Sebagai warga negara, pernah merasa penasaran dengan konsep pendapatan nasional, tidak?
Sebagian orang mungkin tidak pernah memikirkannya karena mungkin memang tak memiliki latar belakang pendidikan terkait akuntansi dan keuangan negara. Namun, bagi mereka yang sehari-hari memang bergelut di bidang ini, jelas keberadaan konsep ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas.
Lalu, bagaimana dengan para pelaku usaha? Perlukah kita memahami konsep ini dengan sebaik mungkin? Hmm, bagaimana jika kita coba membahasnya bersama-sama agar bisa menentukan jawaban untuk pertanyaan tersebut? Yuk!
Pengertian Pendapatan Nasional
Agar lebih mudah memahami konsep keuangan negara yang satu ini, ada baiknya kita mengetahui pengertian pendapatan nasional terlebih dahulu.
Secara singkat, kita dapat menjelaskan pendapatan nasional sebagai pemasukan yang diterima oleh suatu negara setiap tahunnya dan dipergunakan sebagai sumber pendanaan untuk setiap kegiatan maupun kebutuhan negara, khususnya terkait kegiatan pembangunan.
Jika ditanya dari mana datangnya pemasukan tersebut, ada tiga jenis pendapatan yang dapat diperhitungkan sebagai sumber pemasukan negara. Sumber yang pertama adalah pajak yang dibayarkan oleh warga negara tersebut, kemudian sumber pendapatan lain yang tidak berasal dari pajak seperti tambang minyak dan gas, serta dana hibah yang berasal dari luar negeri.
Pendapatan-pendapatan ini nantinya akan dikelola oleh pemerintah dan dipergunakan untuk mendanai seluruh kegiatan pembangunan negara di segala bidang; mulai dari pendidikan, sarana dan prasarana umum, kesehatan, transportasi, hingga pengadaan infrastruktur yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pembangunan itu sendiri.
Bagaimana Cara Menghitung Pendapatan Nasional
Nah, setelah mengetahui pengertian pendapatan nasional, penasaran tidak bagaimana cara menghitungnya?
Umumnya, ada dua cara menghitung pendapatan nasional yang sering digunakan, yaitu dengan pendekatan pengeluaran dan juga pendekatan pendapatan. Jangan pusing dulu, ya, karena sebenarnya pendekatan-pendekatan ini cukup mudah untuk dicerna, kok!
Apabila kita ingin menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran, kita cukup menjumlahkan seluruh komponen pengeluaran negara, mulai dari pengeluaran rumah tangga, pengeluaran pemerintah, dan juga investasi.
Sebaliknya, dalam pendekatan pendapatan, yang perlu kita lakukan adalah menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh negara dari kegiatan ekonomi yang dilakukannya. Pendapatan yang dapat dihitung di sini mencakup pendapatan dari sewa, upah, bunga, dan juga keuntungan.
Baca juga: Benarkah Koperasi adalah Pilar Perekonomian Negara? Mengapa?
Merunut Konsep Pendapatan Nasional
Selain dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan, sebenarnya ada cara menghitung pendapatan nasional yang juga cukup umum digunakan, yaitu dengan menjumlahkan nilai akhir produksi barang dan jasa dalam satu periode keuangan.
Agar lebih mudah dipahami, cara penghitungan tersebut kemudian dirangkum menjadi sebuah konsep yang mencakup 6 hal. Konsep inilah yang kemudian kita kenal sebagai konsep pendapatan nasional.
Pertanyaan, apa saja 6 hal yang tercakup dalam konsep ini? Yuk, kita jabarkan bersama-sama!
-
Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto (PDB), atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Gross Domestic Product (GDP), merupakan jumlah keseluruhan nilai hasil produksi barang dan jasa yang ada di negara tersebut.
Nah, karena yang menjadi fokus dalam Produk Domestik Bruto adalah seluruh nilai barang maupun jasa yang diproduksi dan ada di dalam negeri, status kewarganegaraan seseorang tidak masuk ke dalam hitungan. Singkatnya, besarnya Produk Domestik Bruto dapat diketahui dengan menjumlahkan produk dari warga negara di dalam negeri serta produk dari warga negara asing yang sedang berada di negara itu.
Dalam Produk Domestik Bruto, ‘domestik’ menjadi kata kunci yang harus selalu diingat, sehingga nilai produk dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang tengah berada di negara lain pun tidak bisa dijumlahkan ke dalam perhitungan. Namun, seluruh produk dan jasa dari warga negara asing dapat tetap diperhitungkan selama produksinya dilakukan di dalam negeri.
-
Produk Nasional Bruto
Sedikit berbeda dengan Produk Domestik Bruto, kata kunci untuk Produk Nasional Bruto adalah ‘nasional’. Dengan demikian, cara menghitung konsep pendapatan nasional yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Gross National Product (GNP) ini pun juga berbeda.
Apabila Produk Domestik Bruto berfokus pada nilai produk yang ada di dalam negeri, Produk Nasional Bruto justru berfokus pada status warga negara yang melakukan kegiatan produksi tersebut.
Untuk mengetahui nilai Produk Nasional Bruto, kita dapat menjumlahkan nilai produk dari seluruh warga negara, baik yang ada di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri. Dengan demikian, tidak semua nilai produk yang ada di dalam negeri bisa dihitung, karena produk dari warga negara asing tidak tercakup dalam Produk Nasional Bruto.
Baca juga: Pendapatan Bunga: Pengertian, Karakteristik, dan Jurnal
-
Produk Nasional Bersih
Sesuai dengan namanya, Produk Nasional Bersih merupakan nilai neto dari barang maupun yang diproduksi oleh warga suatu negara. Yap, konsep pendapatan nasional yang satu ini juga menjadikan ‘nasional’ sebagai kata kuncinya, artinya yang dihitung hanya produk dari warga negara saja tanpa menghitung nilai produk dari warga negara asing.
Umumnya, Produk Nasional Bersih digunakan untuk mengetahui nilai sebenarnya dari produk yang dihasilkan oleh sebuah negara. Cara menghitungnya cukup mudah, yaitu dengan mencari besarnya selisih dari Produk Nasional Bruto setelah dikurangi dengan nilai penyusutan.
Dengan menjadikan nilai penyusutan sebagai pengurang, kita dapat mengetahui dengan pasti besarnya nlai bersih dari seluruh produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, konsep ini kerap digunakan untuk mengetahui laba yang didapatkan oleh suatu negara. Menarik sekali, kan?
-
Pendapatan Nasional Bersih
Konsep selanjutnya adalah Pendapatan Nasional Bersih atau Net National Income (NNI) yang penghitungannya sedikit lebih rumit. Pasalnya, konsep ini hanya menghitung komponen pendapatan yang tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi.
Jika dibaca sekilas pengertiannya, mungkin Pendapatan Nasional Bersih ini terasa cukup rumit, ya? Padahal tidak sama sekali, lho, karena nilainya bisa diketahui hanya dengan menggabungkan nilai Produk Nasional Bersih dan besarnya subsidi yang diberikan, kemudian menguranginya dengan besarnya pajak tidak langsung.
Mengapa demikian? Sederhana saja, pajak tidak langsung seperti Pajak Pertambahan Nilai atau pajak ekspor tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi, sehingga nilainya tidak perlu dihitung. Sebaliknya, subsidi merupakan balas jasa atas faktor produksi karena subsidi umumnya diberikan untuk memperkecil biaya produksi, sehingga nilainya pun harus ditambahkan ke dalam penghitungan.
Baca juga: Memahami HPP: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
-
Pendapatan Perorangan
Dalam konsep pendapatan nasional, pendapatan perorangan atau Personal Income (PI) dapat diketahui dengan menjumlahkan Pendapatan Nasional Bersih dan pembayaran pindahan atau transfer payment, kemudian mengurangi dengan laba yang ditahan, iuran asuransi, iuran dana sosial, serta pajak perseroan.
Jika terasa rumit, kita dapat memaknai pendapatan perorangan ini sebagai besarnya pemasukan yang diterima oleh setiap orang. Sederhana sekali, kan?
Dalam pendapatan perorangan, laba yang ditahan, pajak perseroan, iuran asuransi, serta iuran dana sosial tidak dihitung karena pendapatan ini dianggap sebagai balas jasa kepada seseorang karena telah terlibat dalam proses produksi. Namun, pembayaran pindahan atau transfer payment tetap ditambahkan karena tidak dianggap sebagai balas jasa atas keterlibatan seseorang dalam proses produksi.
-
Pendapatan yang Siap Dibelanjakan
Konsep yang terakhir adalah Pendapatan yang Siap Dibelanjakan. Pertanyaannya, apa yang membedakan jenis pendapatan ini dengan pendapatan perorangan?
Meski sama-sama tergolong sebagai pendapatan, sebenarnya tidak semua nilai pendapatan perorangan bisa digunakan untuk membeli barang maupun jasa, lho! Pasalnya, dalam pendapatan perorangan masih ada sejumlah pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah suatu negara, sehingga tak bisa dibelanjakan dengan bebas.
Berbeda dengan pendapatan perorangan, pendapatan yang siap dibelanjakan dapat digunakan seluruhnya untuk membeli barang maupun jasa apa pun guna memenuhi kebutuhan hidup. Otomatis besarnya nilai pendapatan yang siap dibelanjakan pun bisa diketahui dari sisa pendapatan perorangan setelah dikurangi dengan pajak langsung.
Bagaimana, tidak sulit, kan, memahami konsep pendapatan nasional secara tepat? Sebagai seorang pemilik usaha, tak ada salahnya untuk mempelajari konsep-konsep ini agar dapat memperkirakan arah kebijakan perekonomian negara, sehingga strategi bisnis yang dirancang pun bisa diterapkan secara maksimal untuk meningkatkan keuntungan.
Agar bisnis bisa semakin berkembang, pemilik usaha juga dapat berlangganan layanan aplikasi majoo yang sudah dilengkapi dengan beragam fitur unggulan yang bisa diandalkan untuk mengelola bisnis dengan lebih mudah, efektif, serta efisien.
Tak hanya menyediakan dasbor yang bisa diakses kapan saja, di mana saja, aplikasi majoo juga dilengkapi dengan fitur keuangan yang mampu mencatat setiap transaksi secara tepat, akurat, dan otomatis, operasional harian bisnis pun bisa dibuat seringkas mungkin!
Menarik sekali, kan? Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga!
Baca juga: Disposable Income adalah: Pengertian, Rumus, dan Contoh