Pertanyaan ‘Apa itu laba?’ mungkin terdengar aneh, terlebih jika ditanyakan kepada mereka yang memang memiliki dan mengelola bisnisnya sendiri. Namun, pertanyaan tersebut tidak lagi menjadi sesuatu yang aneh apabila ditanyakan secara mendetail.
Meski mungkin semua orang yang memiliki usaha sendiri mengerti dengan benar apa yang dimaksud dengan laba, tetapi tidak semuanya mengetahui jenis-jenis laba serta pengertiannya masing-masing. Yap, benar sekali. Laba memiliki banyak sekali jenis selain makna umum yang diketahui oleh banyak orang.
Jadi, apa saja, sih, jenis-jenis laba yang dimaksud? Mengapa penting bagi pemilik usaha untuk memahami pengertian dari setiap jenis laba yang ada? Mari kita simak jawabannya bersama-sama!
Apa Itu Laba?
Laba merupakan istilah yang tergolong umum dalam dunia bisnis. Saking umumnya, ada beberapa pengertian terkait laba yang bisa digunakan:
Pengertian Laba Menurut KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), laba dijabarkan sebagai selisih antara harga penjualan yang lebih besar jika dibandingkan dengan harga pembelian atau biaya produksi. KBBI juga menjelaskan bahwa laba merupakan keuntungan yang dapat diperoleh dengan berbagai praktik, misalnya saja menjual barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembeliannya, membungakan uang, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Dengan kata lain, apabila kita mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, laba hanya dapat diperoleh apabila usaha yang dilakukan melakukan penjualan dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya pembuatan atau biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut.
Jika yang diperjualbelikan tidak berbentuk barang, melainkan jasa, laba hanya dapat diperoleh dengan menawarkan harga jasa yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan jasa tersebut. Apabila syarat tersebut tidak dipenuhi, bisnis yang dijalankan tidak dapat menghasilkan laba, tetapi justru rugi.
Pengertian Laba Menurut OJK
Selain Kamus Besar Bahasa Indonesia, kita juga dapat merujuk pada penjelasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menjawab pertanyaan ‘Apa itu laba?’.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan–sebuah lembaga independen yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan kegiatan ekonomi–laba dijelaskan sebagai kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Sebenarnya, pengertian laba menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan tidak jauh berbeda karena keduanya menekankan adanya keuntungan atau kelebihan pendapatan dengan memasang harga jual yang lebih tinggi dibanding harga beli maupun biaya produksi lainnya.
Dua pengertian di atas rasanya sudah cukup untuk memahami makna yang dimiliki oleh istilah yang satu ini. Namun, bagaimana dengan pengertian dari jenis-jenis laba itu sendiri? Jangan khawatir, langsung saja kita bahas bersama-sama!
Baca juga: Kenali Pengertian, Fungsi, dan Contoh Manajemen Laba
Apa Itu Laba Kotor?
Para pemilik usaha tidak perlu merasa waswas saat menerima pertanyaan ‘Apa itu laba kotor?’ karena sebenarnya istilah yang satu ini cukup mudah untuk dijelaskan.
Secara umum, pengertian laba kotor sebenarnya tidak jauh berbeda dari pengertian laba itu sendiri, yaitu keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi pendapatan yang diterima dengan biaya produksi atau biaya pembelian untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Agar lebih mudah memahami, perhatikan contoh berikut:
Diketahui Ami membeli 5 ekor ayam seharga Rp30.000 per ekornya. Ami juga membeli pakan ayam seharga Rp15.000 untuk tiga hari. Kemudian, setelah pakan ayam yang dibelinya habis, Ami menjual kelima ayam tersebut dengan harga Rp40.000 per ekor. |
Pada ilustrasi di atas, kita dapat menghitung Harga Pokok Penjualan dari ayam yang dijual Ami dengan menambahkan harga beli ayam dengan biaya pakannya dengan jumlah total sebesar Rp165.000. Kita juga dapat menghitung pendapatan Ami dari penjualan ayam yang dilakukannya, yaitu Rp200.000.
Karena pendapatan yang diterima oleh Ami lebih besar dibanding beban biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut, kita dapat memastikan bahwa penjualan ayam Ami memperoleh laba. Untuk menghitung apa itu laba kotor yang diterima Ami, kita dapat menggunakan rumus berikut:
Laba Kotor = Pendapatan - HPP Laba Kotor = Rp200.000 - Rp165.000 Laba kotor = Rp35.000 |
Apa Itu Laba Bersih?
Berbeda dengan laba kotor, pertanyaan ‘Apa itu laba bersih?’ mungkin akan lebih sulit untuk dijawab karena jenis laba yang satu ini sebenarnya merupakan turunan dari laba kotor.
Apabila laba kotor diperoleh dengan mencari selisih antara harga jual dengan harga beli maupun biaya produksi, harga bersih dapat diketahui dengan menghitung jumlah pendapatan yang benar-benar diterima setelah dikurangi pajak, biaya overhead, maupun biaya lain yang sebenarnya terkait dengan kegiatan penjualan yang dilakukan, tetapi tidak dimasukkan dalam penghitungan Harga Pokok Penjualan, misalnya saja gaji karyawan.
Dengan kata lain, jawaban dari pertanyaan ‘Apa itu laba bersih?’ atau ‘Apa itu laba neto?’ adalah laba atau keuntungan murni yang benar-benar diterima oleh seseorang dari kegiatan ekonomi yang dilakukannya karena keuntungan ini sudah bebas dari pajak serta beban lainnya.
Agar lebih jelas, mari kita mencari laba bersih yang diterima oleh Ami pada ilustrasi penjualan ayam yang diberikan di atas.
Rumus Laba Bersih = Laba Kotor - Beban Usaha
Dalam contoh penjualan ayam Ami, kita sudah mengetahui laba kotor yang diterima sebesar Rp35.000, tetapi kita belum mengetahui beban usaha dari penjualan tersebut.
Penjualan Ami tidak dikenai pajak, dan Ami juga tidak menyewa orang untuk menjadi perantara penjualan ayamnya, sehingga tidak ada komisi atau gaji karyawan yang harus dibayarkan. Namun, tetap ada biaya overhead, yaitu ongkos yang dikeluarkan Ami untuk pergi ke pasar membeli ayam dan juga pakannya sebesar Rp10.000.
Setelah mengetahui laba kotor serta beban usaha, laba bersih pun dapat dihitung.
Laba Bersih = Laba Kotor - Beban Usaha Laba Bersih = Rp35.000 - Rp10.000 Laba Bersih = Rp25.000 |
Contoh yang digunakan dalam ilustrasi mungkin terasa sederhana. Dalam praktik bisnis, beban usaha yang dikeluarkan bisa jadi lebih kompleks karena ada banyak sekali pos pengeluaran overhead, gaji karyawan, serta pajak yang perlu dimasukkan dalam penghitungan.
Baca juga: Rumus Laba dan Cara Menghitung Laba yang Benar dalam Bisnis
Apa Itu Laba Ditahan dalam Akuntansi?
Setelah memahami pengertian sekaligus perbedaan antara laba kotor dan laba bersih, selanjutnya kita dapat membahas laba secara mendalam dengan menjawab pertanyaan berikutnya, apa itu laba ditahan dalam akuntansi?
Sama seperti laba bersih yang diturunkan dari laba kotor, nilai laba ditahan dapat dihitung dengan laba bersih sebagai dasarkan karena sebenarnya laba ditahan merupakan laba bersih yang dijadikan saldo untuk periode keuangan berikutnya setelah dikurangi dengan dividen maupun potongan lainnya.
Seperti yang diketahui bersama, pengelolaan bisnis umum sekali dilakukan oleh lebih dari satu orang pemegang saham atau sumber pendanaan, terlebih untuk bisnis skala besar yang membutuhkan biaya operasional yang tinggi sehingga membutuhkan pendanaan lebih dari satu sumber, misalnya dengan bantuan investor.
Untuk usaha dengan skala tersebut, keuntungan usaha yang diterima dalam suatu periode akan dibagikan ke setiap pemegang saham sesuai dengan persentase kepemilikan sahamnya dalam bentuk dividen. Namun, sebenarnya tidak semua keuntungan tersebut akan dibagikan, melainkan ada sebagian yang dijadikan modal usaha untuk memastikan bisnis tetap dapat beroperasi di periode berikutnya.
Nah, jika ada yang bertanya apa itu laba ditahan dalam akuntansi, sisa keuntungan usaha yang difungsikan sebagai modal pada periode berikutnya adalah jawabannya. Tidak rumit, kan?
Apa Itu Laba Komprehensif?
Dari penjelasan berbagai jenis laba di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa keuntungan yang didapatkan selalu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk operasional usaha, baik yang secara langsung memengaruhi pendapatan seperti biaya produksi maupun harga beli, juga biaya overhead seperti ongkos, pajak, dan segala macamnya. Namun, untuk menjawab pertanyaan ‘Apa itu laba komprehensif?’, kita perlu menghitung pula beban atau peristiwa yang sebenarnya tidak berhubungan dengan operasional usaha.
Dengan kata lain, laba komprehensif merupakan keuntungan yang diperoleh tanpa ada kaitannya sama sekali dengan operasional bisnis. Contoh paling mudah dalam menjelaskan laba komprehensif adalah perubahan nilai tukar yang terjadi selama proses penjualan barang serta jasa.
Agar lebih mudah dalam menjelaskan, kita dapat membayangkan adanya penjualan terutang yang dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Pada saat penjualan dilakukan, harga jual yang ditetapkan merupakan $1.000 dengan kurs dolar senilai Rp13.000. Namun, penjualan tersebut dilakukan secara angsuran sebesar $500 untuk angsuran pertama dan $500 untuk angsuran kedua sekaligus pelunasan.
Hanya saja, pada saat pembeli melakukan pelunasan angsuran kedua, nilai kurs dolar berubah dari yang tadinya Rp13.000 menjadi Rp14.000. Karena perubahan tersebut, perusahaan menerima keuntungan tambahan sebesar Rp500.000 dari selisih nilai tukar di dua periode tersebut. Keuntungan tambahan inilah yang disebut sebagai laba komprehensif. Jadi, jangan bingung ketika mendapat pertanyaan ‘Apa itu laba komprehensif?’, ya!
Baca juga: Cara Menghitung Laba Rugi Bisnis dengan Laporan Laba Rugi
Apa Itu Laba Usaha?
Apa itu laba usaha? Jenis laba yang satu ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengertian laba secara umum karena yang dimaksud dengan laba usaha sebenarnya adalah seluruh keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan usaha atau bisnis yang dilakukan.
Sama seperti pengertian laba secara umum, laba usaha juga dapat dibagi menjadi laba kotor dan juga laba bersih dengan rumus penghitungan yang sama. Oleh karena itu, saat mendapatkan pertanyaan ‘Apa itu laba usaha?’, cukup jelaskan pengertian laba secara garis besar, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dengan harga beli maupun biaya produksi. Hanya saja, keuntungan ini dihasilkan dari usaha yang dijalankan.
Apa Itu Laba Perusahaan?
Jawaban dari pertanyaan apa itu laba perusahaan sesungguhnya juga tak jauh berbeda dengan pengertian laba usaha atau laba secara umum. Jika ada perbedaan, letaknya terdapat pada pihak yang memperoleh laba tersebut.
Dalam ilustrasi kegiatan penjualan Ami yang telah diberikan di atas, kita dapat memastikan bahwa Ami merupakan pihak yang menerima keuntungan dari penjualan tersebut. Namun, keuntungan yang dihasilkan pada ilustrasi tersebut tidak dapat disebut sebagai laba perusahaan karena Ami merupakan individu pribadi yang bukan merupakan perusahaan atau badan usaha.
Dengan kata lain, laba perusahaan merupakan keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Umumnya, penghitungan laba perusahaan akan masuk sampai ke penghitungan laba ditahan karena kerap kali suatu perusahaan dijalankan oleh beberapa penyandang dana atau investor, sehingga akan ada kegiatan pembagian dividen serta penetapan besarnya laba ditahan.
Sebenarnya tidak sulit kan memahami jenis-jenis laba yang ada, mulai dari apa itu laba bersih, laba kotor, laba ditahan, maupun laba komprehensif? Yah, kalau hanya menjelaskan pengertiannya mungkin memang tidak terlalu susah. Beda cerita jika harus melakukan penghitungan langsung laba yang diperoleh dari bisnis yang dikelola.
Eits, tidak perlu pusing dan khawatir, langsung saja gunakan aplikasi majoo yang mampu mencatatkan setiap transaksi secara tepat, akurat, dan otomatis, sehingga menghitung laba usaha pun tidak lagi menjadi kegiatan yang membuat sakit kepala! Yuk, langsung saja berlangganan aplikasi majoo!