Sebagai pemilik usaha, kamu mungkin pernah mengajukan pinjaman modal ke bank atau berencana untuk mengajukan pinjaman. Sebelum melangkah lebih lanjut, sebaiknya kamu mempelajari cara menghitung bunga pinjaman terlebih dahulu.
Dengan mengetahui cara perhitungan suku bunga, kamu bisa mengambil pilihan yang relatif lebih menguntungkan untukmu. Namun, sebelum itu, mari simak dahulu tentang bunga pinjaman.
Baca juga: Utang adalah: Pengertian dan Jenis-Jenis Utang!
Apa yang Dimaksud dengan Bunga Pinjaman?
Dalam industri perbankan, suku bunga bukanlah istilah yang asing. Baik simpanan atau pinjaman melibatkan suku bunga.
Mengutip dari laman situs Otoritas Jasa Keungan (OJK), suku bunga adalah balas jasa yang diberikan bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.
Dalam konteks simpanan atau tabungan, bunga memang diterjemahkan sebagai harga yang harus dibayarkan oleh bank kepada nasabah.
Namun, ada juga yang disebut dengan bunga pinjaman, yaitu harga yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank, jika nasabah tersebut menerima pinjaman.
Jadi, bunga pinjaman berupa balas jasa yang ditentukan oleh bank bagi peminjam atau debitur atas sejumlah pinjaman yang diterimanya.
Baca juga: Debitur Adalah Pihak Peminjam, Begini Penjelasan Lengkapnya!
Mengenal Jenis Suku Bunga
Kamu sudah mengetahui pengertian suku bunga, termasuk bunga pinjaman. Dalam penerapannya, bank atau lembaga keuangan lain mungkin menentukan jenis suku bunga yang berbeda atas kredit yang diambil oleh nasabah.
Setidaknya, terdapat lima jenis suku bunga di dunia perbankan. Berikut ini penjelasannya.
Suku bunga tetap (fixed interest rate)
Terlihat dari namanya, suku bunga tetap atau fixed interest rate adalah suku bunga yang tidak berubah selama jangka waktu tertentu. Suku bunga ini mungkin diterapkan sampai akhir masa kredit atau jatuh tempo, mungkin juga hanya berlaku untuk sebagian waktu atau periode saja.
Jenis suku bunga yang satu ini mungkin kamu jumpai pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Biasanya kebijakan suku bunga tetap diterapkan pada KPR rumah murah atau rumah bersubsidi. Tidak jarang juga jenis suku bunga ini diterapkan pada kredit kendaraan bermotor.
Suku bunga mengambang (floating interest rate)
Berbeda dengan suku bunga tetap, floating interest rate atau suku bunga mengambang adalah suku bunga yang berubah mengikuti suku bunga di pasaran. Jadi, suku bunga mengambang akan naik atau turun sesuai suku bunga di pasar atau suku bunga acuan lainnya.
Suku bunga mengambang sering kali dikombinasikan dengan suku bunga tetap. Pada pengambilan KPR misalnya, bank mungkin menetapkan suku bunga pinjaman tetap selama dua tahun, lalu dilanjutkan dengan floating interest rate.
Suku bunga flat
Berikutnya, terdapat jenis suku bunga flat, yaitu suku bunga yang penghitungannya mengacu pada jumlah pokok pinjaman di awal untuk setiap periode cicilan.
Cara menghitung bunga pinjaman yang satu ini sangat sederhana jika dibandingkan dengan suku bunga lainnya. Tidak heran bila suku bunga flat umum digunakan untuk kredit jangka pendek.
Umumnya, kredit yang menggunakan suku bunga ini ialah kredit jangka pendek untuk barang-barang konsumsi, seperti handphone, peralatan rumah tangga, motor atau Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Baca juga: Perlu Pinjaman Tanpa Agunan? Ketahui Dahulu Seluk-Beluknya!
Suku bunga efektif
Ada juga bunga pinjaman yang diperhitungkan dari sisa jumlah pokok pinjaman setiap bulan sesuai dengan penyusutan jumlah utang setiap bulannya sebagai sisa dari jumlah yang sudah dibayarkan.
Dengan kata lain, semakin sedikit pokok pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan. Nah, jenis suku bunga seperti di atas disebut suku bunga efektif.
Daripada jenis suku bunga flat, suku bunga efektif dianggap lebih adil bagi nasabah dibandingkan dengan menggunakan. Pasalnya, suku bunga flat hanya berdasarkan jumlah awal pokok pinjaman saja
Suku bunga anuitas
Sistem bunga anuitas biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang seperti KPR atau kredit investasi. Sistem ini digunakan untuk mengatur supaya jumlah angsuran pokok ditambah dengan angsuran bunga yang dibayarkan sama setiap bulan.
Pada cara menghitung bunga pinjaman secara anuitas, porsi bunga di awal masa pinjaman akan sangat besar, sedangkan porsi angsuran pokok utang terbilang sangat kecl.
Sebaliknya, menjelang akhir masa kredit, porsi angsuran pokok akan sangat besar dan porsi bunga menjadi lebih kecil.
Baca juga: Suku Bunga adalah: Pengertian, Fungsi dan Contoh Rumusnya
Cara Menghitung Bunga Pinjaman
Setiap orang yang akan mengajukan kredit perlu memahami kemampuannya dalam mencicil, terlebih jika pinjaman tersebut ditujukan untuk modal usaha. Agar kamu bisa mengelola utang dengan cermat, kamu perlu mengetahui cara menghitung bunga pinjaman.
Di bawah ini kami telah merangkum beberapa perhitungan bunga pinjaman yang perlu kamu ketahui, mulai dari cara menghitung bunga pinjaman per hari hingga cara menghitung bunga pinjaman online.
Cara menghitung bunga pinjaman per hari
Bunga pinjaman harian adalah bunga yang dihitung setiap hari dari pokok pinjaman awal sampai dengan waktu jatuh tempo. Namun, pembayarannya setiap akhir bulan atau pada waktu lain yang telah ditentukan.
Cara menghitung bunga pinjaman per hari biasanya diterapkan saat debitur mengalami keterlambatan pembayaran cicilan. Rumus perhitungannya seperti di bawah ini.
Bunga pinjaman per hari = Pokok pinjaman x Suku bunga x (Jumlah hari pada bulan berjalan/Jumlah hari dalam setahun)
Contohnya, Pak Ahmad meminjam dana sebesar Rp10.000.000. Bank menerapkan perhitungan bunga majemuk 1,5%. Lalu, Pak Ahmad terlambat menyetorkan cicilan pada bulan Juni. Keterlambatan tersebut sebanyak sepuluh hari dari waktu jatuh tempo yang seharusnya.
Bunga pinjaman per hari = Rp10.000.000 x 1,5% x (10/365)
= Rp10.000.000 x 1,5% x 0,027
= Rp4.050
Jadi, jumlah bunga per hari yang harus dibayarkan untuk keterlambatan sepuluh hari ialah Rp40.500 ditambah dengan cicilan yang masih menunggak.
Cara menghitung bunga pinjaman per bulan
Cara menghitung bunga pinjaman per bulan yang paling lazim menerapkan suku bunga flat. Jadi, besaran nilai bunga dan besaran pokok pinjaman akan tetap sama setiap bulannya.
Bunga pinjaman per bulan = (Pokok Pinjaman x Suku Bunga x Total Jangka Waktu Kredit) /Jumlah Bulan dalam Jangka Waktu Kredit
Sebagai contoh, Pak Fadil meminjam uang sebesar Rp50.000.000 untuk tambahan modal usaha. Tenor pinjaman tersebut ialah 12 bulan dengan bunga per tahun sebesar 10%.
Bunga pinjaman per bulan = (Rp50.000.000 x 10%/tahun x 1 tahun)/12 bulan
= Rp5.000.000/12 bulan
= Rp416.666/bulan
Adapun pokok pinjaman per bulan ialah Rp50.000.000/12 bulan = Rp4.166.666. Jadi, cicilan yang harus dibayarkan oleh Pak Fadil setiap bulannya adalah Rp4.166.666 + Rp416.666 = Rp4.58.332.
Cara menghitung bunga pinjaman per tahun
Setelah membahas perhitungan bunga pinjaman harian dan bulanan, beberapa dari kamu mungkin bertanya, cara menghitung bunga pinjaman per tahun. Nah, sebetulnya perhitungan ini tergantung pada suku bunga yang digunakan.
Kembali pada contoh kasus di atas, yaitu pinjaman dana yang diambil Pak Fadil. Bunga tahunan dengan suku bunga flat yang harus dibayarkan oleh Pak Fadil bisa diketahui tanpa membagi perhitungan bunga dengan jumlah bulan dalam jangka waktu kredit.
Bunga pinjaman per tahun = Pokok Pinjaman x Suku Bunga x Total Jangka Waktu Kredit
Bunga pinjaman per tahun = Rp50.000.000 x 10%/tahun x 1 tahun
= Rp5.000.000
Tentu saja jika jenis suku bunga yang digunakan berbeda, perhitungannya pun akan berbeda.
Cara menghitung bunga pinjaman online
Topik perhitungan bunga yang terakhir ini mungkin paling membuat banyak orang penasaran. Mengingat, makin banyaknya fintech yang menawarkan layanan pinjaman online.
Sebenarnya, bagaimana cara menghitung pinjaman online? Sebelum masuk ke pembahasan cara menghitungnya, perlu diketahui dahulu bahwa fintech legal berada di bawah pengawasan OJK sehingga ketentuan bunga yang diterapkan pun telah ditetapkan oleh OJK.
Baca juga: Apa Itu Paylater? Pengertian, Aplikasi, dan Cara Membayarnya
Pada akhir 2021, OJK menetapkan bunga pinjaman online maksimal 0,4% per hari dan maksimal 12% per bulan.
Anggap saja, kamu mengajukan pinjaman online sebesar Rp500.000 dengan tenor 21 hari dan bunga 0,4% per hari, maka cara menghitung bunga pinjaman online tersebut adalah seperti berikut ini.
Bunga pinjaman = Pokok pinjaman x Bunga x Tenor pinjaman
= Rp500.000 x 0,4%/hari x 21 hari
= Rp42.000
Dengan demikian, jumlah pinjaman yang harus dikembalikan saat jatuh tempo, yaitu 21 hari kemudian, sebesar:
Utang/cicilan = Pokok pinjaman + Bunga pinjaman
= Rp500.000 + Rp42.000
= Rp542.000
Bagaimana bila pinjaman yang kamu ajukan lebih besar sehingga tenornya pun lebih panjang atau mencapai beberapa bulan. Prinsip cara menghitung bunga pinjaman online tetap sama. Mari lihat simulasi di bawah ini!
Misal kamu meminjam dana sebesar Rp1.500.000 ke fintech legal yang menetapkan bunga harian 0,3% atau sebesar 9% dalam sebulan.
Pokok pinjaman per bulan = Total pinjaman/Tenor
= Rp1.500.000/3 bulan
= Rp500.000/bulan
Bunga pinjaman per bulan = Pokok pinjaman x Bunga per bulan
= Rp1.500.000 x 9% per bulan
= Rp135.000/bulan
Dengan skema di atas jumlah cicilan per bulan yang perlu kamu bayarkan ialah:
Cicilan per bulan = Pokok pinjaman per bulan + Bunga pinjaman per bulan
= Rp500.000 + Rp135.000
= Rp535.000
Jadi, dalam tiga bulan, kamu akan harus membayarkan bunganya saja sebesar Rp405.000.
Jenis pinjaman online kerap menjadi pilihan sebab bisa cair tanpa jaminan dan proses pengajuannya cepat. Namun, dengan skema cara menghitung bunga pinjaman seperti di atas, kamu tentu perlu cermat saat akan mengajukan pinjaman.
Apalagi jika pinjaman tersebut ditujukan untuk modal bisnis. Perhitungan cicilannya tentu harus bisa dipenuhi oleh perputaran dana operasional bisnis.
Bunga pinjaman ke bank untuk modal usaha umumnya terbilang lebih rendah. Sayangnya, tidak semua pemilik usaha bisa mengaksesnya karena kendala berbagai kendala, salah satunya agunan.
Kalau kamu juga demikian, pertimbangkanlah penggunaan aplikasi POS seperti majoo yang tidak hanya hadir untuk memudahkan operasional bisnis, tetapi juga dibekali dengan fitur pembiayaan usaha. Mau tahu lebih lanjut? Klik di sini.