Fakta bahwa deposito adalah instrumen investasi yang menarik untuk dicoba memang bukanlah sesuatu yang salah. Namun, apakah deposito dapat disebut instrumen investasi yang paling baik dalam memberikan keuntungan? Eits, jangan terburu-buru menjawabnya tanpa mengetahui dengan pasti pengertian dari deposito itu sendiri.
Menyelam dalam dunia investasi bisnis memang menjadi pilihan yang kian hari kian diminati. Bagaimana tidak? Dengan tingkat kesejahteraan dan aktivitas ekonomi yang terus meningkat, wajar bila kebanyakan orang mencoba mencari sumber pendapatan baru untuk memutar harta yang dimilikinya, dan investasi memang mampu menjadi jawaban untuk kebutuhan tersebut.
Di antara banyak bentuk serta instrumen investasi, deposito kerap disebut sebagai instrumen investasi yang paling baik untuk dilakukan. Namun, apakah memang benar demikian? Sebenarnya, apa itu deposito? Mengapa instrumen investasi yang satu ini dapat memunculkan anggapan tersebut?
Yuk, simak lebih lanjut penjelasannya!
Baca Juga: Mengenal Bunga Deposito: Cara Menghitung dan Contohnya
Pengertian Deposito
Sesungguhnya, ada banyak sekali pengertian deposito yang mudah untuk dipahami. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), misalnya saja, menjelaskan deposito sebagai uang yang disimpan dalam rekening atau hak atas saldo uang bagi mereka yang menyimpan uangnya di bank.
Tak jauh berbeda, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK juga menjabarkan deposito sebagai simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai lembaga yang memang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan, pemantauan, serta penyidikan kegiatan ekonomi serta badan ekonomi lainnya, OJK juga mencantumkan karakteristik yang dimiliki deposito pada pengertian yang diberikannya.
Menurut OJK, deposito memiliki tiga karakteristik utama:
- Deposito hanya dapat dicairkan setelah jangka waktu yang ditetapkan berakhir;
- Deposito yang memasuki masa jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis dengan skema automatic roll over (ARO);
- Deposito dapat dilakukan dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing.
Pada dasarnya, pengertian yang diberikan Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kedua pengertian yang telah dicantumkan di atas merujuk pada kegiatan penyimpanan uang yang dilakukan oleh seseorang, baik di dalam rekening maupun di bank, dengan metode tertentu yang membutuhkan ketentuan maupun syarat khusus.
Jika dilihat dari pengertiannya secara umum, tak heran jika muncul anggapan bahwa deposito adalah instrumen investasi terbaik yang bisa dilakukan oleh seseorang. Anggapan tersebut belum tentu benar, memang, tetapi tetap dapat diterima karena deposito memang termasuk salah satu bentuk investasi yang paling mudah untuk dilakukan.
Siapa pun yang ingin melakukan deposito cukup membuat rekening khusus di bank dan memenuhi ketentuan atau syarat yang telah ditetapkan. Umumnya, ketentuan ini menyangkut saldo minimal yang harus disimpan dan juga jangka waktu pencairannya.
Pun demikian, syarat dan ketentuan deposito dipengaruhi pula dari jenis yang dimilikinya. Agar lebih mudah dipahami, mari kita bahas bersama-sama tiga jenis deposito yang paling sering dimanfaatkan sebagai instrumen investasi.
Baca Juga: 9 Contoh Investasi Jangka Pendek yang Wajib Diketahui
Jenis-Jenis Deposito yang Paling Umum
Tergantung dari sifat dan karakter yang dimilikinya, deposito dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda. Sesungguhnya, ada banyak sekali jenis deposito yang bisa dicoba sebagai instrumen investasi, akan tetapi untuk saat ini kita hanya akan membahas tiga jenis deposito yang paling umum dilakukan dan juga alasan mengapa ketiga jenis deposito ini kerap dijadikan pilihan.
1. Deposito berjangka adalah …
Deposito berjangka adalah jenis deposito yang paling banyak diminati oleh masyarakat, dan karenanya menjadi salah satu jenis deposito yang paling sering ditawarkan pula ketika seorang nasabah mengunjungi bank maupun lembaga keuangan lainnya.
Alasan utama deposito berjangka memiliki begitu banyak peminat adalah banyaknya ragam variasi rentang waktu pencairan yang dimilikinya. Perlu diingat kembali bahwa salah satu karakteristik deposito adalah pencairannya yang hanya bisa dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan dan disepakati terlebih dahulu sebelumnya.
Dengan kata lain, saat melakukan investasi dalam bentuk deposito, seseorang harus merelakan uang yang dimilikinya mengendap di rekening tanpa bisa ditarik atau dicairkan sebelum masa jatuh tempo. Ditambah dengan adanya ketentuan saldo minimal, sesungguhnya memutuskan untuk membuka rekening deposito bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Apabila tidak memiliki pos keuangan yang dingin, maksudnya anggaran yang memang tidak akan mengganggu aktivitas maupun operasional bisnis ketika dibekukan dan tak dapat digunakan, lamanya waktu pencairan akan menjadi pertimbangan serius yang harus dipikirkan dengan baik sebelum melakukan deposito.
Gawat juga, kan, apabila seseorang sudah terlanjur membuka rekening deposito dengan masa jatuh tempo satu tahun, sementara di bulan ketiga atau keempat orang tersebut menghadapi sesuatu yang membuatnya harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar? Karena alasan tersebut, deposito berjangka yang memberikan banyak pilihan rentang pencairan menjadi andalan.
Pilihan rentang waktu umumnya berkisar antara tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, atau satu tahun. Dengan skema tersebut, mereka yang tidak memiliki uang dingin dengan jumlah yang besar dapat memilih rentang waktu pencairan yang paling dekat, misalnya saja tiga bulan, sehingga apabila sewaktu-waktu perlu mengeluarkan uang dalam jumlah besar, tak perlu menunggu terlalu lama pula untuk mencairkan deposito yang dimiliki.
Ditambah lagi, deposito yang memasuki masa jatuh tempo juga dapat diperpanjang sesuai ketentuan. Dengan demikian, apabila tidak ada keperluan yang membutuhkan pengeluaran dalam jumlah besar, orang tersebut bisa memilih untuk memperpanjang masa depositonya dan mengumpulkan lebih banyak keuntungan dari bunga yang diterima.
Alasan lain deposito berjangka adalah pilihan andalan banyak orang terletak pada suku bunganya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan menyimpan uang di rekening umum. Jadi, jika memang tidak ada keperluan khusus dalam waktu dekat, tak ada salahnya menyimpan uang dalam rekening deposito, alih-alih menyimpanya di rekening umum.
Baca Juga: Mari Belajar Cara Investasi Reksadana untuk Pemula!
2. Sertifikat deposito adalah …
Berbeda dengan deposito berjangka, keunggulan dari sertifikat deposito yang membuatnya banyak diminati tidak terletak pada kemudahan atau pilihan rentang waktu pencairan dana, tetapi pada sifatnya yang dapat diperjualbelikan.
Karena deposito umumnya memiliki ketentuan dan syarat khusus untuk pencairan dana, sementara kebutuhan setiap orang bisa sangat beragam dan muncul sewaktu-waktu, tak sedikit pula orang yang enggan untuk melakukan investasi dalam bentuk deposito sekalipun keuntungan yang diberikan cukup besar, stabil, dan juga aman.
Namun, bagaimana jika deposito yang dilakukan tersebut berbentuk sertifikat dan sewaktu-waktu dapat dijual kepada pihak lain dengan nilai yang sudah disepakati bersama? Yap, benar sekali! Kira-kira seperti inilah cara kerja sertifikat deposito.
Karena dapat diperjualbelikan dan dipindahtangankan ke pihak lain, sertifikat deposito adalah pilihan yang masuk akal bagi mereka yang memiliki keterbatasan dana dalam melakukan deposito. Sekalipun deposito itu sendiri tidak dapat dicairkan di luar waktu jatuh temponya, deposito tersebut tetap bisa ‘dicairkan’ dengan cara dijual ke pihak lain.
Dengan sifat yang sangat unik dan menarik ini, orang pun tidak akan segan untuk melakukan deposito tanpa perlu khawatir tiba-tiba muncul kebutuhan dana dalam jumlah yang segar. Apabila situasi tersebut memang terjadi, dan masa jatuh tempo pencairan deposito masih cukup lama, sertifikat deposito tersebut dapat dijual sehingga tetap ada dana segar untuk mengatasi kebutuhan uang dalam jumlah besar.
Namun, pahami terlebih dahulu bahwa pihak yang menjual sertifikat deposito yang dimilikinya sudah tidak lagi berhak untuk menerima bunga atau hasil pengembangan dana yang telah didepositokan tersebut karena status kepemilikannya sudah berpindah tangan kepada pihak pembeli sertifikat deposito.
Selain itu, karena proses jual beli sertifikat deposito merupakan aktivitas yang berbeda dari deposito itu sendiri, bukan tidak mungkin harga jual dari sertifikat deposito yang dimiliki menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai sertifikat itu sendiri. Semakin tinggi urgensi untuk kebutuhan yang harus dipenuhi, semakin kecil pula nilai tawar yang dimiliki oleh pihak penjual sertifikat deposito terhadap proses jual beli yang akan dilakukan.
3. Deposito on call adalah …
Jika deposito berjangka memiliki pilihan waktu pencairan yang beragam, sementara sertifikat deposito merupakan simpanan yang dapat diperjualbelikan kepada pihak lain, lalu apa itu deposito on call?
Sesungguhnya, keunggulan yang dimiliki oleh deposito on call tak jauh berbeda dengan deposito berjangka, yaitu pada rentang waktu pencairannya. Bedanya, jika deposito berjangka umumnya hanya dapat dicairkan setelah setidaknya tiga bulan, deposito on call memiliki rentang waktu yang lebih singkat lagi.
Berbeda dari jenis-jenis deposito lainnya, deposito on call dapat segera dicairkan dalam rentang waktu satu minggu atau satu bulan, tergantung dari ketentuan yang telah disepakati. Meski demikian, deposito on call kurang populer di masyarakat awam karena umumnya jenis deposito yang satu ini membutuhkan penyimpanan uang dengan saldo minimal yang sangat besar.
Mengingat investasi sebaiknya hanya dilakukan dengan uang dingin atau dana yang memang tidak dianggarkan untuk keperluan lain apa pun, tak semua orang dapat melakukan deposito on call karena keterbatasan dana yang dimilikinya. Meski demikian, bagi mereka yang memang memiliki anggaran tak terpakai dalam jumlah yang sangat besar sekali, jelas deposito on call akan lebih menarik perhatian jika dibandingkan dengan jenis deposito lain.
Di samping itu, meski deposito on call tidak membutuhkan rentang waktu yang lama untuk pencairan, besarnya nilai deposito yang dilakukan mengharuskan nasabah menghubungi bank terlebih dahulu sebelum melakukan pencairan dana. Jika tidak, besar kemungkinan proses pencairan akan ditolak karena bank tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan uang sejumlah nilai deposito on call tersebut.
Baca juga: Memahami Sistem dan Manfaat Akuntansi Perbankan
Benarkah Deposito adalah Instrumen Investasi Terbaik?
Setelah memahami apa itu deposito dan juga jenis-jenis yang dimilikinya, kita dapat kembali pada pertanyaan awal, “Apakah deposito benar-benar menjadi pilihan instrumen investasi terbaik yang bisa dilakukan?”
Tentu saja jawabannya akan berbeda-beda untuk setiap orang. Bagi mereka yang memang mampu memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan, deposito dapat menjadi pilihan investasi yang aman dan menguntungkan. Namun, bagi mereka yang memiliki keterbatasan dana, jenis investasi ini bisa jadi sangat berisiko dan dapat mengganggu arus kas yang dikelola.
Dengan kata lain, deposito adalah instrumen investasi yang paling mudah untuk dilakukan, tetapi tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk berinvestasi. Faktanya, bunga yang diberikan oleh bank untuk rekening deposito memang lebih besar jika dibandingkan dengan rekening umum.
Oleh karena itu, apabila memang ada kelebihan uang yang belum dimasukkan dalam pos pengeluaran tertentu, tak ada salahnya ditabung dalam rekening deposito, alih-alih rekening biasa. Dengan cara ini, deposito bisa menjadi tabungan jangka panjang yang menguntungkan.
Namun, perlu diingat pula bahwa pemberian bunga dilakukan dalam bentuk persentase, sehingga besarnya keuntungan yang bisa diperoleh dari tabungan deposito akan sangat dipengaruhi oleh besarnya saldo yang disimpan dalam rekening tersebut.
Deposito dengan nilai yang kecil mungkin tidak akan terasa terlalu menguntungkan karena persentase yang dihitung sebagai bunga akan sama kecilnya, sementara rentang waktu pencairannya akan tetap lama jika deposito yang dipilih merupaka deposito berjangka. Pertimbangkan dengan baik seluruh rencana anggaran yang dimiliki sebelum memutuskan untuk melakukan investasi dalam bentuk deposito.
Lain cerita jika pemilik usaha ingin melakukan investasi dalam bentuk kemudahan pengelolaan operasional bisnis. Untuk yang satu ini, pemilik usaha dapat menggunakan aplikasi majoo yang sudah dilengkapi dengan banyak sekali fitur unggulan yang dapat diandalkan. Mulai dari pencatatan keuangan secara akurat dan otomatis, misalnya saja, aplikasi majoo juga menawarkan kemudahan dalam mengatur stok opname serta pemesanan ulang bahan baku yang mulai menipis.
Menarik sekali, kan?! Yuk, langsung saja berlangganan layanan aplikasi majoo!
Baca juga: Pengertian, Manfaat, dan Risiko Investasi