Pencatatan keuangan dalam bisnis memang sering kali terasa membingungkan, terutama ketika bisnis kian berkembang. Pasalnya, bukan hanya laporan rugi laba atau jurnal umum saja yang perlu dibuat, terdapat berbagai jenis jurnal lain.
Di antara beragam jurnal, salah satu yang perlu kamu buat adalah jurnal khusus. Dalam artikel ini, kami akan membahas jurnal khusus perusahaan dagang. Namun, sebelum masuk ke dalam langkah cara membuat dan contoh jurnal khusus perusahaan dagang, mari kita telisik terlebih dahulu pengertian dari jurnal khusus itu sendiri.
Definisi jurnal khusus
Pada kegiatan operasional usaha kecil, di mana transaksi tidak terjadwal, tiap-tiap transaksi biasanya didokumentasikan dalam jurnal umum. Lalu, di-posting di akun terkait pada buku besar.
Sebuah jurnal tunggal memang sudah memadai untuk usaha kecil karena volume transaksinya umumnya kecil. Lain halnya dengan pencatatan di bisnis besar di mana transaksi dari berbagai kategori dapat muncul ratusan sampai ribuan kali setiap bulannya.
Karena itu, hanya mencatat transaksi di jurnal umum akan terasa menyulitkan, jika tidak mau bilang mustahil. Sulit sekali bagi seorang akuntan mencatat seluruh transaksi bisnis besar hanya dalam satu jurnal umum.
Untuk mengatasi hal tersebut, jurnal tersebut dibagi ke dalam subjurnal yang disebut jurnal khusus. Jurnal yang satu ini dirancang untuk mencatat transaksi yang bersifat spesifik.
Jurnal khusus hanya diperlukan untuk transaksi yang sering atau berulang. Misalnya, bisnis memiliki banyak transaksi yang melibatkan penerimaan dan pembayaran dengan uang tunai.
Nah, satu jurnal khusus akan mendokumentasikan uang masuk, sedangkan jurnal khusus lain mencatat uang yang keluar.
Adapun transaksi-transaksi yang tidak sesuai dengan kategori dalam jurnal khusus akan dicatat langsung di jurnal umum.
Dengan kata lain, perusahaan membuat jurnal khusus untuk transaksi yang bersifat repetitif, memengaruhi akun yang sama, serta memiliki deskripsi serupa. Tujuannya, supaya proses pencatatan keuangan lebih efisien.
Mengenal jurnal khusus perusahaan dagang
Seperti telah disebutkan sebelumnya, jurnal umum biasanya digunakan untuk mencatat seluruh transaksi berdasarkan urutan waktu terjadinya. Jenis jurnal ini umumnya dimanfaatkan oleh berbagai jenis usaha, mulai dari usaha rumahan hingga perusahaan manufaktur besar.
Perusahaan dagang menggunakan jurnal khusus karena kemungkinan akan kesulitan mengidentifikasi jumlah dari transaksi sejenis seperti pembelian dan penjualan. Alasan lainnya, untuk memudahkan tracing transaksi dengan intensitas tinggi.
Secara umum, jurnal khusus terdiri dari empat kategori, yaitu jurnal khusus penerimaan kas, pengeluaran kas, pembelian, dan penjualan. Pada jurnal khusus perusahaan dagang pun keempat kategori tersebut harus ada.
Supaya lebih jelas, mari kita cermati contoh jurnal khusus perusahaan dagang berikut ini!
Baca Juga: Pentingnya Mengenal Pengertian Jurnal Penjualan dalam Bisnis
Contoh jurnal khusus perusahaan dagang
Saat membuat jurnal khusus, kamu akan mencatat transaksi yang sejenis. Misalnya, jurnal khusus pembelian atau jurnal khusus penerimaan kas. Kamu dapat melihat contoh detailnya dalam ilustrasi di bawah ini!
1. Jurnal khusus pembelian
Dalam jurnal khusus pembelian, transaksi yang dicatat tentu saja transaksi pembelian. Namun, hanya pembelian secara kredit yang didokumentasikan di jurnal khusus pembelian.
Adapun item yang dibeli dapat meliputi apa saja, seperti barang dagang, perlengkapan, dan peralatan. Jika terjadi penambahan akibat pembelian, transaksi dicatat dengan mendebitkan akun pembelian sejumlah tersebut. Sementara itu, bila pencatatan terjadi akibat penambahan utang dagang, kreditkan akun utang dagang sesuai nilai utang tersebut.
PT Bahagia Sejahtera
Jurnal pembelian
Periode November 2021
2. Jurnal khusus penjualan
Sebaliknya, transaksi yang dicatat dalam jurnal penjualan merupakan transaksi penjualan barang dagang secara kredit. Transaksi ini akan mengakibatkan bertambahnya saldo piutang dagang sekaligus saldo penjualan.
Penambahan piutang dagang dicatat dengan cara mendebitkan piutang dagan. Sementara itu, kamu perlu mengkreditkan penjualan saat mendokumentasikan penjualan. Yuk, simak langsung contoh jurnal khusus penjualan berikut ini!
PT Bahagia Sejahtera
Jurnal pembelian
Periode November 2021
3. Jurnal khusus penerimaan kas
Jika dua jurnal khusus sebelumnya mencatat transaksi yang dilakukan secara kredit, transaksi yang dicatat pada jurnal khusus penerimaan kas berupa transaksi tunai. Misalnya, pengembalian barang yang dibeli secara tunai atau retur pembelian, pelunasan piutang, dan sebagainya.
Ketika ada penjualan barang dagang secara tunai, saldo kas dan saldo penjualan bertambah. Adapun pencatatannya, akun kas berada di posisi debit, sedangkan akun penjualan pada posisi kredit.
Kemudian, bila ada pelunasan piutang, akun kas ada pada posisi debit. Sebaliknya, akun piutang dagang dalam posisi kredit.
PT Bahagia Sejahtera
Jurnal pembelian
Periode November 2021
(Dalam ribuan rupiah)
4. Jurnal khusus pengeluaran kas
Di samping penjualan, perusahaan dagang tentu melakukan pembelian. Nah, transaksi pembelian tunai dicatat dalam jurnal khusus pengeluaran kas. Selain itu, jurnal ini juga mencatat pembayaran utang, retur penjualan, serta transaksi pembayaran lainnya.
Setiap transaksi pembelian barang secara tunai dicatat dengan mendebitkan akun pembelian dan mengkreditkan akun kas.
PT Bahagia Sejahtera
Jurnal pembelian
Periode November 2021
(Dalam ribuan rupiah)
Penjurnalan keuangan perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa
Setelah mengetahui contoh jurnal khusus perusahaan dagang, beberapa dari kamu mungkin ada yang bertanya tentang jurnal khusus perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa.
Pasti tidak akan mudah bila kamu mencari contoh jurnal khusus perusahaan jasa. Pasalnya, jurnal khusus dipergunakan untuk mencatat barang yang dijual atau dibeli secara kredit. Sementara itu, hal ini tidak mungkin diberlakukan untuk jasa.
Sementara itu, penjurnalan dalam perusahaan manufaktur pun memiliki ketentuan khusus yang sedikit berbeda dengan perusahaan dagang. Sebagai contoh, terdapat kebutuhan penggunaan metode akrual dalam setiap periode pencatatan akuntansi.
Tambahan pula, di perusahaan manufaktur dibutuhkan penentuan nilai persediaan. Mengingat, salah satu pembeda utama perusahaan manufaktur dengan perusahaan lainnya adalah adanya penentuan harga pokok penjualan.
Adapun dokumentasi keuangan di perusahaan manufaktur umumnya menggunakan buku besar, jurnal penyesuaian, laporan keuangan, jurnal penutup, dan jurnal pembalik. Seperti di perusahaan jasa, tidak ada penggunaan jurnal khusus perusahaan manufaktur.