Negara dengan nilai yang dianutnya masing-masing menerapkan sistem ekonomi yang berbeda-beda. Setidaknya, ada empat macam sistem ekonomi yang lazim diterapkan, yaitu sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi komando, sistem ekonomi pasar, dan sistem ekonomi campuran.
Kali ini, secara khusus kita akan membahas sistem ekonomi campuran atau mixed economy system, termasuk mengulas contoh, ciri-ciri, serta kelebihan dan kekurangannya.
Pengertian sistem ekonomi campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang mengombinasikan karakteristik pasar bebas, komando, dan ekonomi tradisional.
Bila sistem ekonomi tradisional didasarkan pada barang, jasa, dan pekerjaan yang mengikuti permintaan dan masih belum ada pembagian kerja yang jelas, sistem ekonomi komando justru hadir dengan pengaturan ketat dari pemerintah.
Sementara itu, sistem ekonomi pasar menerapkan konsep-konsep pasar bebas dengan intervensi pemerintah yang sangat minimal. Di antara ketiga sistem tersebut, hadir sistem ekonomi campuran yang mengadopsi kelebihan serta kekurangan dari setiap sistem ekonomi.
Wajar saja bila mixed economy dianggap sebagai sistem yang paling fleksibel. Dalam sistem ekonomi ini, kepemilikan properti pribadi dilindungi serta intervensi pemerintah dalam operasi bisnis pun terbatas.
Situasi ini mendorong lahirnya beragam inovasi yang menjadi salah satu ciri sistem ekonomi pasar. Pada saat bersamaan, di dalam sistem ini, pemerintah juga didorong untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Dengan kata lain, pemerintah dapat melakukan intervensi dalam struktur dan operasi bisnis bila hal tersebut berdampak bagi kebaikan rakyat secara umum.
Di sisi lain, pemerintah juga melindungi keyakinan-keyakinan tradisional masyarakat sehingga memberi ruang bagi sebagian masyarakat yang masih ingin mempraktikkan sistem ekonomi tradisional.
Negara dengan sistem ekonomi campuran, antara lain Prancis, Spanyol, dan negara-negara western hemisphere. Jika ditilik lebih dalam, Indonesia dengan sistem ekonomi berdasarkan pada demokrasi Pancasila pun sebetulnya menerapkan mixed economy.
Tentunya banyak negara yang tidak menerapkan sistem mixed economy. Sebut saja, Rusia, Korea Utara, dan Kuba yang mempunyai sistem ekonomi komando. Lalu, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Singapura adalah contoh negara yang menerapkan market economy.
Adapun sistem ekonomi tradisional biasanya diterapkan oleh sekelompok masyarakat, misalnya kelompok masyarakat Inuit di Alaska, Amerika Serikat.
Namun, globalisasi membuat negara atau masyarakat yang menganut sistem ekonomi komando dan tradisional makin kesulitan untuk tidak beralih ke sistem ekonomi campuran.
Salah satu alasannya karena banyak pemimpin negara yang akhirnya menyadari bahwa kebutuhan rakyatnya terpenuhi dengan baik melalui perdagangan internasional.
Menurut teori keunggulan komparatif, sebuah negara cenderung lebih makmur bila mengekspor komoditas terbaik dari negaranya dan mengimpor komoditas terbaik dari negara lain.
Baca juga: Pasar Internasional: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya
Kenali ciri-ciri sistem ekonomi
Untuk memahami ciri-ciri sistem ekonomi campuran, kita perlu mengetahui ciri-ciri dari sistem ekonomi lainnya terlebih dahulu. Maka dari itu, mari simak penjelasan karakteristik dari sistem ekonomi pasar, komando, dan tradisional berikut ini.
Karakteristik sistem ekonomi pasar
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sistem ekonomi pasar didasarkan pada prinsip pasar bebas. Maka dari itu, sistem ekonomi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Kepemilikan properti pribadi dilindungi oleh hukum;
- Setiap orang bebas untuk hidup, bekerja, memproduksi sesuatu, membeli, dan menjual apa pun (selama komoditas tersebut legal);
- Pembelian barang atau jasa didorong oleh kepentingan pribadi;
- Hukum melindungi kompetisi;
- Harga barang atau jasa bisa berubah sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan;
- Peran utama pemerintah adalah memastikan setiap orang memiliki akses terhadap pasar bebas.
Karakteristik sistem ekonomi komando
Berikutnya, terdapat pula sistem ekonomi komando yang bisa dikatakan cukup bertolak belakang dengan market economy system. Berikut ini ciri-cirinya.
- Terdapat anggaran tahunan yang menguraikan prioritas dan rencana pemerintah pusat;
- Alokasi sumber daya ditentukan melalui kongres, pajak dimanfaatkan untuk membatasi kegiatan ekonomi, serta ada subsidi untuk mendorong aspek ekonomi tertentu;
- Pembelanjaan pemerintah harus mengikuti prioritas negara;
- Pemerintah memonopoli industri-industri penting;
- Pemerintah memanfaatkan kebijakan untuk mendukung aspek-aspek ekonomi prioritas.
Karakteristik sistem ekonomi tradisional
Sebetulnya, banyak negara yang bergerak menjauh dari sistem ekonomi tradisional. Meskipun begitu, tradisi masih menjadi aspek yang memandu kebijakan di beberapa negara.
Sistem ekonomi tradisional umumnya bergantung pada pertanian, perikanan, dan kelautan. Negara yang masih mendukung sistem ekonomi tradisional, termasuk negara sistem ekonomi campuran, biasanya mengucurkan dana subsidi untuk aspek-aspek tersebut.
Sebagai contoh, kamu mungkin familier dengan dukungan pemerintah terhadap pertanian dalam negeri.
Pada saat yang sama, negara yang mendukung sistem ekonomi tradisional membuat aturan ketat terkait perikanan dan kelautan, misalnya aturan penangkapan ikan.
Baca Juga: Memahami Perbedaan Sistem Ekonomi Liberal dengan Campuran
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cara kerja mixed economy system merupakan kombinasi dari market economy dan command economy. Jadi, ciri-ciri sistem ekonomi campuran pun adalah gabungan dari karakteristik sistem ekonomi lain.
Ciri-ciri berikut ini diadopsi dari sistem ekonomi pasar yang berbasis free market, yaitu:
- Sistem ini melindungi properti pribadi
- Memberikan ruang untuk hukum penawaran dan permintaan sebagai dasar penentuan harga
- Digerakkan oleh kepentingan pribadi
Pada saat yang sama, terdapat karakteristik sistem ekonomi komando yang membatasi, terutama dalam hal strategis, di antaranya:
- Memungkinkan pemerintah melindungi pasar dan rakyatnya
- Pemerintah memegang peranan dalam militer, perdagangan internasional, dan transportasi nasional
Adapun peran pemerintah di sektor lainnya tergantung pada prioritas masyarakat. Di beberapa negara pemerintah membuat rencana umum yang memandu kegiatan perekonomian.
Di sebagian negara, pemerintah bisa memiliki beberapa industri utama, seperti kedirgantaraan, produksi energi, dan perbankan.
Negara sistem ekonomi campuran cukup banyak yang masih mempertahankan sistem ekonomi tradisional. Namun, kebanyakan tradisi tersebut tidak lagi memandu fungsi ekonomi.
Tradisi tersebut masih dijalankan sebagai bagian yang melekat, misalnya masih ada pendanaan untuk keluarga kerjaan.
Baca juga: 10 Prinsip Ekonomi dan Contohnya dalam kehidupan Sehari-hari
Kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi campuran
Layaknya sistem ekonomi lain, mixed economy pun tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sekarang kami akan mengulas secara rinci kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi campuran. Silakan disimak!
Inilah kelebihan sistem ekonomi campuran!
Secara umum, sistem ekonomi campuran mempunyai kelebihan dari sistem ekonomi pasar. Pertama, dengan sistem ini, barang dan jasa didistribusikan ke titik-titik suplai tersebut sangat dibutuhkan.
Karena itu, harga ditentukan berdasarkan teori penawaran dan permintaan. Sehubungan dengan itu, kelebihan berikutnya adalah produsen yang menjalankan proses produksi paling efisien akan memperoleh keuntungan besar.
Situasi ini mendorong produsen berlomba-lomba untuk melakukan inovasi agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen, baik secara lebih kreatif, ekonomis, maupun efisien.
Berikutnya, sistem ini menjadikan alokasi modal ditempatkan pada produsen yang paling inovatif dan efisien. Dengan demikian, pada saatnya nanti bisnis tersebut dapat menginvestasikan kembali modal di bisnis dengan sistem yang sama-sama inovatif serta efisien.
Di sisi lain, sistem ekonomi campuran juga membatasi kelemahan sistem ekonomi pasar. Di market economy system, terdapat aspek yang mungkin kurang diperhatikan seperti pertahanan.
Peran pemerintah yang cukup besar bisa menghadirkan perhatian memadai di area tersebut. Ruang yang lebih besar bagi peranan pemerintah juga membantu memastikan pengusaha yang kurang kompetitif tetap mendapat perhatian.
Hal ini terlihat di Indonesia, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) didorong oleh pemerintah untuk turut maju serta dibekali beragam infrastruktur supaya mampu bersaing di tengah pasar.
Baca juga: UMKM: Penggerak Perekonomian di Tengah Pandemi
Cermati kekurangan sistem ekonomi campuran!
Terlepas dari keunggulan yang ditawarkan, sistem ekonomi campuran pun dapat menyerap kekurangan dari sistem ekonomi lainnya, tergantung sisi mana yang ditekankan.
Sebagai contoh, bila praktik ekonomi terlalu bebas, pelaku usaha yang kurang mampu bersaing akan tertinggal tanpa dukungan dari pemerintah.
Sebaliknya, ekonomi dengan rencana terpusat dari pemerintah pun bisa memunculkan persoalan. Industri pertahanan berpotensi menjadi perpanjangan tangan oligarki dan monopoli yang disubsidi oleh pemerintah.
Dampaknya terhadap perekonomian, yaitu menambah utang negara dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi: Pengertian, Faktor, dan Ciri-cirinya
Lalu, bisnis-bisnis yang sudah mapan bisa melobi pemerintah agar mendapatkan bantuan serta keringanan pajak. Tidak hanya itu, pemerintah mungkin saja sangat melindungi pasar bebas sehingga praktik ekonomi tidak mempunyai cukup regulasi.
Contoh sistem ekonomi campuran
Secara sederhana, terdapat entitas bisnis yang dimiliki oleh pemerintah dan pihak swasta dalam sistem ekonomi campuran. Pada situasi tertentu, pemerintah turut andil dalam membantu perekonomian.
Salah satu contoh praktik sistem ekonomi campuran yang dilakukan beberapa negara umumnya terkait kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan.
Jadi, pemerintah di beberapa negara menyediakan dana bantuan untuk masyarakat yang membutuhkan, seperti bantuan rumah, pendidikan anak, serta kesehatan.
Di Indonesia sendiri kita mengenal perumahan subsidi. Hal ini sebetulnya merupakan contoh sistem ekonomi campuran. Berikut ini beberapa contohnya.
-
Rumah subsidi
Pemerintah memberikan dana bantuan untuk pembelian rumah pertama bagi masyarakat yang membutuhkan. Dalam praktiknya, pembangunan serta jual beli perumahan tersebut tetap diselesaikan dengan pihak swasta.
Sebuah contoh kombinasi gerak bersama antara pemerintah dan pihak swasta dalam praktik ekonomi.
-
Bantuan UMKM
Dalam hal pengembangan usaha, pemerintah juga memberikan banyak dukungan bagi pemilik usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
Sebagai contoh, adanya kredit usaha murah bagi pemilik UMKM yang membutuhkan suntikan modal. Umumnya, kredit usaha tersebut tersedia di bank yang dimiliki oleh pemerintah.
-
BPJS Kesehatan
Contoh lainnya juga dapat dilihat pada aspek kesehatan. Sebagai bagian esensial yang mendukung perekonomian, masyarakat tentu perlu memiliki akses terhadap kesehatan.
Sayangnya, tidak semua masyarakat mampu mengakses asuransi swasta dengan premi yang bervariasi. Maka dari itu, pemerintah ambil peran dan menghadirkan program kesehatan, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Dengan begitu, ada pemerataan akses terhadap kesehatan sehingga gerak roda perekonomian dapat terus berjalan.
Baca Juga: Pengertian, Prinsip, serta Keunggulan Sistem Ekonomi Islam
Kesimpulan
Setiap negara akan menerapkan sistem perekonomian yang dianggap paling tepat untuk kesejahteraan masyarakatnya. Dari sistem ekonomi pasar, komando, dan tradisional, lahirlah negara dengan sistem ekonomi campuran.
Sistem ekonomi campuran adalah sistem perekonomian yang menggabungkan karakteristik ekonomi pasar, komando, serta tradisional. Secara sederhana, sistem ekonomi ini membuka ruang bagi pemerintah dan pihak swasta untuk menjalankan praktik ekonomi secara berdampingan.
Dengan demikian, para pelaku usaha memiliki ruang memadai untuk berinovasi dan menjalankan bisnisnya. Lalu, kepemilikan aset pribadi pun dilindungi.
Tidak hanya itu, terdapat ruang adil bagi para produsen atau pelaku usaha yang ingin bersaing di pasar. Mereka yang kreatif dan efisien akan memperoleh keuntungan optimal.
Akan tetapi, karena sistem ekonomi campuran menyediakan ruang bagi pemerintah untuk melakukan intervensi, pelaku usaha yang kurang mampu bersaing pun tidak akan tertinggal.
Sebagai contoh, pemerintah dapat mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan beragam bantuan subsidi. Dengan begitu, pemilik usaha kecil ini tidak akan tergilas pemodal besar.
Kemudian, saat pemodal besar sudah berbondong-bondong beralih ke platform digital, pemerintah pun mendorong UMKM untuk go digital. Tidak hanya beralih kanal pemasaran, tetapi UMKM juga didorong untuk memanfaatkan ragam teknologi seperti aplikasi POS dalam operasional bisnisnya.
Nah, jika kamu adalah pemilik usaha dan masih kesulitan menentukan aplikasi POS yang tepat, aplikasi majoo siap membantu mempermudah seluruh aspek operasional bisnismu. Langsung saja cek https://majoo.id/ sekarang!