Metode Periodik: Apakah Tepat untuk Mengelola Inventory?

Ditulis oleh Nisa Destiana

article thumbnail

Metode periodik adalah salah satu cara pencatatan persediaan yang dapat dipilih oleh bisnis.

Sebagian dari kamu mungkin sudah familiar dengan metode periodik, yaitu salah satu metode pencatatan persediaan yang penting bagi bisnis. Mengapa hal ini penting?

Pencatatan persediaan dapat membantumu menentukan target pendapatan, meminimalkan biaya pajak, serta memperoleh pendanaan.

Baca juga: Pendanaan: Pengertian dan Jenis Pendanaan

Tidak hanya itu, dengan menemukan metode pencatatan inventory terbaik, kamu bisa mengelola stok dan menentukan keuntungan dengan lebih baik juga. Karena itu, mari kita pahami metode periodik sebagai salah satu pilihan metode pencatatan persediaan!

Pengertian Metode Periodik

Metode periodik adalah cara pencatatan persediaan yang dilakukan pada interval waktu tertentu. 

Bisnis menghitung produk mereka secara fisik pada akhir periode dan menggunakan informasi ini untuk menyeimbangkan buku besar mereka. Kemudian, perusahaan menerapkan saldo atau hasil perhitungan ke awal periode akuntansi yang baru.

Karena melibatkan perhitungan barang secara fisik, kadang metode periodik juga disebut sebagai metode fisik. 

Hal ini menjadi salah satu pembeda signifikan dengan metode perpetual, dalam periodic inventory, perusahaan benar-benar melakukan perhitungan fisik persediaan atau stok barang.

Baca juga: Wajib Tahu! Metode Perpetual Adalah Sistem Mencatat Transaksi

Biasanya, bisnis menggunakan perkiraan untuk penanda pertengahan tahun seperti laporan bulanan dan triwulan. Akuntan tidak memperbarui persediaan akun buku besar saat perusahaan membeli barang untuk dijual kembali. 

Sebagai gantinya, akuntan mendebit pembelian akun sementara. Akun sementara dimulai setiap tahun dengan saldo nol. Akuntan memindahkan saldo ke akun lain pada akhir tahun.

Perusahaan membuat penyesuaian yang diperlukan dari pembelian barang ke akun kontra buku besar. Akun kontra dibuat berlawanan dari buku besar karena mengimbangi saldo di akun terkait yang muncul dalam laporan keuangan. 

Sebagai contoh, akun kontra termasuk akun diskon pembelian atau akun retur dan pengurangan pembelian. Menggabungkan akun-akun ini menghasilkan pembelian bersih.

Baca juga: Ketahui Jenis, Contoh, dan Cara Membuat Jurnal Pembelian!

Dengan kata lain, pada periodic inventory, pencatatan pembelian dan penjualan barang dagangan dilakukan secara terpisah.

Metode ini umum digunakan oleh perusahaan yang memiliki kuantitas barang banyak, tetapi nilainya kecil serta harga jualnya relatif stabil. Toko kelontong dan pasar swalayan adalah beberapa contoh bisnis yang kerap menggunakan metode periodik.

Pasalnya, tidak mungkin pemilik usaha atau staf di toko kelontong dan pasar swalayan menghitung jumlah stok barang setiap hari sebab akan sangat memakan waktu. Maka dari itu, periodic inventory dianggap sebagai cara yang tepat mendata persediaan untuk bisnis ini.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Periodik

Seperti berbagai metode atau sistem lain dalam akuntansi, periodic inventory juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Mari kita tilik satu per satu!

1. Kelebihan Metode Periodik

Manfaat utama menggunakan metode periodik adalah kemudahan implementasi, biaya implementasi yang relatif rendah, dan tidak membutuhkan banyak staf untuk melakukannya. 

Selain itu, metode ini juga hanya membutuhkan sedikit waktu untuk diimplementasikan di dalam bisnis. 

Perhitungan sederhana di atas kertas legal sudah cukup untuk mengumpulkan data produk, terutama jika kamu hanya menawarkan beberapa barang. 

Tidak hanya itu, perhitungan kasar pada hari atau minggu tertentu sering kali cukup mendapatkan gambaran memadai terkait inventory, terlebih bila bisnismu merupakan usaha kecil. 

