Istilah retail atau ritel bukan istilah asing di telinga masyarakat Indonesia. Kamu pun pasti sering mendengar atau membacanya.
Bahkan orang awam pun akan menjawab pernah jika ditanya apakah mereka pernah mendengar istilah retail atau ritel.
Tentu saja! Bisnis ritel atau retail memang cukup akrab bagi masyarakat Indonesia dan hampir semua orang pasti pernah berbelanja di bisnis tersebut.
Di era global sekarang, bisnis ritel adalah salah satu metode marketing yang cukup populer di kalangan pengusaha. Bahkan, usaha ini dinilai sebagai bisnis paling menjanjikan dan berpotensi mendatangkan keuntungan besar.
Dengan kelebihan bisnis retail tersebut, tak sedikit pengusaha tertarik mencoba usaha ini.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan bisnis ritel tersebut, ya, Majoopreneurs? Secara singkat, yang dimaksud dengan ritel adalah proses penjualan suatu produk maupun jasa kepada pihak konsumen dengan skala kecil.
Ritel juga bisa disebut sebagai bisnis eceran karena produk atau jasa yang ditawarkan dalam bentuk satuan untuk memenuhi kebutuhan dari para konsumennya.
Sebagai salah satu jenis usaha, ritel tergolong sebagai bisnis populer. Di era global modern seperti saat ini, bisnis ini dianggap sebagai jenis usaha yang menjanjikan dan berpotensi memberikan keuntungan besar.
Oleh karena itulah, tak sedikit orang yang tertarik untuk memulai bisnis tersebut. Apakah kamu salah satu yang tertarik, majoopreneurs? Mari kita kupas tentang bisnis ritel di dalam artikel ini.
Baca Juga: 8 Media Promosi yang Efektif untuk Bisnis Berkembang
Pengertian Bisnis Ritel
Pengertian bisnis ritel adalah kegiatan usaha yang melibatkan transaksi penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam jumlah satuan maupun eceran untuk dikonsumsi pribadi dan tidak bertujuan untuk diperjualbelikan kembali.
Tidak hanya berbentuk fisik, bisnis ritel juga bisa dilakukan secara digital, atau istilah yang banyak dipahami masyarakat adalah toko online.
Kelebihan bisnis ritel adalah kegiatan perdagangan terkait penjualan barang secara langsung kepada konsumen terakhir.
Konsumen banyak membeli produk di toko ritel secara satuan karena memang hanya digunakan untuk penggunaan pribadi atau rumah tangga saja.
Selain itu, sistem kerja yang biasa digunakan pada bisnis ritel adalah menghubungkan produsen utama (grosir besar) dengan konsumen yang melakukan pembelian barang dalam jumlah kecil maupun bentuk satuan.
Karena hal tersebut, bisnis ritel dianggap sebagai aspek penting dalam supply chain atau rantai pasokan.
Bagaimana rantai persediaan barang pada bisnis ritel dapat terpenuhi?
Rantai persediaan barang bisnis ritel terdiri dari produsen, grosir, ritel, dan konsumen. Produsen secara langsung berhubungan dengan bisnis grosir, lalu bisnis grosir menjual kepada peritel.
Akhirnya peritel menjual kepada konsumen akhir yang menggunakan produk tersebut secara langsung.
Tanpa adanya pelaku di bisnis ini, pihak perusahaan tentu akan sulit untuk memasarkan produknya kepada konsumen, begitupun sebaliknya.
Satu catatan penting adalah Majoopreneurs harus membedakan antara bisnis ritel dan bisnis grosir. Konsumen bisnis ritel tidak menjual kembali produk yang telah dibelinya.
Sementara konsumen bisnis grosir membeli produk untuk dijual kembali. Hal ini berdampak pada harga barang yang ditawarkan di tingkat ritel dan grosir.
Baca Juga: Wholesale atau Grosir Sebagai Strategi Dalam Berbisnis
Fungsi Bisnis Ritel
Pada dasarnya, bisnis ritel bertujuan membuat kedua pihak pembeli maupun penjual merasa diuntungkan. Hal tersebut dapat dicapai dengan memahami beberapa fungsi bisnis ritel yang sangat krusial.
Berikut ini adalah beberapa fungsi ritel dalam perdagangan.
Memudahkan Konsumen untuk Mendapatkan Barang
Keuntungan dengan kehadiran bisnis ritel adalah memudahkan konsumen memperoleh barang yang diinginkan. Tanpa kehadiran ritel, mereka akan mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena harus membeli langsung dari produsen.
Memberikan Keuntungan Bagi Produsen dan Grosir
Sudah pasti, bisnis ritel dapat mendatangkan keuntungan bagi produsen maupun grosir. Seorang pengecer atau peritel akan membeli barang dari produsen dalam jumlah banyak.
Nantinya, keuntungan tersebut dijadikan modal kembali untuk diputarkan dalam proses produksi.
Membantu Promosi Produk
Menawarkan produk kepada konsumen secara maksimal adalah jalan ninja para peritel. Itu sebabnya dalam bisnis ritel apa pun, selalu terlihat tenaga penjualan, pelayanan pelanggan, dan katalog produk.
Bisnis ritel tidak hanya menjual barang, majoopreneurs. Mereka juga mempromosikan barang dan mengedukasi konsumen tentang produk yang dijualnya.
Mengobservasi Pasar
Karena bisnis ritel berhubungan langsung dengan konsumen, maka ritel sekaligus menjadi ujung tombak untuk mengetahui perilaku konsumen, termasuk tren pasar.
Bisnis ritel mendapatkan imbal balik langsung dari konsumen, sehingga pelaku bisnis ritel bisa meneruskannya kepada grosir dan produsen.
Klasifikasi Bisnis Ritel
Klasifikasi bisnis ritel adalah kegiatan usaha yang dibedakan berdasarkan produk barang dagangan, aset kepemilikan, maupun lokasi penjualan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Berdasarkan Produk yang Dijual
Berdasarkan produk yang dipasarkan, ritel dibagi menjadi tiga jenis.
- Product retail yang menjual barang, contohnya toko mainan.
- Service retail dengan penawaran jasa seperti layanan cuci kendaraan.
- Non-store retail untuk memasarkan barang menggunakan media tertentu, misalnya vending machine.
Berdasarkan Kepemilikan
Ada tiga jenis ritel yang dikategorikan berdasarkan sifat pemiliknya, yakni ritel mandiri seperti warung, toko kelontong dan ruko, waralaba seperti franchise, dan kelompok usaha seperti swalayan atau department store yang terikat dalam satu manajemen.
Berdasarkan Lokasi Penjualan
Usaha ritel juga dapat dibedakan berdasarkan lokasi penjualannya. Pengusaha yang mempunyai akses langsung ke jalan besar termasuk ke dalam jenis ritel mal atau lahan komersial.
Karakteristik Bisnis Ritel
Jika kamu memahami karakter bisnis ritel dengan baik, kamu bisa memikirkan strategi terbaik untuk memulainya.
Di bawah ini beberapa karakteristik bisnis ritel yang perlu kamu ketahui:
Bisnis Ritel Menjual Barang dalam Jumlah Satuan
Bisnis ritel selalu menjual barang dalam jumlah satuan. Itu sebabnya, sangat penting untuk kamu perhatikan cara mempromosikan barang agar menarik minat pembeli.
Cara mempromosikan produk sebisa mungkin dilengkapi dengan fitur dan kelebihan yang dimiliki hingga konsumen yakin untuk membelinya.
Karena menjual produk dalam jumlah satuan, bisnis ritel harus menyediakan stok barang untuk konsumen dengan jumlah cukup banyak.
Kuncinya adalah peritel harus bisa menyediakan barang kapan pun konsumen membutuhkannya.
Bisnis Ritel Berhadapan Langsung Dengan Konsumen
Karena bisnis ritel adalah ujung tombak dan akhir dari rantai persediaan barang, maka mereka akan berhadapan dan berhubungan langsung dengan konsumen.
Bisnis ritel perlu memiliki sistem dan proses pembayaran produk yang ringkas, cepat, dan mudah.
Berbisnis ritel artinya perlu memahami persaingan harga pasar agar kamu bisa memberikan harga terbaik untuk konsumen dan mendapatkan profit maksimal.
Karena kamu berhadapan langsung dengan konsumen, lihatlah bisnis ritel yang memberikan layanan lebih agar bisa meraih perhatian konsumen seperti menyediakan toko online dan offline atau delivery order.
Bisnis Ritel Memiliki Aneka Jenis Kebutuhan Konsumen
Karena bisnis ritel melayani konsumen dalam jumlah masif dan menyediakan banyak produk di dalamnya, membuat bisnis ritel terbagi dalam beberapa jenis.
- Ritel Produk
- Ritel Jasa
- Non-store Retail
Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Bisnis Ritel
Kesuksesan sebuah usaha sangat bergantung pada beberapa faktor pendukung. Faktor penting yang memengaruhi keberhasilan bisnis ritel adalah lokasi strategis hingga suasana tempat usaha.
Berikut ini penjelasan lengkapnya, ya.
Lokasi Usaha
Faktor utama yang wajib diperhatikan dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis ritel adalah lokasi tempat usaha. Berikut ini beberapa cara untuk memilih lokasi yang tepat.
1. Fasilitas umum
Fasilitas umum yang memadai dapat menjadi pendorong minat calon pembeli untuk berbelanja di toko ritel. Misalnya memilih lokasi strategis yang berada di dekat sarana transportasi seperti terminal bus atau dekat sarana pendidikan seperti kampus.
2. Peraturan/perizinan
Perijinan bisnis ritel adalah salah satu faktor penting dalam kesuksesan kegiatan usaha. Pastikan untuk memilih lokasi yang bukan sengketa dengan mempertimbangkan beberapa peraturan berlaku.
Harga yang Tepat
Faktor pendukung dari bisnis ritel adalah penetapan harga. Jika suatu toko menawarkan produk dengan harga tinggi, maka calon konsumen akan berpindah ke toko lain yang memiliki harga lebih rendah.
Namun, penentuan harga terlalu murah pun dapat mengakibatkan sedikitnya perolehan keuntungan.
Suasana Toko
Faktor lain sebagai pendorong majunya bisnis ritel adalah keadaan tempat usaha.
Suasana yang nyaman dapat mendorong minat calon pelanggan untuk datang ke toko. Misalnya, memasang musik kekinian maupun mengatur dekorasi interior toko menjadi lebih indah dipandang.
Baca Juga: Tips Jitu Membuat Proposal Usaha yang Menarik
Bentuk Hukum Bisnis Ritel
Dalam menjalankan bisnis ritel, perlu kamu ketahui ada beberapa bentuk hukum yang menjadi dasar dari bisnis tersebut, seperti:
- Perseorangan atau sole proprietorship, yaitu ritel yang kepemilikannya bersifat perseorangan atau tunggal. Pemilik tidak membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk melakukan aktivitas usaha ritelnya.
- Bentuk hukum kemitraan atau Dalam bentuk hukum ini, bisnis ritel memiliki kepemilikan dari 2 orang atau lebih yang masing-masing terlibat untuk menjalankan bisnis tersebut.
- Usaha bersama atau joint venture merupakan bentuk hukum dari bisnis ritel yang dijalankan melalui kolaborasi dari dua atau lebih pihak melalui persetujuan.
Bisnis ritel dengan bentuk hukum ini akan mengatur mengenai cara pembagian modal serta keuntungan menurut aturan dan ketentuan yang dibuat oleh seluruh pihak yang terlibat.
Izin hukum khusus untuk pengoperasian bisnis ritel adalah hal yang wajib dimiliki oleh ritel modern seperti swalayan dan supermarket. Namun, bagi bisnis ritel tradisional seperti pedagang pasar, pemiliknya tidak diharuskan untuk memiliki izin khusus dari pemerintah untuk bisa beroperasi.
Beberapa jenis izin khusus dari pemerintah yang harus dimiliki oleh pebisnis ritel modern, meliputi:
- Mendirikan badan hukum.
- Mengurus Izin Usaha Toko Modern sesuai Pasal 12 & 13 Peraturan Presiden 112/2007, dan Pasal 12 Permendagri 53/2011.
- TDP atau Tanda Daftar Perusahaan.
- IMB atau Izin Mendirikan Bangunan atas Toko Modern
- Surat Keterangan Domisili Perusahaan.
- Izin Gangguan.
- Surat Tanda Pendaftaran
Baca Juga: Memahami Pengertian Badan Usaha, Ciri-ciri, sampai Tujuannya
Kesimpulan
Sebagai pebisnis, penting bagi kamu untuk menentukan bisnis seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan dan disukai konsumen, ya, Majoopreneurs.
Memulai bisnis ritel membutuhkan perencanaan matang dan modal cukup besar. Dengan memahami seluk-beluk bisnis ritel, kamu bisa membuat sebuah perencanaan bisnis yang baik.
Jangan ragu untuk mengajukan pinjaman modal agar bisnis kamu bisa berjalan dengan baik. Kalau mau memulainya dengan skala UMKM, kamu tahu, kan, kalau majoo menyediakan pinjaman modal untuk UMKM?
Semangat berbisnis!