Mengapa Kita Perlu Tahu Ciri-Ciri Kelompok Sosial?

Ditulis oleh Ajar Pamungkas

article thumbnail

Apa saja ciri-ciri kelompok sosial yang mudah dikenali? Pentingkah bagi bisnis?

Tahukah kamu, apa saja yang menjadi ciri-ciri kelompok sosial? Eh, tapi tunggu dulu! Mengapa, sih, kita perlu tahu ciri-cirinya? Sebenarnya apa, sih, yang dimaksud dengan kelompok sosial itu sendiri? Bagaimana jika kita membahasnya bersama-sama? Yuk!

Apa yang Dimaksud dengan Kelompok Sosial?

Secara sederhana, kelompok sosial dapat diartikan sebagai sekumpulan orang dengan peran yang saling berkaitan dan ingin mencapai sebuah tujuan yang sama. Dalam kelompok sosial, setiap peran dianggap penting karena dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam bisnis, mengenali kelompok sosial yang satu dengan yang lain akan sangat membantu untuk memastikan keberhasilan kegiatan pemasaran. Pasalnya, kelompok-kelompok sosial ini dapat dijadikan target pemasaran, kan? Dengan mengenali ciri-cirinya, kita akan mudah untuk merancang kegiatan pemasaran yang sesuai dengan karakternya.

Baca juga: BPJS adalah Jaminan Sosial. Maksudnya Gimana, Sih?

Mengenal Ciri-Ciri Kelompok Sosial

Setidaknya, ada tiga ciri-ciri kelompok sosial yang bisa kita jadikan panduan untuk mengenali sebuah kelompok sosial. Apa saja, sih, ciri-ciri yang dimaksud tersebut? Yuk, langsung saja kita ulas satu per satu!

  • Memiliki Tujuan Bersama

Setiap kelompok sosial selalu berusaha untuk mencapai tujuan yang sama. Umumnya, tujuan ini akan sulit jika ingin dicapai secara individual. Wajar saja, kan, karena setiap orang toh memang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Nah, dengan membentuk sebuah kelompok sosial, orang-orang yang memiliki tujuan yang sama ini pun bisa saling melengkapi. Kekurangan salah satu orang, misalnya saja, bisa ditutupi oleh kelebihan orang yang lain.

Keberadaan tujuan bersama seolah menjadi pengikat yang mempersatukan sekumpulan orang ini. Karena tujuan yang ingin dicapai semua orang dalam satu kelompok tersebut sebenarnya sama, saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing pun menjadi ide yang sangat masuk akal, kan?

  • Menampilkan Interaksi yang Khusus

Setiap orang dalam sebuah kelompok sosial umumnya akan saling berinteraksi satu sama lain, inilah ciri-ciri kelompok sosial yang cukup mudah untuk dikenali. Wajar saja, sebenarnya, karena diikat oleh tujuan bersama, otomatis setiap individu di dalamnya pun akan saling berinteraksi demi mencapai tujuan tersebut.

Interaksi ini bisa dibilang memiliki karakter yang khusus karena hanya terjadi di dalam kelompok sosial itu saja. Ketika dihadapkan pada orang-orang dari kelompok sosial lainnya, misalnya saja, bisa jadi interaksi ini tidak akan muncul.

  • Bersama Menyusun Norma untuk Disepakati

Tujuan bersama saja tentu tak cukup untuk menjadi pengikat. Terkadang, dua orang yang berbeda bisa melakukan hal yang berkebalikan sekalipun memiliki tujuan yang sama, kan? Oleh karena itu, di dalam kelompok sosial umumnya akan didapati sebuah aturan main yang harus diikuti oleh semua orang di dalam kelompok tersebut.

Aturan main ini bisa berupa peraturan, norma, atau standar tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap anggota kelompok tersebut. Agar tak digunakan semena-mena, norma ini tidak disusun oleh satu pihak saja, tetapi juga melibatkan anggota lain. Sekali lagi, tujuan bersama menjadi dasar untuk menetapkan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi ini.

Baca juga: Contoh dan Peluang di Balik Perkembangan Ekonomi Digital

Apa Saja Jenis-Jenis Kelompok Sosial dan Contohnya

Setelah mengetahui ciri-ciri kelompok sosial, penasaran, tidak, ada apa saja, sih, jenis-jenis kelompok sosial dan contohnya? Setidaknya, ada lima pembagian jenis, lho! Apa saja, sih, langsung saja kita ulas, yuk!

1. Kelompok Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik

Dikemukakan oleh Emile Durkheim, kelompok solidaritas mekanik dan solidaritas organik merupakan pembagian jenis kelompok sosial berdasarkan latar belakangnya. Solidaritas mekanik disusun oleh orang-orang dengan latar belakang yang homogen dan umumnya memiliki kesadaran yang sama.

Sebaliknya, solidaritas organik terdiri dari kumpulan orang dengan latar belakang yang heterogen dan memiliki peran yang spesifik terkait pembagian tugas. Masyarakat desa bisa menjadi contoh kelompok solidaritas mekanik, sementara masyarakat kota merupakan contoh solidaritas organik.

2. Kelompok Paguyuban dan Patembayan

Pembagian jenis kelompok sosial menjadi paguyuban dan patembayan merupakan gagasan dari Ferdinand Tonnies yang menyatakan bahwa paguyuban adalah kelompok sosial dengan hubungan antaranggota yang tergolong intim, dan umumnya bersifat eksklusif, atau memiliki ketentuan jumlah anggota yang terbatas.

Kelompok sosial paguyuban dapat dipisah antara paguyuban menurut ikatan darah, asal daerah, dan juga kesamaan pikiran. Penggunaan fam di Indonesia Timur maupun marga di sebagian suku merupakan salah satu contoh kelompok sosial paguyuban menurut ikatan darah.

Sedikit berbeda, patembayan sifatnya kontraktual atau hanya sementara saja hingga tujuan bersama tercapai. Oleh karena itu, tujuan bersama dianggap lebih mengikat pada kelompok sosial patembayan. Serikat buruh di pabrik, misalnya saja, dapat menjadi contoh yang tepat untuk menggambarkan patembayan.

 Ada beberapa ciri-ciri kelompok sosial yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelompok tersebut.

3. Kelompok Primer dan Sekunder

Kelompok primer merupakan gagasan dari Charles Horton yang melihat bahwa di sejumlah kelompok sosial, anggotanya saling mengenal dan berinteraksi secara intens. Hubungan antaranggota dalam kelompok tersebut pun dianggap terus menjalin dan berlaku untuk jangka waktu yang panjang.

Berkebalikan dengan kelompok primer, kelompok sekunder yang digagas oleh Ellsworth Faris memiliki sifat yang lebih tertutup. Tidak semua anggota dalam kelompok tersebut saling mengenal sehingga interaksi yang dijalin pun tergolong kurang intens. Wajar, sebenarnya, karena hubungan dalam kelompok sekunder memang dijalin karena asas manfaat semata.

Baca juga: Analisis Laporan Keuangan dan Fungsinya dalam Bisnis

4. Kelompok In-Group dan Out-Group

Diperkenalkan oleh William Graham Summer, jenis-jenis kelompok sosial dan contohnya dibagi menjadi dua, in-group atau out-group.

Untuk kelompok sosial in-group, perasaan memiliki yang tertanam pada anggotanya bisa dibilang cukup ekstrem dan menjurus pada fanatisme. Suporter sepakbola yang bisa sangat marah ketika tim yang didukungnya kalah, misalnya saja, bisa menjadi contoh kelompok sosial yang satu ini.

Namun, jika kelompok in-group hanya menyalurkan fanatisme secara internal, kelompok out-group menyalurkannya keluar. Dalam kasus suporter sepak bola, contohnya saja, kelompok out-group dapat dilihat karakteristiknya dari kelompok suporter yang senang mengejek atau menjatuhkan klub sepak bola lain yang tak didukungnya.

Pada dasarnya, kedua kelompok ini sama-sama menjurus pada fanatisme, tetapi dengan model penyampaian yang berbeda.

5. Kelompok Keanggotaan dan Referensi

Pembagian kelompok sosial menjadi kelompok keanggotaan dan referensi merupakan gagasan dari Robert King Merton. Dalam penjelasannya, anggota kelompok keanggotaan hadir untuk berinteraksi secara fisik dengan anggota lainnya.

Situasi ini tidak terjadi pada kelompok sosial referensi yang bahkan tidak memiliki daftar anggota. Dengan kata lain, untuk masuk ke dalam kelompok sosial referensi, seseorang tidak pula mendaftar atau yang semacamnya, tetapi bisa dengan bebas masuk selama memiliki pemikiran atau tujuan bersama.

Dalam kelompok sosial keanggotaan, setiap anggota yang dimiliki bergabung secara resmi. Tak jarang pula anggota kelompok ini akan menempelkan atribut kelompok pada penampilannya. Kelompok OSIS atau karang taruna bisa menjadi contoh yang baik.

Jauh terbalik, kelompok sosial referensi tidak bergabung secara resmi dan orang-orang yang ada di dalamnya pun memang bukan orang yang ingin menjadi anggota. Hanya saja, mereka tetap menjadi anggota karena dalam kelompok sosial yang satu ini, mudah bagi anggotanya untuk menjadikan kelompok sosial lain sebagai acuan.

Kita bisa melihatnya melalui program-program yang menampilkan konten politik. Simpatisan yang tergabung dalam lingkaran politik tersebut secara tidak langsung menjadi anggota kelompok sosial referensi.

Nah, bagaimana? Sudah cukup jelas, kan, serba-serbi terkait ciri-ciri kelompok sosial? Tak perlu bingung mengapa seorang pelaku usaha harus memahami hal ini. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, mengenali kelompok sosial yang ada di sekitar dapat menjadi audiens target untuk kegiatan pemasaran.

Agar implementasi strategi bisnis dan kegiatan pemasaran lebih efektif, coba gunakan layanan aplikasi majoo yang memang sudah didesain untuk mempermudah pengelolaan bisnis. Mulai dari mencatat setiap transaksi yang masuk dengan tepat, akurat, dan otomatis, aplikasi majoo juga dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan lainnya.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo gunakan apliaksi majoo sekarang juga!

Baca juga: Menilik Lebih Dalam Apa Itu Komunikasi Pemasaran

Referensi:

  • https://www.brainacademy.id/blog/kelompok-sosial
  • https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221110171130-569-872186/kelompok-sosial-pengertian-ciri-macam-dan-contohnya

Sumber Gambar: 

  • Freepik.com

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo