Distributor: Fungsi, Jenis, dan Contoh

Ditulis oleh Andiana Moedasir

article thumbnail

Memahami bedanya definisi distribusi, distributor, dan supplier.

“Daripada jadi retailer mending jadi agen aja.”

“Masih mikir nih, mendingan jadi distributor atau supplier ya?”

“Modal cekak, bisanya cuma jadi reseller. Belum sanggup jadi agen.”

Sering mendengar perbincangan tersebut? Ya, kamu melihat ada banyak istilah yang serupa tapi tak sama, yakni distributor, supplier, agen, reseller, dan retailer. Istilah yang sering disalahartikan hanya karena kemiripannya.

Semuanya memang berhubungan dengan kegiatan menyalurkan barang alias distribusi. Eh, lalu apa bedanya distributor dan distribusi?

Sebelum pertanyaannya semakin banyak, mari kita pelajari setahap demi setahap, ya.

Baca Juga: Kegiatan Distribusi: Tujuan, dan Manfaatnya dalam Bisnis 

Definisi

Kita awali bahasan kali ini dengan definisi istilah. Dengan ini, kamu akan lebih mampu memahami ruang lingkup dan batasan dari distributor.

Apa itu Distribusi ?

Distributor memiliki kata dasar dari bahasa Inggris, yakni “distribute” yang berarti “menyalurkan, menyebarkan.” Dalam bahasa Indonesia istilah ini biasa disebut dengan “distribusi.”

Menurut Subagyo, Nur, dan Indra dalam bukunya Akuntansi Manajemen Berbasis Desain (2018) menyatakan bahwa distribusi merupakan perpindahan barang/jasa dari sumber sampai ke konsumen akhir melalui saluran distribusi (distribution channel).

Alur pembayarannya bergerak dengan arah sebaliknya yakni dari konsumen ke produsen asli atau pemasok dari barang/jasa tersebut.

Sedangkan Arif (2018) dalam tulisannya di Supply Chain Management mengartikan distribusi sebagai usaha mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan.

Lalu apa perbedaan distribusi dan distributor?

Apa itu Distributor ?

Jika distribusi adalah bentuk kegiatannya, maka distributor adalah pihak yang melakukan kegiatan distribusi tersebut. Terlihat ya bedanya. Distributor adalah pelaku distribusi.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang (Permendag 22/2016) dalam pasal 1 Angka 8 mendefinisikan distributor sebagai pelaku usaha distribusi yang bertindak atas namanya sendiri dan atas penunjukkan dari produsen atau supplier atau importir berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan pemasaran barang.

Untuk membedakan distributor dengan istilah lain, ada beberapa hal kunci yang merupakan ciri khas distributor:

  • Hubungan dengan produsen: langsung
  • Hubungan dengan konsumen: tidak langsung
  • Besaran barang/jasa: menyalurkan dalam jumlah sangat besar
  • Bentuk barang/jasa: barang jadi

Distributor mendapatkan keistimewaan berupa harga khusus dari produsen karena membeli dalam jumlah besar. Dari sinilah distributor memperoleh keuntungan mereka. 

Apa itu Supplier ?

Saat ini, banyak orang yang menyamakan supplier dengan distributor. Padahal keduanya memiliki perbedaan yang jelas sekali, yakni: barang yang disalurkan.

Para ahli berpendapat bahwa pengertian supplier adalah suatu perusahaan atau perorangan yang menjual bahan mentah yang diperlukan oleh perusahaan lain agar bisa diolah menjadi suatu produk yang siap dijual.

Untuk membedakan supplier dengan istilah lain, ada beberapa hal kunci yang merupakan ciri khasnya:

  • Hubungan dengan produsen: langsung
  • Hubungan dengan konsumen: tidak ada
  • Besaran barang/jasa: menyalurkan dalam jumlah sangat besar
  • Bentuk barang/jasa: barang mentah

Distributor hanya fokus menyalurkan produknya kepada pengecer agar bisa disalurkan ke konsumen akhir. Sedangkan supplier menjual bahan baku kepada perusahaan yang memerlukan bahan mentah agar diolah menjadi barang jadi.

Contoh distributor: Wilmar Group (eksportir), CV Adi Jaya Logistic (importir)

Apa itu Agen ?

Definisi agen dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22/M-DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang (Permendag 22/2016) dalam pasal 1 Angka 10.

Menurut aturan tersebut afen didefinisikan sebagai pelaku usaha distribusi yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya (prinsipal) berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan pemasaran.

Untuk membedakan agen dengan istilah lain, ada beberapa hal kunci yang merupakan ciri khasnya:

  • Hubungan dengan produsen: tidak ada
  • Hubungan dengan konsumen: tidak langsung, agen berada di antara distributor dan pengecer/retailer
  • Besaran barang/jasa: menyalurkan dalam jumlah besar
  • Bentuk barang/jasa: barang jadi

Keuntungan agen didapat dari komisi penjualan atau selisih harga beli dari distributor dengan harga yang ditawarkan ke pengecer/retailer.

Contoh agen: agen Citilink, agen gas LPG, agen Tupperware, agen galon air mineral, agen beras, dan sebagainya.

Apa itu Retailer ?

Retailer menempati posisi yang sama dengan agen namun memiliki beberapa perbedaan.

Untuk membedakan retailer dengan istilah lain, ada beberapa hal kunci yang merupakan ciri khasnya:

  • Hubungan dengan produsen: tidak ada
  • Hubungan dengan konsumen: langsung
  • Besaran barang/jasa: membeli dalam jumlah besar, dijual dengan jumlah yang lebih kecil
  • Bentuk barang/jasa: barang jadi

Berbeda dengan distributor dan agen, biasanya retailer diperbolehkan menjual barang dari produsen berbeda.

Selisih harga dari agen dengan harga yang ditawarkan langsung ke konsumen merupakan keuntungan retailer.

Contoh retailer: Alfamart, Indomaret, Matahari Departemen Store, Lotus, bahkan warung dekat rumah, dan sebagainya.

Apa itu Reseller ?

Retailer menempati posisi yang setara dengan retailer namun memiliki beberapa perbedaan.

Untuk membedakan reseller dengan istilah lain, ada beberapa hal kunci yang merupakan ciri khasnya:

  • Hubungan dengan produsen: tidak ada
  • Hubungan dengan konsumen: langsung
  • Besaran barang/jasa: membeli dengan jumlah kecil
  • Bentuk barang/jasa: barang jadi

Berbeda dengan retailer, jumlah barang yang dibeli reseller biasanya sangat kecil. Produk langsung ditawarkan kepada konsumen dengan sedikit mark-up sebagai keuntungan. Reseller biasanya menjual satu jenis produk ataupun beragam.

Sistem penjualannya bisa dibeli putus dari retailer atau dropship. Dropshipper membeli barang dari retailer namun proses pengirimannya sampai pada konsumen dilakukan oleh retailer/agen.

Contoh reseller: reseller Ms Glow, reseller produk hijab, reseller makanan, dan sebagainya.

7 Fungsi Distributor

Sudah jelas bukan perbedaan dari beragam istilah yang sering melekat pada kegiatan distribusi? Jika ya, mari kita kembalikan fokus kita untuk membahas mengenai distributor.

Sebagai penyalur barang/jasa ada beberapa fungsi atau tugas yang dilakukan oleh pelaku distribusi atau distributor. Berikut ini adalah 7 fungsi distributor dalam rantai pasokan (supply chain):

  1. Pembeli. Distributor berfungsi sebagai pembeli barang/jasa dari produsen secara langsung. Kemudian, produk disalurkan kepada agen.
  2. Penyimpan. Barang yang dibeli distributor, disimpan dalam beberapa waktu sebelum disalurkan. Itulah mengapa distributor harus memiliki gudang jika membeli produk berupa barang.
  3. Penjual. Barang/jasa yang dibeli kemudian dijual kembali kepada agen. Di proses inilah seorang distributor mendapatkan keuntungan.
  4. Pengangkut. Dalam fungsi ini, distributor melakukan kegiatan pemindahan barang dari gudang miliknya ke pembeli. Ongkos angkut biasanya dimasukkan ke dalam harga jual.
  5. Pemilah. Distributor membeli produk dalam jumlah besar sekali. Karenanya distributor harus melakukan klasifikasi untuk memilah-milah produk sesuai jenis, ukuran, dan spesifikasi lainnya.
  6. Pemberi informasi. Distributor sebagai penyalur menjadi perpanjangan tangan produsen dalam menyampaikan informasi produk/jasa yang disalurkan. Mulai dari info produk, detail, harga, ketersediaan, dan syarat yang berlaku.
  7. Promosi. Distributor membantu produsen dalam mempromosikan produk yang dijual. Misalnya potongan harga, informasi produk yang akan diluncurkan, dan sebagainya.

Dari 7 fungsi di atas, nyata adanya bahwa tugas distributor tak hanya mengantarkan barang. Melainkan melakukan fungsi yang lebih beragam. Dengan itu, distributor membuat kegiatan ekonomi jadi lebih dinamis.

 Ada beberapa jenis distributor yang patut kamu ketahui

Jenis Distributor

Distributor dikelompokkan menjadi 3 jenis bedasarkan proses distribusinya.

  • Distributor barang. Perorangan atau badan usaha yang menyalurkan barang. Proses distribusinya, barang tersebut diperoleh langsung dari produsen yang disalurkan kepada agen.

Contoh distributor barang: PT Suri Nusantara Jaya (produk daging segar dan olahan), PT Oscar Tunastama (produk lampu outdoor maupun indoor), PT Sahabat Ana Grup (produk material konstruksi seperti pipa, PVC, dan produk material lainnya).

  • Distributor jasa. Perorangan atau badan usaha yang menyalurkan jasa. Pada proses distribusinya, jasa disalurkan langsung pada konsumen akhir tanpa perantara pihak lainnya.

Contoh distributor jasa: PT BNI Tbk (jasa keuangan), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (jasa komunikasi), PT Bank Central Asia Tbk (jasa keuangan), dan sebagainya.

  • Distributor perorangan. Mirip dengan distributor jasa, namun pelakunya bukan badan usaha. 

Proses distribusinya dari produsen langsung kepada konsumen akhir yang dilakukan perorangan. Jenis ini sering diterapkan oleh bisnis dengan pola multilevel marketing (MLM).

Contoh distributor perorangan: Amway, Herbalife Ltd., Natura Cosmetics SA, Oriflame, Tupperware Corporation, dan sebagainya.

Bisnis Distributor

Kalau kamu pernah bertanya, “Warung dan minimarket ini beli barang dari mana, ya?” Atau ketika kamu mengamati beberapa truk yang parkir dan sibuk menurunkan barang di depan minimarket, kamu berpikir, “Apakah ini pekerja mereka belaka atau kerja sama dengan pihak lain?”

Jawabannya adalah bisnis distributor. Kunci dari bisnis distributor adalah menjadi penyambung antara produsen dan penjual. Bisnis yang tak berurusan dengan proses produksi.

Jika melihat di kotamu belum ada distributor yang mengedarkan sebuah produk, maka di situ ada peluang untuk membangun bisnis distributor.

Memang modalnya tak sedikit. Namun jika kamu berpotensi menyewa atau memiliki gudang, maka bisnis distributor bisa menjadi pilihan.

Ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan jika menjalani bisnis distributor, yaitu:

  1. Tidak terbebani dengan biaya produksi. Ini berarti kerugian menjadi lebih kecil dari risiko gagal produksi, dan sebagainya.
  2. 2. Margin kecil, tapi pasti. Margin bisnis distributor diambil dari potongan harga dari produsen. Memang tak besar per itemnya. Namun bisa dibayangkan jika produk yang disalurkan berjumlah sangat banyak dengan sebaran yang luas.
  3. Tak ada biaya marketing produk. Marketing produk sepenuhnya menjadi tanggung jawab produsen.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pelaku usaha yang memiliki modal besar dan memilih jenis usaha distributor sering menjadi orang kaya baru. Saking menjanjikannya jenis usaha ini.

Walau demikian, ada beberapa hal yang menjadi kelemahan dari bisnis distributor. Ini beberapa di antaranya:

  • Membutuhkan modal yang cukup besar untuk memasok produk.
  • Membutuhkan gudang penyimpanan.
  • Produk memiliki masa kedaluwarsa.
  • Bertanggung jawab atas banyak hal seperti pengemasan, kecepatan pengiriman, penerimaan komplain, dan sebagainya.

Bisnis Distributor: Apa Itu Distributor Tunggal?

Menjadi distributor tunggal merupakan celah salah satu peluang usaha yang cukup menggiurkan. Mengapa?

Hal itu dikarenakan potensi keuntungan yang relatif besar, bisnisnya dapat dijalankan dengan mudah, serta jenis usaha yang berkembangnya sangat cepat.

Definisi

Distributor tunggal ialah sebuah badan usaha yang mendapatkan hak eksklusif dari pihak produsen untuk menyalurkan produknya dalam jangkauan wilayah tertentu.

Perjanjian ini mengikat, artinya tak akan ada distributor produk yang sama di wilayah yang disepakati. Kamu akan menjadi satu-satunya distributor di area tersebut.

Keuntungan

Sebagai distributor tunggal tak akan mendapati pesaing di wilayah yang kamu kuasai. Pesaing yang dimaksud adalah distributor yang menyalurkan produk dari produsen yang sama.

Keuntungan yang didapatkan distributor tunggal dari perjanjian ini adalah bisa mendapatkan harga khusus. Sehingga produk bisa dijual kembali ke retailer dengan harga pasaran.

Walau terlihat mudah, kunci sukses dari bisnis distributor tunggal ini sangat bergantung pada etos kerja dan manajemen dalam perusahaan. Semakin profesional dan dapat dipercaya maka cuan makin besar.

Kunci Sukses Menjadi Distributor

Jika kamu berminat melakoni bisnis distributor, berikut ini adalah strategi distributor yang bisa diterapkan agar usahamu menjadi berkembang.

Mempunyai Rantai Distributor

Proses distribusi itu panjang dan melelahkan jika kamu sebagai pelaku tunggal. Karenanya dibutuhkan cabang distribusi yang tersebar di wilayah yang dibutuhkan.

Hal ini membuat bisnis lebih dikenal dan akses ke pelanggan menjadi lebih cepat.

Walau untuk mengembangkan cabang distribusi itu tidak mudah dan membutuhkan modal yang tak sedikit, namun seiring waktu justru keuntungan lebih besar akan diraih.

Selalu Menawarkan Harga yang Menarik

Tau kan kesukaan konsumen? Ya, harga murah, produk bagus. Dengan banyak promo dan potongan harga, konsumen akan tak segan-segan mengeluarkan uang untuk membeli produk.

Misalnya, kamu menawarkan potongan harga untuk beberapa produk yang baru diluncurkan. Dengan ini, distribusi produk menjadi lebih cepat dan luas.

Kecepatan Memutar Barang

Tantangan yang dihadapi para distributor adalah memutar barang dengan cepat. Apa artinya? Maksudnya adalah menghabiskan barang dalam gudang agar cepat sampai ke tangan konsumen.

Selain memberi penawaran menarik pada agen, kamu juga bisa bekerja sama dengan distributor di bawahmu. 

Tak cuma itu, terapkan juga sistem dropshipper, reseller, serta affiliate program untuk memberdayakan konsumen sendiri membantu menyalurkan barang.

Ini akan membantu produk yang ada di gudang menjadi cepat keluar dan memberi kesempatan untuk masuknya produk baru. Semakin cepat perputaran produk, semakin besar keuntungan yang diraih.

Berikan Garansi Produk

Garansi produk dapat menjadi salah satu strategi agar pelanggan melakukan pemesanan berulang (repeat order). Misalnya mengganti barang yang rusak, dan sebagainya.

Adanya garansi produk membuat pelanggan lebih tenang dalam bertransaksi. Perasaan nyaman ini membuat mereka akan menjadi setia berbisnis denganmu.

Proses Belanja yang Mudah

Distributor perlu memastikan proses pembelian yang mudah dilakukan. Misalnya dengan membuka proses pemesanan produk secara online.

Kemudahan ini juga meliputi proses pembayaran. Misalnya boleh membayar setengah dahulu, sehingga pelunasan bisa dibayar dengan tempo.

Pelayanan Terbaik

Pelanggan membutuhkan kemudahan akses dalam mengontak perusahaan distributor. Karenanya kamu perlu menyediakan contact center untuk memudahkan pelanggan bertanya mengenai status pengiriman produk dan informasi produk baru.

Tak hanya itu, jika bisnismu mudah dihubungi maka pelanggan bisa langsung  menyampaikan saran, bahkan untuk mengeklaim masalah.

Tentu saja kamu tidak menginginkan komplain pelanggan menjadi viral di media sosial hanya karena kamu tak bisa dihubungi berkali-kali, kan?

Baca Juga: Perbedaan Pajak dan Retribusi yang Harus Dipahami 

Kemampuan Dasar Seorang Distributor

Bisnis distributor harus diampu oleh pelaku usaha yang memiliki kompetensi khusus.

Negosiasi

Hal yang utama adalah kemampuan negosiasi dengan produsen. Kemampuan ini dibutuhkan agar kamu dapat menjual produk dengan harga pasar sehingga margin yang kamu dapatkan juga tinggi.

Manajemen Logistik

Kamu bertanggung jawab untuk mengambil barang dari produsen, menyimpannya di gudang yang kamu miliki, dan mengirimkannya secara tepat waktu kepada klien.

Dengan manajemen logistik, pengiriman bisa dilakukan secara tepat waktu. Ketepatan dan kecepatan ini membuat pelanggan menjadi setia.

Key Account Management

Kemampuan ini adalah suatu usaha untuk membangun hubungan yang baik dan sustainable dengan klien. 

Pareto Principles menyatakan bahwa 80% dari pendapatan bisnis 20%-nya adalah faktor pelanggan yang hubungannya baik.

Kemampuan Komunikasi dan Bahasa

Kompetensi ini diperlukan agar dapat menjalin relasi yang baik. Relasi ini mencakup hubungan dengan produsen, tim distributor yang ada di bawahmu, konsumen, maupun calon konsumen.

Bisa dibayangkan jika kemampuan ini dibarengi dengan bertambahnya jenis bahasa yang dikuasai. Pelanggan tentu akan lebih senang jika pendekatannya lebih personal, yakni dengan bahasa yang biasa dipakai olehnya sehari-hari.

Kesimpulan

Pada akhirnya, dengan kemampuan dan keterampilan yang baik, strategi distribusi yang mudah dijalankan, serta ketepatan membaca peluang, maka bisnis distributor besar peluangnya untuk bisa berkembang.

Dari paparan ini, distribusi tak hanya sekadar proses pengantaran barang. Lebih dari itu, di dalamnya ada peluang bisnis yang menggiurkan jika dijalankan dengan tepat. Apakah kamu berminat menjajakinya, Majoopreneurs?

Tidak ada salahnya kamu belajar lebih jauh tentang mata rantai bisnis ini. Bersama majoo, kamu bisa menjadi pebisnis UMKM yang tangguh dengan membaca banyak artikel bisnis di sini, lalu mempraktikkannya. Setuju?

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo