Menyesuaikan Strategi Bisnis Paska Pandemi, Kenapa Harus?

Ditulis oleh Ajar Pamungkas

article thumbnail

Ada banyak hal yang berubah paska pandemi, apakah strategi bisnis juga harus berubah?

Sama seperti kita pandemi Covid-19 pertama kali muncul, paska pandemi pun ada banyak perubahan yang terjadi dan membutuhkan penyesuaian, termasuk dalam sektor bisnis. Tak main-main, dampak yang ditimbulkan oleh pandemi memang sangat besar dan memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan.

Bukan sesuatu yang mengherankan apabila para pelaku usaha pun mengubah strategi bisnis yang dimilikinya sepanjang waktu, baik ketika pandemi pertama kali muncul di akhir tahun 2019 lalu maupun sekarang ketika pandemi sudah mereda dan kasus-kasus aktifnya pun mulai turun. Pertanyaannya, apakah strategi yang digunakan untuk menghadapi pandemi kemarin perlu dipertahankan, atau perlu diubah lagi sesuai dengan kondisi sekarang?

Baca juga: Laporan Bisnis 3 Lapak Belanja Digital Besar Indonesia

Mengapa Strategi Bisnis Berubah di Awal Pandemi?

Agar dapat menentukan apakah sekarang perubahan strategi perlu dilakukan atau tidak, kita perlu memahami terlebih dahulu alasan yang mendasari adanya perubahan-perubahan tersebut.

Di awal pandemi, angka kematian akibat Covid-19 tergolong cukup tinggi tanpa adanya vaksin atau obat untuk mengatasinya. Karenanya, upaya-upaya pencegahan pun perlu dilakukan, salah satunya dengan memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk dengan melarang sejumlah industri untuk menyediakan layanan dine in maupun berbelanja langsung di tempat usaha.

Di satu sisi, imbauan ini patut dijalankan untuk memastikan angka penyebaran pandemi dapat ditekan, tetapi di sisi lain jelas ini membuat banyak bisnis merugi karena turunnya pelanggan yang datang secara drastis. Tetap menjalankan strategi yang sudah ada tentu akan berakibat buruk karena kondisinya yang tidak memungkinkan.

Agar bisnis tidak harus gulung tikar, para pelaku usaha pun memutuskan untuk mengubah strategi dengan menyediakan layanan pesan antar dan pemanfaatan platform digital lain untuk berjualan. Melalui strategi tersebut, pelaku usaha pun masih dapat tetap bertahan dengan melakukan penjualan secara online, sehingga pelanggan pun tidak harus melanggar protokol kesehatan dengan mengunjungi tempat usaha secara langsung.

Baca juga: Migrasi Bisnis Menjadi Online Saat Ramadan? Why Not?!

Apa yang Berubah Saat Ini?

Pandemi Covid-19 memang belum sepenuhnya hilang. Di berbagai kawasan, jumlah kasus aktif masih cukup tinggi dan bertambah setiap harinya, sekalipun mungkin di kawasan yang berbeda jumlah kasus aktif cenderung berkurang. Di samping itu, program vaksin untuk coronavirus pun sudah mulai berjalan dan banyak masyarakat yang sudah divaksin, baik untuk dosis pertama, dosis kedua, bahkan dosis tambahan.

Dengan situasi tersebut, ancaman penyebaran Covid-19 pun mulai dapat diatasi, sehingga pemerintah pun menghentikan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Artinya, pelanggan sudah bebas untuk datang langsung ke tempat usaha sekalipun masih diharapkan untuk mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Strategi bisnis yang pada masa pandemi mulai bergerak ke arah digital pun kehilangan urgensinya karena toh penjualan secara fisik dapat dilakukan kembali tanpa melalui platform-platform digital maupun layanan pesan antar. Pun demikian, bukan berarti strategi sebaiknya dihentikan sepenuhnya karena dianggap sudah tidak diperlukan lagi, lho!

Baca juga: 5 Perubahan Perilaku Konsumen yang Membentuk Tren Bisnis

Jangan sampai bisnis gulung tikar paska pandemi karena tidak ada penyesuaian strategi bisnis.

Tidak Harus Diganti, Tetapi Bisa Disesuaikan

Nah, dengan tingkat urgensi yang turun, artinya migrasi bisnis ke platform digital sudah bukan lagi menjadi kebutuhan yang mendesak. Namun, bukan berarti strategi ini harus diganti secara total. Mengapa demikian?

Sederhana saja, periode waktu yang telah kita lewati bersama pandemi selama dua tahun sebenarnya bukanlah rentang yang singkat. Selama dua tahun tersebut, literasi digital yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia bisa dibilang berkembang pesat, demikian pula dengan tingkat kompetensinya dalam menggunakan produk-produk teknologi.

Tak berhenti sampai di situ saja, selama dua tahun terpapar pandemi, muncul kebiasaan-kebiasaan baru dalam memanfaatkan produk teknologi serta platform-platform digital. Yap, benar sekali! New normal yang sempat digadang-gadang selama dua tahun terakhir ini tidak terbatas pada kebiasaan baru saat bertemu dengan seseorang atau hal-hal lain yang sifatnya sosial saja, tetapi juga merambah karakter transaksi dan belanja masyarakat.

Karenanya, strategi bisnis yang sempat mengarah kepada platform digital tak perlu dihentikan di tengah, tetapi bisa terus dilanjutkan dengan berbagai penyesuaian yang lebih tepat untuk kondisi yang dihadapi saat ini. Jangan sampai pelaku usaha beralih lagi ke sistem belanja yang konvensional ketika pelanggan-pelanggan setianya sudah terbiasa berbelanja menggunakan platform digital.

Sebaliknya, strategi yang saat ini justru harus diterapkan sebaiknya dapat mengoptimalkan implementasi strategi-strategi sebelumnya. Salah satunya adalah dengan menyediakan pilihan pembayaran yang lebih beragam, mengingat platform dompet digital sekarang juga semakin banyak jumlahnya jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

Selain itu, pelaku usaha juga harus bisa menyajikan pengalaman berbelanja melalui layanan pesan antar yang lebih mulus lagi, misalnya saja dengan mengintegrasikan layanan tersebut ke dalam pengelolaan bisnisnya melalui Fitur Food Order yang ditawarkan oleh aplikasi majoo. Dengan menerapkan langkah ini, jelas pelanggan yang sudah terbiasa memesan secara online pun masih dapat menemukan kemudahan berbelanja, sementara pelaku usaha sendiri tidak mengalami kebingungan atau kerepotan karena harus mengelola bisnis yang dijalankan secara offline serta online dalam waktu yang bersamaan paska pandemi.

Fitur Food Order tidak hanya menyediakan sistem yang terintegrasi dengan GrabFood, tetapi juga memungkinkan pelaku usaha untuk mengatur pesanan yang datang secara online agar tidak terjadi miskomunikasi antara karyawan yang bekerja di meja kasir dengan yang ada di dapur. Menarik sekali, kan? Tunggu apa lagi? Langsung saja berlangganan layanan aplikasi majoo!

Baca juga: Inilah 5 Brand yang Punya Strategi Digital Marketing Brilian

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo