Proses Rekrutmen untuk Menjaring Calon Karyawan Potensial?!

Penulis Ajar Pamungkas
29 November 2022

article thumbnail

Bagaimana memaksimalkan proses rekrutmen untuk menjaring karyawan potensial?

Siapa, sih, yang tidak ingin mempekerjakan karyawan potensial? Tentunya semua pelaku usaha pasti berhak bisnisnya dipenuhi dengan karyawan-karyawan yang memiliki potensi yang besar. Bagaimanapun juga, gaji karyawan toh tetap dihitung sebagai pengeluaran, dan pengeluaran bisnis yang baik adalah pengeluaran yang tetap dapat menghasilkan keuntungan.

Jika asal-asalan mempekerjakan karyawan, bukannya akan menghasilkan keuntungan, bisa jadi pelaku usaha justru akan merugi karena mempekerjakan karyawan yang sebenarnya tidak bisa bekerja. Oleh karena itu, proses rekrutmen pun harus dilakukan dengan hati-hati dari hulu ke hilir untuk memastikan calon karyawan yang diterima bekerja benar-benar sesuai dengan kebutuhan usaha.

Apa saja, sih, yang bisa dilakukan agar hasil rekrutmen tidak mengecewakan?

Baca juga: Kesuksesan UMKM sebagai Bidang Usaha Pembuka Lapangan Kerja

Memaksimalkan Proses Rekrutmen untuk Karyawan Terbaik

Disadari atau tidak, proses rekrutmen merupakan alat untuk mencari calon karyawan terbaik yang bisa dipekerjakan. Nah, sebagai sebuah alat, sayang sekali rasanya apabila rekrutmen tidak dilaksanakan secara maksimal. Tentunya, tak ada, kan, pelaku usaha yang menginginkan hal ini terjadi? Tak perlu cemas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan selama rekrutmen untuk menghindari risiko terburuk tersebut, lho! Apa saja contohnya? Langsung saja kita simak satu per satu!

Baca juga: 5 Keuntungan Merekrut Anak Muda dalam Tim Bisnismu

1. Cantumkan Job Description dengan Jelas

Idealnya, karyawan yang dipekerjakan haruslah memiliki kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, langkah yang pertama kali harus dilakukan, bahkan mungkin sebelum rekrutmen dijalankan secara resmi, adalah mendata tugas-tugas yang nanti harus diselesaikan oleh calon karyawan setiap harinya.

Tugas-tugas ini dapat dicantumkan di lowongan pekerjaan sebagai saringan awal. Benar, memang, tidak semua calon karyawan dipastikan akan membaca seluruh informasi yang tercantum dalam lowongan pekerjaan secara detail. Namun, setidaknya dengan cara ini, calon karyawan dapat memiliki bayangan apa yang sebenarnya dibutuhkan. Mereka yang kebetulan memang memiliki kompetensi yang sesuai pun akan lebih mudah tertarik untuk melamar pekerjaan tersebut.

Namun, ingat, pada dasarnya tidak semua informasi bisa dicantumkan, terlebih bila lowongan pekerjaan itu sendiri memiliki ruang yang terbatas dalam memberikan informasi. Utamakan untuk mencantumkan beban-beban kerja yang memiliki kompetensi khusus, barulah jika ada masih ada tempat, tambahkan pula kompetensi yang lebih umum dan memungkinkan untuk dipelajari calon karyawan sambil jalan.

Tidak semua kompetensi harus dikuasai sedari awal, kok. Bahkan, bisa dibilang jarang sekali kita dapat menemukan calon karyawan yang memiliki paket komplit dan menguasai seluruh kompetensi yang dibutuhkan.

 Masa uji coba merupakan bagian proses rekrutmen untuk menjadi karyawan potensial.

2. Pastikan Ada Kesamaan Value saat Wawancara

Sudah menemukan calon karyawan dengan kompetensi yang benar-benar sesuai dengan tugas yang harus dikerjakan? Jangan buru-buru menerimanya bekerja, ya! Coba lakukan wawancara kerja terlebih dahulu untuk mencoba mengenalnya lebih jauh, khususnya terkait nilai-nilai personal yang dimilikinya.

Sekompeten apa pun calon karyawan yang diperoleh, sulit untuk mengharapkan kinerjanya akan baik apabila ada perbedaan antara nilai personal yang dipegangnya dengan nilai-nilai yang coba diusung oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan teknologi yang banyak mengelola data pelanggan, misalnya saja, akan sangat menjunjung tinggi data pribadi pelanggannya. Coba bayangkan apabila karyawan yang dipekerjakan di perusahaan tersebut tidak terlalu peduli dengan kerahasiaan serta keamanan data pelanggan, cepat atau lambat pelanggan pasti akan mengeluhkan operasional perusahaan.

Untuk nilai-nilai yang lain pun kurang lebih serupa. Mungkin memang susah untuk mencari calon karyawan dengan kesamaan nilai terhadap nilai-nilai perusahaan. Sebenarnya, selama tidak ada nilai yang bertentangan, karyawan tersebut masih bisa dibilang aman sekalipun memiliki nilai yang berbeda dengan nilai perusahaan.

Memaksakan karyawan mengerjakan sesuatu yang bertentangan dengan nilai personalnya akan membuat karyawan tersebut lebih mudah terpapar stress yang akan menghambat kerja-kerjanya. Oleh karena itu, upayakan untuk menghindari karyawan dengan nilai personal yang bertentangan dengan nilai perusahaan untuk meminimalkan risiko yang tidak main-main ini.

Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Produktivitas Karyawan dalam Bisnis UMKM

3. Maksimalkan Tes dan Masa Uji Coba

Kebanyakan pelaku usaha beranggapan bahwa proses rekrutmen berakhir ketika karyawan sudah diterima masuk bekerja di tempat usahanya. Padahal, sebenarnya tidak demikian. Inilah kenapa setelah rekrutmen selesai, karyawan umumnya tidak langsung diangkat menjadi karyawan tetap atau menerima upah penuh melainkan harus melewati masa probation atau uji coba dulu.

Pastikan untuk memastikan masa uji coba ini ke dalam rangkaian rekrutmen, karena di masa inilah pelaku usaha dapat menilai secara langsung bagaimana kinerja karyawan yang baru saja diterimanya. Tak hanya itu, di masa ini pula pelaku usaha atau atasan langsung karyawan tersebut bisa memberikan arahan atau praktik terbaik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Selain itu, ingat juga bahwa tidak semua masa uji coba membuahkan hasil yang positif. Jika memang calon karyawan belum bisa memenuhi target masa uji cobanya sesuai dengan yang telah ditetapkan, tidak ada salahnya juga untuk menghentikan masa kerjanya. Hanya saja, tetap beri masukan terhadap hasil kerjanya selama masa uji coba agar karyawan tersebut juga dapat berkembang dan memperoleh penghasilan lain yang mungkin memang lebih cocok dengan kompetensinya.

Meski nantinya karyawan potensial tersebut tak bekerja dengan kita, tak ada salahnya untuk berinvestasi kepadanya dengan tetap mengajarkan cara terbaik untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Ingat selalu bahwa hubungan antara atasan dan bawahan merupakan hubungan dua arah yang bisa saling mengembangkan apabila disikapi dengan benar.

Lalu bagaimana bila hasil masa uji cobanya positif? Wah, pertahankan selalu, dong, semangat kerja karyawan tersebut. Berilah bonus ketika ia pantas memang mendapatkannya. Tak perlu bingung, gunakan aplikasi majoo yang sudah dilengkapi dengan fitur untuk menghitung bonus karyawan secara akurat berdasarkan hasil kerjanya.

Menarik sekali, kan? Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga!

Baca juga: Manfaat Aplikasi Wirausaha yang Mencakup Absensi Karyawan

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo