Semua orang, termasuk kamu, pasti sudah mengetahui arti dari produksi. Secara umum, produksi adalah proses menciptakan sesuatu yang berguna bagi masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Karena itu, produksi menjadi proses pertama dalam kegiatan ekonomi yang memiliki peranan sangat penting.
Dalam kegiatan produksi, pihak yang melaksanakan kegiatan produksi disebut sebagai produsen. Sedangkan hal-hal yang dibutuhkan demi kelancaran proses produksi disebut dengan istilah faktor produksi.
Dalam artikel kali ini, majoo akan menjelaskan tentang pengertian faktor produksi, jenis faktor produksi, dan contoh faktor produksi.
Baca juga: Definisi Produsen dan Seluk-Beluknya dalam Kegiatan Ekonomi
Pengertian Faktor Produksi
Sebuah produk yang dihasilkan harus memiliki nilai tambah. Tujuannya, tidak sekadar memenuhi kebutuhan masyarakat, namun juga menjadi pembeda dari produk-produk serupa agar dapat meningkatkan nilai jualnya.
Contohnya, sebuah buku tulis perlu lapisan sampul dengan desain yang menarik. Untuk menghasilkan produk seperti itu, maka dibutuhkan sumber daya, mulai dari desainer grafis, penyuplai bahan lapisan sampul, manajemen pabrik, hingga tim pemasaran. Hal-hal yang membantu kelancaran proses produksi itulah yang disebut dengan faktor produksi.
Secara harfiah, faktor produksi adalah unsur-unsur yang berguna dalam proses produksi dengan tujuan menghasilkan produk berupa jasa atau barang sesuai kebutuhan masyarakat. Lebih lanjut, faktor produksi dipahami sebagai benda atau proses yang digunakan untuk menciptakan nilai sebuah barang atau jasa.
Dapat disimpulkan, pengertian faktor produksi adalah serangkaian sumber daya yang terlibat dan dibutuhkan dalam proses produksi demi terciptanya suatu barang atau jasa.
Tujuan Faktor Produksi
Ada beberapa tujuan dan alasan seorang produsen harus menyiapkan faktor produksi terlebih dahulu sebelum menciptakan suatu produk. Tujuan tersebut antara lain:
1. Memperlancar Proses Produksi
Tujuan pertama dari menyiapkan faktor produksi adalah tentu saja untuk membantu melancarkan proses produksi. Agar bisa menghasilkan barang atau jasa, seorang pebisnis harus menyiapkan semua sarana dan prasarana pendukung.
Sarana dan prasarana pendukung tersebut meliputi kebutuhan modal, manajemen usaha, strategi pemasaran, dan lain sebagainya. Jika unsur tersebut tidak lengkap, maka proses produksi tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.
2. Menghasilkan Produk yang Sesuai dengan Kebutuhan Pasar
Apalah artinya memproduksi suatu produk jika tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Tentunya produk yang dihasilkan akan mubazir karena tidak habis terjual.
Oleh karena itu, diperlukan faktor produksi yang lengkap dan bermutu untuk mendukung terciptanya barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen
3. Meningkatkan Profit
Menjalankan usaha atau bisnis pastilah mengharapkan profit atau keuntungan. Apabila seorang produsen menyiapkan faktor produksi dengan sungguh-sungguh, maka produk maupun jasa yang dihasilkan akan memiliki kualitas terbaik. Dampaknya, sudah pasti produk tersebut akan menjadi pilihan utama para konsumen sehingga profit bisa diraih.
Baca juga: Menghitung Efisiensi Aset dengan Rumus Return on Asset
Jenis Faktor Produksi
Dalam pemahaman ekonomi modern, jenis faktor produksi dikategorikan menjadi dua, yaitu Faktor Asli dan Faktor Turunan.
Faktor Produksi Asli |
Faktor Produksi Turunan |
Alam (Natural Resources) |
Modal (Capital) |
Tenaga Kerja (Labour) |
Manajerial (Entrepreneurship) |
|
Sumber Daya Informasi |
Faktor produksi asli meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sementara itu, modal, manajerial atau kewirausahaan, dan sumber daya informasi termasuk ke dalam jenis faktor produksi turunan.
1. Faktor Produksi Asli
a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua hal yang telah tersedia di alam dan bisa dimanfaatkan guna mencapai kemakmuran. Faktor produksi ini termasuk lahan, lingkungan, dan semua kekayaan yang terdapat di dalam tanah. Contoh faktor produksi sumber daya alam meliputi tanah, sinar matahari, udara, air, tumbuhan, hewan, mineral, dan lain-lain.
b. Sumber Daya Manusia atau Tenaga Kerja
Jenis faktor produksi sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan semua usaha yang dilakukan manusia untuk meningkatkan nilai pada suatu benda. Tenaga kerja berperan sebagai pengolah produk dan juga dalam pengoperasian alat-alat produksi.
Meskipun di era modern saat ini proses produksi telah dibantu oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), sumber daya manusia tetap dibutuhkan. Keberadaan emosi, perasaan, dan jiwa dari manusia membuat produk yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan konsumen.
Baca juga: Manajemen SDM: Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
2. Faktor Turunan
a. Modal
Modal adalah penggerak utama operasional bisnis dari awal hingga akhir. Modal berupa kapital atau pendanaan investasi dari para investor bisnis dapat digunakan untuk mendukung berjalannya sebuah industri. Sebab, modal dapat digunakan untuk membeli lahan pabrik, alat-alat produksi, hingga membayar upah para pekerja.
b. Manajerial atau Kewirausahaan
Penentu keberhasilan dari suatu proses produksi tidak hanya produk, tetapi juga strategi, perencanaan, pemantauan, pembukuan, pemasaran, distribusi, hingga riset pasar. Oleh karena itu, faktor kewirausahaan sering pula disebut dengan faktor pengelolaan bisnis atau manajemen.
c. Sumber Daya Informasi
Kehadiran Internet membuat arus pertukaran informasi menjadi semakin cepat. Dengan kemajuan teknologi dan informasi, proses produksi dapat menjadi lebih efisien. Contohnya, perangkat lunak (software) bisa membantu proses pengelolaan tenaga kerja, manajemen keuangan, hingga membantu pemasaran. Selain itu, hadirnya platform e-commerce juga membantu perusahaan dalam memasarkan produknya sehingga bisa menjangkau banyak masyarakat.
Contoh Faktor Produksi
Berikut sebuah contoh faktor produksi agar kamu bisa lebih mudah memahaminya:
Sebuah perusahaan otomotif dari Korea Selatan hendak membuka pabrik baterai mobil listrik di Indonesia. Oleh karena itu, mereka mencari lahan yang dapat dijangkau oleh tenaga kerja. Selain itu, mereka juga mencari lokasi sumber daya alam yang menjadi bahan baku pembuatan produk, yaitu nikel.
Berikut hasil pemetaan faktor produksi dari perusahaan otomotif tersebut:
- Untuk lahan pendirian pabrik, perusahaan membeli lahan atau tanah yang dikelola pemerintah daerah dengan sistem sewa jangka panjang.
- Untuk alat produksi, perusahaan mendatangkan peralatan pabrik dan seluruh alat operasional perusahaan dari negara asal perusahaan (Korea Selatan). Beberapa suku cadang dapat di Indonesia agar lebih hemat.
- Untuk bahan baku, perusahaan bekerja sama dengan perusahaan pertambangan nikel di wilayah setempat.
- Untuk faktor produksi tenaga kerja, perusahaan memutuskan untuk mengkombinasikan tenaga kerja asing dari Korea Selatan dan tenaga kerja lokal yang direkrut setelah proses pembangunan pabrik telah selesai.
- Untuk faktor produksi modal, perusahaan mengandalkan beberapa investor yang tergabung dalam sebuah konsorsium.
Melalui contoh di atas, terlihat jelas faktor produksi yang dibutuhkan, sehingga perusahaan dapat menargetkan terciptanya produk yang sesuai dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kesimpulan
Nah, itulah pengertian faktor produksi, jenis-jenisnya, serta contoh faktor produksi. Memahami keberadaan dan pentingnya faktor produksi menjadi hal yang harus disiapkan secara matang oleh pelaku usaha dalam perencanaan bisnisnya. Hal itu akan mempermudah dalam menyiapkan atau menyusun strategi bisnisnya ke depan. Terlebih, keberadaan faktor produksi juga menentukan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.
Dalam era digital, pemanfaatan sumber daya informasi dan teknologi juga berperan penting merupakan faktor produksi yang penting. Hal ini akan membantu pelaku bisnis bisa meraih cara paling efektif dalam kegiatan promosi dan pemasaran, mempercepat proses merekrut sumber daya manusia sebagai tenaga kerja.
Pebisnis juga dapat memanfaatkan aplikasi POS seperti aplikasi majoo dengan berbagai fitur andalannya yang dapat membantu pengelolaan bisnis secara mudah, efektif, serta efisien. Dengan begitu, pemilik bisnis dapat menekan berbagai biaya pengelolaan bisnis sehingga bisa memperoleh profit yang lebih menjanjikan.