konsumen Meningkat
Survei McKinsey menyebutkan, sekitar 51% konsumen ingin berbelanja secara royal dan memanjakan diri mereka dengan belanja sebagai bentuk balas dendam pasca pandemi.
Milenial berpenghasilan tinggi tampaknya akan menghabiskan banyak uang untuk pakaian, sepatu atau sandal, perjalanan, dan pengalaman, seperti makan di restoran, menonton konser, serta menonton pertandingan olahraga.
E-commerce Merupakan Masa Depan Bisnis
Melalui data transaksi kartu kredit dan debit, diketahui bahwa pembelanjaan online meningkat hampir 20% sejak Januari 2020. Lonjakan perkembangan e-commerce yang didorong oleh pandemi ini bukanlah perubahan temporer.
Transaksi digital akan terus ada sebagai bagian dari masa depan. Sekitar 92% konsumen yang baru mencoba berbelanja online pada 2019 telah beralih dan menjadikan transaksi online sebagai bagian dari kebiasaannya.
E-commerce pun mendefinisikan ulang kenyamanan berbelanja bagi konsumen hingga pada aspek yang semula dilakukan secara tradisional seperti berbelanja bahan makanan. Kini tak sedikit konsumen yang berbelanja grocery melalui platform online dan merasa nyaman dengan pengalaman baru ini.
Baca juga: Apa Itu Customer Experience? Simak Pengertian dan Contohnya!
Disrupsi Brand Loyalty
Ternyata pandemi memicu peralihan kanal transaksi dan disrupsi brand loyalty yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perilaku konsumen berubah signifikan, misalnya mencoba cara berbelanja baru.
Tidak sedikit konsumen, terutama gen Z dan milenial, yang meninggalkan merek-merek tepercaya untuk mencoba produk dari brand baru. Sebagian dari konsumen merasa masih mencari merek yang mencerminkan value yang mereka pegang.
Strategi untuk Merespons Perubahan Perilaku Konsumen
Saat awal pandemi COVID-19 merebak, hampir semua orang berpikir bahwa kita akan kembali ke situasi “normal” yang kita kenal sebelum pandemi. Kenyataannya, kita hanya memiliki situasi normal pasca pandemi yang berbeda dengan sebelumnya.
Hal tersebut berlaku pula bagi perilaku berbelanja konsumen. Perubahan-perubahan di atas akan menetap. Kini bisnis memiliki pekerjaan rumah, yaitu merespons perubahan tersebut dengan strategi yang tepat.
Mengadopsi Model Operasi yang Cepat
Model operasi yang cepat berarti melepas tim yang gesit dan berdaya dengan keterampilan multidisiplin yang memanfaatkan analisis untuk mendorong tercapainya keputusan yang cepat.
Hal tersebut juga berarti kamu menggabungkan strategi pemasaran yang fokus pada konsumen, analisis real time, dan tim yang tepat dalam menghadapi berbagai tantangan sambil tetap pada jalur untuk mencapai tujuan bisnis.
Strategi ini juga memungkinkan kamu memastikan seluruh tim keputusan berbasis data dan real time dalam merespons kebutuhan konsumen.
Memanfaatkan Analisis untuk Personalisasi
Jika kamu menginginkan bisnis tumbuh, kamu perlu memiliki pemahaman rinci tentang pelanggan. Dengan begitu, kamu bisa menciptakan momen berkesan bagi pelanggan melalui personalisasi.
Terapkan analisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi permintaan pasar yang akurat serta pergerakan konsumen.
Manfaatkanlah model forecasting untuk menemukan titik-titik yang mendorong pertumbuhan bisnis. Lalu, bertindak cepat untuk menangkap permintaan pasar, memenangkan konsumen baru, serta memperkuat kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
Baca juga: Inilah 4 Tips Mengubah Konsumen Menjadi Pelanggan Setia
Meninjau Ulang Ekosistem Bisnis
Langkah cepat yang diterapkan bisnismu hanya akan berhasil jika kompetitor gagal bergerak secepat bisnismu. Karena itu, selain menerapkan strategi tepat dan cepat, kamu juga perlu melihat kembali situasi sekitar.
Mempertimbangkan ekosistem yang diisi dengan kolaborasi atau kemitraan bisa menjadi salah satu langkah dalam menghadapi perubahan, kompleksitas, dan tantangan yang luar biasa.
Di samping menyiapkan model operasi yang adaptif, strategi pemasaran yang dipersonalisasi, serta membangun ekosistem kondusif, kamu juga perlu memastikan pengelolaan operasional bisnis harian berjalan efisien.
Apakah bisnismu sudah menggunakan aplikasi POS (Point of Sale) dengan fitur lengkap untuk mengelola operasional bisnis? Kalau belum, yuk gunakan sekarang!