Jasa titip atau jastip adalah salah satu usaha di bidang jasa yang cukup menarik. Pasalnya, bisnis ini bisa dijalankan dengan santai sebagai hobi semata, tetapi juga bisa dilakukan dengan sangat serius.
Namun, bagaimana jika memang ada yang ingin serius bergerak di bidang ini? Apakah jastip memang benar-benar dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan? Lalu, karena toh gagasan bisnis ini muncul dari hobi, apakah benar modal usaha yang dibutuhkan juga tak terlalu besar?
Nah, daripada bingung bertanya-tanya sendiri, bagaimana jika kita bahas saja serba-serbi terkait usaha jasa yang satu ini dengan lebih mendalam? Sudah siap? Yuk, langsung saja kita mulai pembahasannya!
Jastip adalah …
Apa itu jasa jastip? Secara singkat kita dapat menjelaskan jasa ini sebagai upaya untuk membelikan barang yang diinginkan seseorang dari daerah tertentu yang berada di luar domisilinya.
Awalnya, usaha ini tidak muncul sebagai bisnis, tetapi sekadar bantuan untuk membelikan produk khas suatu daerah ketika ada yang bepergian ke daerah tersebut saja. Namun, kini jastip adalah salah satu bidang usaha yang benar-benar ditekuni secara serius.
Jika dulu mungkin dulu seseorang yang membuka jasa titip beli ini mungkin bepergian ke suatu daerah untuk urusan tertentu, misalnya saja berlibur atau perjalanan dinas, sekarang ada beberapa orang yang memang secara sengaja mengunjungi suatu daerah untuk membeli suatu produk, tanpa ada niatan untuk menyelesaikan urusan lain apa pun.
Saking seriusnya, beberapa pelaku usaha yang bergerak di bidang ini bahkan sengaja membuat personal branding bahwa dirinya memang kerap bepergian ke satu daerah secara khusus, sehingga pelanggan dapat menitip produk khas daerah tersebut dengan lebih aman dan nyaman karena pelaku usaha memang sudah terbiasa berbelanja di daerah tersebut dan bisa menemukan produk yang diinginkan dengan harga yang lebih murah.
Bagaimana Cara Promosi Jastip?
Sama seperti banyak bisnis lainnya, agar usaha bisa laku keras, kegiatan pemasaran pun menjadi sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Pertanyaannya, bagaimana cara promosi jastip?
Jangan berpikir terlalu sulit, sekalipun sifat bisnisnya mungkin terasa unik dan berbeda, sebenarnya tidak sulit juga untuk mempromosikan bisnis ini.
Salah satu cara promosi jastip yang paling sering dilakukan adalah dengan melakukan personal branding di media sosial. Dengan rutin memposting kegiatan saat bepergian ke suatu daerah, mereka yang bergerak di bisnis ini dapat membangun brand awareness, sehingga ketika ada follower yang ingin membeli produk tertentu dari daerah tersebut, namanya akan menjadi yang pertama melintas di kepala.
Di samping itu, media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk memberi tahu pelanggan periode untuk menitip suatu produk yang diinginkan. Karena alasan-alasan inilah media sosial pun kerap digunakan sebagai media promosi bagi mereka yang bergerak di bidang ini.
Selain media sosial, sistem pre-order di marketplace digital juga dapat menjadi media promosi untuk memberi tahu pelanggan periode waktu yang bisa digunakan untuk menitip produk. Yap, dibandingkan dengan media konvensional, platform atau media digital memang lebih sesuai untuk memasarkan usaha jastip.
Baca juga: Tokopedia Paylater adalah Bentuk Kenikmatan Belanja Online
Bagaimana Cara Menentukan Biaya Jastip?
Berapa biaya jasa titip? Wah, terus terang tidak ada patokan yang jelas untuk biaya jasa titip karena setiap pelaku usaha umumnya memiliki cara menentukan biaya jastip masing-masing.
Beberapa pelaku usaha, misalnya saja, mematok harga jasa sekitar Rp5.000 hingga Rp10.000 per item yang dibeli. Namun, tak sedikit pula yang menentukan biaya jasa berdasarkan persentase harga beli.
Metode penghitungan yang digunakan memang berbeda-beda. Untuk item berukuran kecil yang bisa dibeli dalam jumlah banyak, biaya jasa yang flat untuk setiap item lebih ideal untuk digunakan. Sebaliknya, untuk barang-barang besar yang sedikit merepotkan, persentase dianggap lebih sepadan dengan effort yang dikeluarkan oleh penyedia jasa.
Bagi pelaku usaha sendiri, effort yang dikeluarkan saat mengantre, mengemas ulang barang yang sudah dibeli, atau biaya bagasi kerap menjadi pertimbangan dalam cara menentukan biaya jastip. Oleh karena itu, umumnya setiap pelaku usaha memiliki perhitungan yang berbeda tanpa ada standar yang jelas.
Meski demikian, biaya yang diajukan oleh penyedia jasa umumnya tetap lebih murah dibandingkan jika kita harus membeli sendiri barang yang kita inginkan, kok!
Bagaimana Cara Menjadi Jastip Online?
Sebenarnya, cara menjadi jastip online tidak sesulit yang dibayangkan, kok, terutama jika kita dikenal sering bepergian atau memang tinggal di daerah yang jauh. Kuncinya jelas melakukan personal branding dengan sebaik mungkin.
Untuk membangun personal branding sebagai penyedia jasa titip beli juga tidak terlalu susah, mereka yang ingin bergerak di bidang ini dapat memulai dengan melayani teman atau orang-orang terdekatnya dengan sebaik mungkin. Apabila ditekuni dengan telaten, citra sebagai penyedia jasa titip yang tepercaya pun akan terbangun dengan sendirinya.
Cara menjadi jastip online selanjutnya tentu saja aktif melakukan promosi di platform-platform digital. Tenang saja, dalam bisnis ini, promosi tidak harus dilakukan dengan memberikan potongan harga istimewa sepanjang waktu, kok. Secara rutin mengenalkan produk-produk unggulan dari suatu daerah pun bisa dimasukkan sebagai kegiatan promosi.
Selain dapat menarik minat audiens untuk menggunakan jasa titip beli yang ditawarkan, kegiatan ini juga dapat mengedukasi audiens tentang budaya atau produk dari daerah-daerah yang kerap dikunjungi. Lambat laun, aktivitas ini juga dapat membangun citra sebagai penyedia jasa yang baik.
Baca juga: Voucher Belanja: Pengertian, Contoh, dan Cara Mendapatkannya
Mewaspadai Risiko Usaha Jastip
Namanya juga berbisnis, keuntungan bukanlah sesuatu yang dapat dijamin secara pasti karena apa pun jenis usaha yang sedang digeluti, risiko yang dapat membuat bisnis mengalami kerugian pun sangat mungkin sekali terjadi, termasuk saat menyediakan jasa titip.
Untungnya, secara bisnis, sifat usaha yang satu ini bisa dibilang cukup fleksibel dan setiap pelaku usaha pun bebas menyusun mekanisme penyediaan jasa masing-masing yang dianggap paling menguntungkan. Oleh karena itu, dengan mengetahui risiko-risiko apa saja yang mungkin dihadapi, pelaku usaha jasa titip bisa lebih dulu membuat persiapan untuk meminimalkan kerugian.
Nah, apa saja, sih, risiko-risiko yang harus diwaspadai ketika ingin menekuni bisnis jastip?
-
Risiko Penipuan
Dalam setiap bisnis, risiko penipuan pasti akan selalu ada, begitu pula ketika kita ingin menggeluti penyedia jasa. Salah satu praktik penipuan yang kerap terjadi dalam usaha jastip adalah pembelian dan pengiriman barang yang kemudian tidak ditindaklanjuti dengan pembayaran.
Jelas praktik ini akan sangat merugikan pelaku usaha. Tidak hanya karena mereka harus menanggung harga barang yang sudah dibeli, tetapi juga harus menanggung biaya perjalanan dan juga pengiriman barang.
Masalahnya, dalam usaha jasa titip, terkadang pelaku usaha harus melakukan pembelian saat itu mengingat waktu pembelian yang terbatas karena mereka juga harus melakukan perjalanan pulang ke daerah asal. Dengan demikian, pembelian kerap dilakukan sebelum adanya pembayaran.
Beberapa pelaku usaha mengurangi risiko ini dengan memberikan batasan waktu untuk menitip jauh-jauh hari sebelum pembelian dilakukan, dan meminta pelanggan untuk membayarkan deposito senilai setengah harga beli barang.
Melalui mekanisme tersebut, sekalipun pembayaran tidak dilunasi oleh pelanggan, kerugian yang harus ditanggung oleh penyedia jasa pun masih bisa ditutup sebagian dari deposito. Benar, memang, deposito tidak bisa sepenuhnya menghindarkan penyedia jasa dari kerugian, tetapi setidaknya dapat membantu.
Beberapa penyedia jasa serupa juga menerapkan mekanisme tambahan selain meminta deposito, yaitu dengan menahan pengiriman barang hingga pembayaran dilunasi. Dengan demikian, barang yang sudah dibeli, tetapi belum dilunasi, dapat dijual kembali kepada pihak lain untuk sepenuhnya menghindari kerugian.
Baca juga: Tukar Tambah: Pengertian, Contoh, dan Tips
-
Kekurangan Modal
Risiko lain yang mungkin dihadapi oleh mereka yang bergerak di bidang jastip adalah kurangnya modal yang disiapkan untuk melakukan pembelian. Jangan lupa, penyedia jasa juga harus menanggung biaya perjalanan di luar biaya yang dibutuhkan untuk berbelanja barang titipan itu sendiri, kan?
Tak jarang penyedia jasa harus menalangi biaya pembelian terlebih dahulu, kecuali jika memang pembayaran tersebut sudah dilunasi di awal. Dengan kata lain, ada biaya tambahan yang harus ditanggung dulu oleh penyedia jasa untuk memastikan bisnisnya dapat berjalan.
Risiko ini akan semakin besar apabila pesanan yang masuk jumlahnya sangat besar. Di satu sisi, keuntungan bisnis yang akan didapat pun jelas lebih besar, tetapi di sisi lain, penyedia jasa titip ini harus menyiapkan modal yang sama besarnya. Jangan lupa juga, jika barang yang dibeli terlalu banyak, akan ada biaya tambahan yang harus ditanggung untuk bagasi, pengemasan ulang, maupun pengiriman.
Tak hanya harus pintar melihat peluang, mereka yang bergerak di bidang jasa titip juga harus pandai mengatur keuangan agar tidak keteteran mengelola bisnisnya mengingat ada banyak sekali pos pengeluaran yang perlu dipertimbangkan dalam bisnis yang satu ini.
Apakah Jastip adalah Bisnis yang Menjanjikan?
Jika kita ulang lagi, apa itu bisnis jastip? Singkat kata, usaha ini mengambil keuntungan bisnis dengan menyediakan jasa titip beli untuk produk-produk yang hanya bisa dibeli di daerah tertentu saja.
Pertanyaan berikutnya, apakah bisnis ini merupakan bisnis yang menguntungkan? Tentunya, apabila ditekuni secara serius dan dijalankan dengan baik, bisnis apa pun pasti akan menghasilkan keuntungan. Namun, berbeda dengan anggapan awal, bisnis ini bukanlah jenis bisnis yang membutuhkan modal kecil, lho!
Selain harus menyiapkan modal untuk membeli barang pesanan, penyedia jasa juga harus menyiapkan biaya untuk bepergian itu sendiri. Oleh karena itu, modal yang disiapkan juga tergolong cukup besar. Besarnya modal ini juga akan meningkat apabila pesanan yang masuk jumlahnya banyak.
Bagi pelaku usaha yang tertarik untuk lompat ke bidang ini, pastikan untuk menghitung seluruh biaya yang ada, termasuk pengeluaran-pengeluaran di luar dugaan. Agar lebih mudah, manfaatkan saja layanan yang ditawarkan oleh aplikasi majoo.
Dalam aplikasi majoo, pelaku usaha dapat menemukan banyak sekali fitur unggulan yang tidak hanya membantu mempermudah pengelolaan bisnis, tetapi juga memaksimalkan keuntungan. Fitur keuangan aplikasi majoo, misalnya saja, tidak hanya bisa mencatat setiap transaksi secara tepat dan otomatis, tetapi juga menyajikan data penjualan dengan akurat untuk dianalisis lebih lanjut.
Menarik sekali, kan? Yuk, segera berlangganan layanan aplikasi majoo!
Baca juga: Memahami Pentingnya Data Penjualan bagi Kemajuan Bisnismu