Bagaimana, sih, Cara Menghitung Indeks Harga Konsumen?!

Ditulis oleh Ajar Pamungkas

article thumbnail

Berapa, sih, indeks harga konsumen untuk barang-barang atau jasa yang biasa dibeli sehari-hari?

Apa, sih, yang dimaksud dengan indeks harga konsumen atau IHK? Bagaimana cara menghitungnya? Rumus apa yang harus digunakan? Mengapa kita perlu mengetahui cara menghitung indeks harga yang satu ini?

Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin jarang melintas di kepala para pemilik usaha, khususnya mereka yang memang bergerak di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah. Padahal, bagi seorang pemilik usaha, ada banyak wawasan yang bisa digali dengan menelaah dan menghitung indeks harga, lho!

Jika tak percaya, coba simak artikel berikut yang akan menjelaskan serba-serbi terkait indeks harga konsumen, termasuk cara menghitungnya, dan setelahnya pasti mudah untuk memahami mengapa mengetahui cara menghitung indeks ini menjadi penting bagi pengembangan bisnis.

Langsung saja kita mulai, yuk!

Indeks Harga Konsumen adalah …

Secara singkat, indeks harga konsumen adalah sebuah indeks yang mengukur rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi secara umum, atau barang dan jasa yang termasuk dalam kebutuhan sehari-hari.

Indeks ini merupakan salah satu alat yang paling sering diandalkan untuk mengukur inflasi. Pasalnya, IHK secara berkala mengukur rata-rata perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat secara umum. Dengan demikian, setiap kali terjadi kenaikan harga barang, kita dapat mencatat perkembangannya dengan menghitung indeks ini.

Satu hal yang perlu diingat terkait indeks harga konsumen adalah fungsinya sebagai alat ukur perubahan harga barang dan jasa. Artinya, indeks ini hanya bisa digunakan untuk mengetahui tingkat inflasi yang sudah terjadi saja. Meski demikian, penghitungan IHK juga dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat inflasi yang akan terjadi di periode keuangan berikutnya, kok!

Bagaimana? Sudah ada bayangan mengapa para pemilik usaha sebaiknya mengetahui cara menghitung IHK?

Baca juga: Rumus Harga Jual: Inilah 5 Cara Menentukan Harga Jual Pokok

Apa Saja yang Termasuk Indeks Harga Konsumen?

Apa saja yang termasuk indeks harga konsumen? Secara sederhana, seluruh barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dapat dimasukkan dalam penghitungan IHK.

Pun demikian, bukan berarti seluruh barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat bisa dimasukkan dalam rumus penghitungan IHK, lho! Ada beberapa pengecualian yang diterapkan ke sebagian segmen konsumen. Misalnya saja, barang dan jasa yang dikonsumsi oleh angkatan bersenjata, petani, narapidana, serta pasien rumah sakit jiwa yang tidak akan dihitung saat ingin mencari IHK.

Umumnya, IHK dihitung dari barang-barang dan jasa yang dikonsumsi oleh pekerja–baik yang bekerja secara profesional maupun yang bekerja secara mandiri, warga kurang mampu, pengangguran, maupun pensiunan. Jadi sebenarnya tetap ada banyak sekali rata-rata konsumsi yang harus dihitung sekalipun ada beberapa kelompok masyarakat yang dikecualikan dalam penghitungan.

Apa Tujuan Indeks Harga Konsumen?

Dari penjelasan di atas, mungkin sudah ada yang mulai pusing dan bingung karena kompleksitas yang dimiliki oleh penghitungan IHK. Pertanyaannya, mengapa kita perlu melalui seluruh kepusingan dan kebingungan tersebut, sih?

Apa tujuan indeks harga konsumen? Ada banyak sekali, lho, mulai dari mengukur perubahan harga, menentukan target inflasi, dan juga mengindeks gaji serta tunjangan yang bisa diberikan kepada karyawan.

Eits, jangan bingung dulu! Yuk, mari kita simak penjelasannya bersama-sama, yuk!

Baca juga: Belajar Menghitung Harga Pokok Produksi dengan Benar

1. Mengukur Perubahan Harga

Sudah jelas, dong, karena seluruh rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi dicatat dan dihitung di setiap periode keuangan, indeks harga konsumen mempermudah kita untuk mengetahui seberapa besar perubahan harga barang dan jasa yang terjadi. Jika naik, berapa persenkah kenaikannya? Jika turun, berapa persen pula penurunannya?

Dengan cara ini pula tingkat inflasi dan deflasi pada periode keuangan sebelumnya dapat dihitung. Karena inflasi pada dasarnya adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan hingga jangka waktu tertentu, sementara deflasi merupakan kebalikannya, tentu kita akan tahu berapa persen tingkat inflasi dan deflasi yang terjadi setiap tahunnya ketika perubahan harga ini dicatat di setiap periode keuangan.

Dengan mengetahui indeks harga konsumen, kita bisa memperkirakan tingkat inflasi di periode berikutnya.

2. Menentukan Target Inflasi

Tingkat inflasi serta deflasi memang dapat diketahui dengan menghitung indeks harga konsumen, tetapi ingat kembali bahwa data yang akan diperoleh merupakan data pada periode-periode sebelumnya saja. Meski demikian, pemerintah tetap dapat memanfaatkan hasil penghitungan IHK untuk memperkirakan besarnya tingkat inflasi atau deflasi pada periode berikutnya, lho!

Misalnya saja, selama tiga tahun terakhir diketahui bahwa rata-rata tingkat inflasi mencapai angka 3% per tahun, besar kemungkinan, jika tidak ada kejadian yang di luar rencana, tingkat inflasi pada tahun berikutnya pun akan berkisar di angka yang sama.

Dengan mengetahui hal ini, pemerintah dapat menentukan target inflasi pada tahun berikutnya dengan melakukan sejumlah intervensi yang diperlukan. Misalnya saja, diketahui bahwa di tahun berikutnya ada potensi terjadinya resesi yang akan membuat tingkat inflasi melonjak jauh dari rata-rata tahun sebelumnya, yaitu 3%, pemerintah bisa mulai memberikan insentif atau intervensi lain yang dibutuhkan agar masyarakat siap menghadapi resesi dan inflasi pun dapat ditekan.

Penghitungan IHK dapat dimanfaatkan untuk membuat proyeksi kondisi ekonomi di periode-periode berikutnya, sehingga pemerintah dapat menyiapkan bantuan yang diperlukan untuk memengaruhi proyeksi tersebut. Melalui cara ini, pemerintah pun bisa menjaga daya beli yang dimiliki oleh masyarakatnya.

3. Mengindeks Gaji dan Tunjangan

Penasaran, tidak, atas pertimbangan apa, sih, pemerintah menetapkan upah minimum yang harus diberikan perusahaan kepada karyawannya? Jawabannya sebenarnya ada di penghitungan indeks harga konsumen, lho!

Dengan menghitung IHK, pemerintah dapat mengetahui berapa rata-rata harga barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dari sana, pemerintah pun dapat menetapkan besaran upah dan tunjangan yang harusnya diterima oleh karyawan agar tetap memiliki daya beli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tanpa adanya IHK, sulit untuk mengetahui besarnya pendapatan minimal yang harus diterima oleh seseorang agar tetap dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Perusahaan pun bisa sangat fleksibel dalam menetapkan besarnya gaji dan tunjangan yang harus diberikan kepada karyawan, sehingga memungkinkan munculnya gap pendapatan yang besar.

Jika situasi tersebut terjadi, akan ada orang-orang yang mampu hidup berkecukupan, tetapi ada pula yang hidupnya serba kekurangan. Oleh karena itu, IHK menjadi penting untuk menetapkan standar upah minimum untuk memastikan semua orang setidaknya dapat hidup berkecukupan.

Baca juga: HET adalah Harga Eceran Tertinggi, Apa Fungsinya?

Rumus Indeks Harga Konsumen

Tertarik untuk mencoba menghitung IHK? Nah, perhatikan terlebih dahulu rumus indeks harga konsumen berikut:

Indeks Harga Konsumen = Harga Saat Ini / Harga Tahun Dasar x 100

Dalam rumus indeks harga konsumen di atas, ada beberapa komponen yang juga harus diperhatikan, yaitu harga jenis barang, nilai konsumsi, dan juga periode yang ingin dihitung. Apabila komponen-komponen tersebut sudah diketahui, tidak akan sulit untuk mengetahui nilai IHK.

Cara Menghitung Indeks Harga Konsumen

Lalu, bagaimana cara menghitung indeks harga konsumen. Mudah saja, sebenarnya, catat terlebih dahulu harga barang atau jasa yang ingin dihitung pada dua periode yang berbeda. Dengan demikian, kita akan mendapatkan harga saat ini dan juga harga tahun dasar, yaitu harga barang atau jasa tersebut sebelumnya.

Setelahnya cukup masukkan ke dalam rumus, yaitu dengan membagi harga saat ini dengan harga barang atau jasa tersebut pada periode awal, kemudian mengalikannya dengan 100. Sebenarnya, kita juga bisa menghitung peningkatannya dengan membagi selisih harga kedua periode dengan harga tahun dasar, kemudian mengalikannya dengan 100%.

Misalnya saja, suatu baru tahun lalu dijual seharga Rp10.000 dan tahun ini dijual seharga Rp11.000. Ketika dimasukkan ke dalam rumus yang sudah disampaikan sebelumnya, kita akan mengetahui bahwa IHK untuk barang tersebut adalah 110 sementara kenaikan harganya sebesar 10%.

Bagaimana? Sebenarnya cara menghitung indeks harga konsumen suatu barang atau jasa sama sekali bukan sesuatu yang membingungkan, kan? Tak ada salahnya untuk mulai secara aktif mengumpulkan IHK setiap barang atau jasa, khususnya yang memang diperlukan dalam menjalankan bisnis supaya bisa memperkirakan besarnya modal yang diperlukan untuk memastikan operasional bisnis berjalan lancar.

Jika ingin pengelolaan bisnis jauh lebih lancar, saatnya memanfaatkan aplikasi majoo dengan beragam fiturnya yang sudah dirancang untuk mempermudah manajemen bisnis secara lengkap. Yuk, langsung saja berlangganan layanan aplikasi majoo!

Baca juga: Belajar Cara Menghitung Harga Peroleh, Yuk!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Secara sederhana, seluruh barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dapat dimasukkan dalam penghitungan IHK.
Tujuan indeks harga konsumen ada banyak sekali, lho, mulai dari mengukur perubahan harga, menentukan target inflasi, dan juga mengindeks gaji serta tunjangan yang bisa diberikan kepada karyawan.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo