RAB adalah sebuah istilah yang sebenarnya sudah sangat umum sekali didengar di dunia bisnis. Pasalnya, sebelum seorang pemilik usaha mulai menjalankan bisnisnya, RAB merupakan salah satu hal yang harus terlebih dahulu disiapkan.
Tidak hanya di dunia bisnis saja, keberadaan RAB juga dibutuhkan di berbagai bidang lainnya, terutama bidang-bidang yang membutuhkan pembiayaan. Mengapa, sih, perlu seperti itu? Sebenarnya apa yang dimaksud dengan RAB? Apa saja tujuan serta fungsi yang dimilikinya?
Nah, mari kita simak bersama-sama pembahasan terkait RAB agar lebih paham lagi!
RAB Adalah …
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, RAB adalah istilah yang kerap sekali digunakan dalam dunia bisnis maupun bidang-bidang lain yang membutuhkan pembiayaan. Pasalnya, RAB ini sebenarnya merupakan singkatan dari Rencana Anggaran dan Biaya.
Umumnya, RAB dibuat sebelum menjalankan suatu proyek atau bisnis yang membutuhkan pembiayaan, karenanya dokumen yang satu ini disebut sebagai rencana. Selain itu, dokumen ini juga banyak berhubungan dengan anggaran dan juga biaya. Dengan demikian, sebenarnya memang tidak semua orang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat RAB ini.
Terkait situasi di atas, pemilik usaha maupun siapa pun yang membutuhkan RAB, kerap mempekerjakan estimator untuk menyusun RAB yang diperlukannya. Dalam hal ini, estimator–sesuai dengan namanya–bertugas untuk membuat estimasi kebutuhan proyek maupun bisnis sehingga rencana anggaran dan biayanya pun dapat dibuat.
Selain estimator, pihak lain yang juga kerap berurusan dengan pembuatan RAB adalah Quantity Engineer (QE) maupun Quantity Surveyor (QS). Mengapa bisa demikian? Sederhana saja, besarnya jumlah produk yang ingin dibuat jelas akan memengaruhi besarnya bahan baku yang dibutuhkan, dan secara otomatis juga berpengaruh terhadap anggaran biaya yang perlu disiapkan.
Bahkan, untuk proyek yang tidak membutuhkan proses produksi, misalnya saja proyek pembuatan jembatan maupun fasilitas lainnya, Quantity Engineer dan Quantity Surveyor pun tetap dibutuhkan untuk menghitung kebutuhan sumber daya; baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam seperti bahan baku dan semacamnya.
Baca juga: Biaya Produksi: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Unsur
Memahami Tujuan dan Fungsi RAB
Setelah mengetahui pengertian dari RAB dan pihak-pihak yang umumnya berurusan dengan dokumen yang satu ini, penting juga untuk mengetahui mengapa RAB ini sangat dibutuhkan, kan? Apa, sih, sebenarnya tujuan dan fungsi yang dimilikinya?
Salah satu fungsi utama dari Rencana Anggaran dan Biaya adalah memastikan operasional dapat dijalankan dengan terarah, mengingat RAB dapat dimanfaatkan sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan kegiatan operasional.
Tak jarang pula RAB disusun agar pemilik usaha dapat memiliki proyeksi atau estimasi modal yang perlu disiapkan dalam menjalankan operasional bisnisnya. Bagaimanapun juga, dokumen RAB memang mencakup perkiraan biaya yang harus dikeluarkan untuk memastikan keberhasilan kegiatan tersebut.
Dengan adanya RAB, pemilik usaha dapat mengetahui besarnya modal yang perlu disiapkan untuk memastikan kegiatan bisnis yang direncanakan dapat dilakukan hingga selesai, dan tidak harus berhenti di tengah jalan hanya karena ternyata modal yang disiapkan kurang atau sudah habis. Selain itu, fungsi utama RAB sebagai acuan atau pedomen juga akan membantu kegiatan yang dimaksudkan tersebut tidak dijalankan secara sembarangan.
Masuk akal, kan, karena dalam Rencana Anggaran dan Biaya yang sudah dibuat umumnya setiap biaya akan dirinci sesuai dengan kebutuhan. Apabila dalam implementasinya pemilik usaha mendapati ada biaya yang di luar anggaran, kontrol yang lebih cepat dapat dilakukan untuk mengidentifikasi seberapa urgen pengeluaran biaya tersebut berdasarkan pedoman awal yang sudah disepakati.
Melalui praktik-praktik di atas, jelas pula bahwa salah satu tujuan adanya RAB adalah memastikan suatu kegiatan bisnis dapat dijalankan secara efektif dan efisien. Ketika RAB sudah ditetapkan, pemilik usaha maupun pihak lain yang terlibat tidak bisa dengan mudah mengganti pelaksanaan di lapangan sesuai keinginannya.
Apabila tujuan ini dapat dijalankan secara sesuai, pemilik usaha pun tidak perlu khawatir akan menemui masalah-masalah di luar dugaan tatkala mengelola operasional bisnis yang dimilikinya.
Baca juga: Contoh dan Cara Menghitung Biaya Peluang
Cara Membuat RAB
Mempertimbangkan pentingnya tujuan serta fungsi RAB dalam operasional bisnis, tak aneh, kan, jika banyak pemilik usaha yang selalu memastikan RAB selalu dibuat sebelum mulai menjalankan setiap kegiatan bisnis? Pertanyaannya berikutnya adalah bagaimana cara membuat RAB?
Agar tidak kesulitan saat menyusun RAB, sebenarnya ada beberapa tahapan yang bisa dipertimbangkan, yaitu:
1. Menghitung Kebutuhan Sumber Daya
Langkah pertama yang perlu dilakukan saat ingin menyusun rencana anggaran dan biaya adalah mencari terlebih dahulu apa saja sumber daya yang dibutuhkan. Misalnya saja, jika tujuan kegiatan yang ingin dilakukan adalah pembuatan produk, otomatis perlu diperkirakan terlebih dahulu bahan-bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi tersebut, kan?
Dalam tahapan ini, kumpulkan dan hitung seluruh sumber daya yang diperkirakan akan dibutuhkan sesuai dengan tujuan yang dicapai, cari tahu pula berapa harga terbaik yang bisa didapatkan untuk memperoleh sumber daya tersebut.
2. Mengumpulkan Data Terkait Sumber Daya Manusia
Tahapan berikutnya dalam cara membuat RAB setelah memetakan kebutuhan sumber daya secara umum adalah melakukan hal yang sama, tapi khusus untuk sumber daya manusia atau tenaga kerja yang dibutuhkan.
Apakah dalam kegiatan yang akan dijalankan dibutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan khusus atau tidak? Jika memang membutuhkan tenaga kerja berketerampilan khusus, berapa kisaran biaya yang dibutuhkan? Jika tenaga kerja yang dibutuhkan tak perlu memiliki keterampilan khusus, berapa anggaran yang ingin disiapkan untuk upahnya?
Bagaimanapun juga, kebutuhan tenaga kerja untuk setiap kegiatan operasional bisnis dapat berbeda-beda, tergantung dari jenis pekerjaan yang harus diselesaikan. Bahkan, bukan tidak mungkin dalam satu kegiatan operasional dibutuhkan beberapa tenaga kerja dengan tingkat keterampilan yang beragam. Otomatis, pemilik usaha pun perlu melakukan perhitungan harga upah pasaran yang berbeda-berbeda pula.
3. Melakukan Analisis Kebutuhan Sumber Daya
Nah, setelah seluruh kebutuhan sumber daya berhasil dipetakan, langkah berikutnya adalah melakukan analisis untuk mengetahui sumber daya mana saja yang esensial untuk kegiatan yang ingin dijalankan.
Ada dua pendekatan yang bisa digunakan dalam tahapan ini. Pendekatan pertama adalah dengan mengabaikan besarnya biaya yang harus dikeluarkan di akhir dan melakukan pemetaan dengan penyesuaian yang tidak terlalu berat. Sementara itu, pendekatan yang kedua adalah menetapkan terlebih dahulu besarnya anggaran yang ingin dikeluarkan, kemudian melakukan penyesuaian prioritas setiap biaya yang dibutuhkan agar tidak terlalu jauh melebihi jumlah anggaran yang sudah ditetapkan tadi.
Pendekatan yang paling ideal tentu pendekatan yang pertama karena dalam pendekatan ini, pemilik usaha berpotensi memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan bisnis yang direncanakannya. Pun demikian, tidak semua pemilik usaha memiliki modal yang tak terbatas, kan? Oleh karena itu, pendekatan kedua yang memungkinkan adanya penyesuaian agar tidak melebihi kesiapan dalam mengumpulkan modal.
Nah, dari hasil analisis yang dilakukan, pemilik usaha pun dapat menemukan kebutuhan-kebutuhan yang memang esensial untuk memastikan kegiatan yang direncanakan dapat dijalankan dengan sukses.
Baca juga: Pahami! Perbedaan Biaya (Cost) dan Beban (Expense)
Contoh RAB Sederhana
Sudah paham tahapan dalam membuat RAB? Bagaimana jika sekarang coba kita aplikasikan langsung dengan membuat rancangan sederhana? Coba perhatikan contoh RAB sederhana berikut:
Dari contoh RAB sederhana di atas, kita dapat melihat pemilik usaha memisahkan setiap rencana biaya sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan bisnis, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan tersebut. Dengan demikian, pemilik usaha pun memiliki acuan untuk menjalankan operasional sesuai dengan tahapannya.
Contoh RAB Proyek
Nah, setelah mengetahui cara membuat RAB Sederhana, bagaimana dengan RAB yang ingin dibuat untuk proyek tertentu? Tidak perlu bingung, secara teknis tidak banyak yang berubah, cukup ikuti tahapan yang sudah dijabarkan sebelumnya. Atau, jika masih bingung, coba perhatikan contoh RAB proyek berikut ini:
Dari contoh RAB Proyek di atas, dapat dilihat bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan dengan rencana anggaran dan biaya sederhana. Pada dasarnya, keduanya memang menerapkan fungsi dan tujuan yang sama, kok, hanya saja pada RAB untuk proyek, dokumen yang dibuat memang terbatas pada pelaksanaan satu kegiatan atau satu proyek saja.
Jangan lupa bahwa RAB adalah singkatan dari Rencana Anggaran dan Biaya, oleh karena itu, saat membuat RAB pastikan semua proyeksi biaya yang pengeluaran sudah dihitung dengan baik. Untuk pencatatannya, manfaatkan saja fitur akuntansi dalam aplikasi majoo yang dapat dengan akurat mencatat setiap transaksi yang terjadi secara otomatis.
Jangan tunggu terlalu lama, langsung saja segera berlangganan layanan aplikasi majoo yang dapat membantu mempermudah pengelolaan bisnis!
Baca juga: Memahami Rencana Anggaran Biaya, Termasuk Cara Membuatnya