Jadi, kamu tidak perlu peralatan mahal atau rumit. Bahkan, alat pengumpulan informasi sangat sederhana seperti pena dan kertas saja sudah memadai.

2. Kekurangan Metode Periodik

Terlepas dari kelebihannya, metode ini memiliki kekurangan yang cukup signifikan. Biar bagaimanapun, kamu hanya mengumpulkan informasi secara terbatas, umumnya perhitungan jumlah produk secara terpisah.

Lalu, kamu tidak mengumpulkan dan melaporkan data ini secara real time. Kamu memperbarui perhitungan stok barang pada periode yang berbeda, bukan saat kamu membeli atau menjualnya. 

Faktanya, kamu tidak akan memiliki cukup informasi jika kamu perlu melacak produk dari awal hingga akhir atau menyelidiki kekurangan atau kelebihan stok. Akibatnya, kamu akan kesulitan mengidentifikasi sumber masalah dengan cepat. Kekurangan lainnya dari metode ini, yaitu:

  • Kekeliruan dalam estimasi

    Dalam rentang antara perhitungan stok, kamu harus membuat estimasi persediaan stok dan memperkirakan harga pokok penjualan. Padahal, estimasi tersebut mungkin jauh berbeda dengan COGS (Cost of Goods Sold) ketika perhitungan fisik secara langsung sudah selesai dilakukan.

Baca juga: COGS adalah: Penjelasan Lengkap Mengenai Cost of Goods Sold

  • Perlu ada ada adjustment signifikan

    Di antara periode perhitungan stok, tidak ada kalkulasi kerugian, kelebihan barang, atau pengurangan akibat barang usang. Hal ini dapat berakibat pada penyesuaian atau adjustment signifikan pada perhitungan fisik stok barang berikutnya.

  • Kesulitan memperbesar skala bisnis

    Metode periodik memungkinkan beberapa ruang untuk tumbuh karena didasarkan pada kemampuan melacak barang-barang. Namun, penskalaan bisnis dengan metode ini menjadi lebih memakan waktu dan berat untuk menambahkan produk ke dalam inventaris.

 Penggunaan metode periodik tepat untuk bisnis dengan kuantitas banyak, tetapi nilainya kecil dan harganya stabil.

Contoh Metode Periodik

Setelah mengetahui pengertian metode periodik, termasuk kelebihan dan kekurangannya, sekarang mari kita lihat contoh pencatatannya.

Berikut ini adalah transaksi PT Hidup Bahagia Sejahtera terkait persediaan barang dagangan selama bulan Mei 2022. 

  • Pembelian barang dagangan sebesar Rp5.000.000;
  • Sebagian barang ternyata mengalami kerusakan dan harus dikembalikan dengan total nilai Rp500.000;
  • Pembayaran barang dagangan dilakukan sepuluh hari setelah tanggal pembelian dengan potongan sebesar 2%;
  • Berang tersebut dijual dengan total nilai Rp7.400.000 dan harga pokoknya adalah Rp4.500.000;
  • Karena tidak sesuai pesanan, pembeli mengembalikan barang sejumlah Rp400.000 dengan harga pokok Rp250.000;
  • Kas dari debitur atas penjualan akhirnya diterima oleh PT Hidup Bahagia Sejahtera dengan potongan tunai.

Baca juga: Debitur Adalah Pihak Peminjam, Begini Penjelasan Lengkapnya!

Berdasarkan rincian transaksi tersebut, maka pencatatan persediaan dengan metode periodik adalah seperti di bawah ini.


1

Pembelian

5.000.000



    Utang dagang


5.000.000

2

Utang dagang

500.000



    Retur pembelian


500.000

3

Utang dagang

4.500.000



    Kas


4.100.000


    Potongan pembelian


90.000

4

Piutang dagang

7.400.000



    Penjualan


7.400.000









5

Retur penjualan

400.000



    Piutang dagang


400.000









6

Kas

6.860.000



Potongan penjualan

140.000



    Piutang dagang


7.000.000

 

Cara Menghitung Persediaan Akhir dengan Metode Periodik

Usai melihat contoh metode periodik di atas, apakah kamu sudah lebih memahami metode pencatatan persediaan yang satu ini?

Beberapa dari kamu mungkin masih bertanya, setelah mengetahui contoh pencatatannya, lalu bagaimana cara menghitung persediaan akhir dengan metode periodik?

Tidak perlu khawatir sebab kami juga akan memberikan contoh perhitungannya. Adapun sistem persediaan yang digunakan dalam contoh ini ialah FIFO. 

FIFO atau “First In, First Out” mengacu pada barang yang pertama masuk ke dalam inventory, harus dikeluarkan atau dijual lebih awal juga. Jadi, produk yang ada dalam persediaan akhir adalah produk yang dibeli paling baru oleh perusahaan.

Baca juga: LIFO adalah Singkatan dari Last In First Out, Apa Maksudnya?

Dalam sistem FIFO periodik, perusahaan memulai sistem FIFO dengan melakukan perhitungan fisik. Sebut saja jumlah fisik stok barang ialah 590 pada akhir periode, yaitu 31 Mei. Adapun pembelian selama periode ini tertera dalam tabel berikut:

 



Pembelian

Penjualan

Sisa

Tanggal

Aktivitas

Unit

Harga unit

Total Harga

Unit

Harga unit

Total Harga

Unit

Harga unit

Total Harga

01 Mei

Stok awal







500

5

2.500

2 Mei

Pembelian

750

7

5.250




750

7

5.250

7 Mei

Pembelian

400

4

1.600




400

4

1.600

10 Mei

Pembelian

300

6

1.800




300

6

1.800









1.950


11.150


*)Perhitungan harga dalam satuan ribuan

Pada bulan Mei 2022, perusahaan memiliki stok barang sebanyak 1.950 dari stok awal dan pembelian. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, metode periodik tidak mendata penjualan selama rentang waktu ini.

Melihat sisa stok dan data awal, maka 1.950-590 = 1.360 adalah jumlah barang yang diduga sudah terjual dan harus terhitung dalam COGS. Berikut ini cara menghitung persediaan akhir dengan metode periodik.

 



Persediaan

COGS

Persediaan Akhir

Tanggal

Aktivitas

Unit

Harga unit

Total Harga

Unit

Harga unit

Total Harga

Unit

Harga unit

Total Harga

01 Mei

Stok awal

500

5

2.500

500

5

2.500

0


0

2 Mei

Pembelian

750

7

5.250

750

7

5.250

0


0

7 Mei

Pembelian

400

4

1.600

110

4

440

290

4

1.160

10 Mei

Pembelian

300

6

1.800

0


0

300

6

1.800






1.360


8.190

590


2.960


*)Perhitungan harga dalam satuan ribuan

Perusahaan ini menarik seluruh pembelian pada 1 dan 2 Mei ke dalam COGS, tetapi hanya menarik sebagian dari pembelian tanggal 7 Mei, yaitu sebesar 110 unit. Karena menggunakan sistem FIFO, perusahaan ini menggunakan persediaan pertama sebelum pindah ke persediaan dan harga yang lebih baru.

Menyisakan 590 unit dalam persediaan akhir dengan harga Rp2.960.000 yang nantinya akan menjadi persediaan awal pada periode berikutnya.

Kesimpulan

Penilaian persediaan yang baik membuat bisnis bisa mengelola stok serta menentukan keuntungan dengan lebih baik. Karena itu, bisnis perlu menggunakan metode pencatatan persediaan, salah satunya metode periodik.

Metode periodik adalah cara pencatatan persediaan yang dilakukan pada waktu tertentu saja, misalnya di akhir periode akuntansi. Metode ini tergolong mudah untuk diimplementasikan, tetapi tidak bebas dari kekurangan.

Karena pencatatan pembelian dan penjualan terpisah dan hanya dilakukan pada interval waktu tertentu, risiko kekeliruan estimasi serta adanya adjustment yang besar sangat tinggi.

Maka dari itu, kamu juga perlu mempertimbangkan penggunaan aplikasi point of sale (POS) yang dilengkapi fitur inventory sehingga perputaran stok barang dapat terdokumentasi dengan baik. Mau tahu lebih lanjut tentang aplikasi ini? Silakan klik tautan ini majoo.id!

 

 

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Metode periodik adalah cara pencatatan persediaan yang dilakukan pada interval waktu tertentu.
Metode periodik melakukan perhitungan barang secara fisik. Sedangkan metode perpetual melakukan perhitungan barang berdasarkan catatan penjualan.
Metode LIFO periodik adalah metode pencatatan persediaan periodik yang diterapkan pada sistem persediaan last in first out.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo