Upgrade Level Bisnis dengan Strategi O2O

Penulis Faiqotul Himma
29 November 2022

article thumbnail

O2O adalah online to offline.

Belanja secara online tampaknya sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Belanja online menjadi alternatif menarik karena harganya lebih terjangkau dan praktis karena tidak harus keluar rumah.

Seiring berkembangnya inovasi yang dilakukan e-commerce, kini hadirlah layanan e-commerce O2O (Online to Offline). Online to offline merupakan strategi bisnis yang ditujukan untuk menarik online customer untuk berkunjung dan melakukan pembelian di offline store. Salah satu benefit dari saluran O2O ini yakni, pelanggan dapat mengetahui kualitas beberapa produk bisnismu dari kunjungan mereka ke offline store milikmu.

Tak perlu berlama-lama lagi, yuk simak definisi, strategi, hingga contoh O2O di artikel ini, ya!

Apa Itu Online to Offline (O2O)?

Online to offline adalah sistem transaksi yang memungkinkan pembeli dapat melihat, memilih, dan menentukan produk yang ingin dibelinya secara online di e-commerce, kemudian melakukan payment dan pengambilan barang secara offline di gerai e-commerce tersebut secara langsung.

Dalam sistem O2O perusahaan e-commerce tidak melibatkan jasa pengiriman barang sehingga harga produk yang ditawarkan menjadi lebih kompetitif karena tidak memperhitungkan biaya kirim barang. Selain itu, pembeli juga dapat melihat dan memeriksa kondisi produk secara langsung setelah melakukan pembayaran. Apabila ditemukan cacat produk atau produk yang tidak sesuai dengan foto di e-commerce, pembeli dapat langsung menukarnya dengan produk serupa atau membatalkan pembeliannya.

 Salah satu strategi O2O yang bisa dilakukan yaitu mengajak pelanggan offline store untuk terlibat secara online.

Strategi O2O yang Bisa Bisnismu Lakukan

Terdapat banyak strategi O2O yang bisa kamu tempuh untuk menjual produk atau layanan bisnismu. Yuk, simak strateginya di bawah ini!

1. Menambahkan Call to Action Online pada Iklan Offline

Salah satu strategi marketing O2O ialah dengan cara menambahkan Call to Action (CTA) online pada iklan yang ditayangkan secara offline. Misalnya, kamu bisa mencantumkan situs website jualan online, media sosial, serta kontak email yang bisa dihubungi oleh audiens, ketika mereka melihat iklan offline produkmu.

2. Menggunakan Hasil Keterlibatan Online untuk Keperluan Offline Campaign

Strategi O2O yang bisa kamu terapkan pada bisnismu yaitu menggunakan hasil keterlibatan online untuk keperluan campaign secara offline. Caranya dengan menampilkan gambar populer dari media sosial untuk memikat perhatian audiens melalui iklan offline. Dengan begitu, kamu bisa menyatukan interaksi audiens secara online dan offline sehingga brand bisnismu semakin dikenal oleh mereka.

3. Mendorong Customer Toko Offline untuk Membuat Konten Online

Strategi O2O lainnya yang bisa diterapkan yakni mendorong pelanggan offline store untuk terlibat dalam membuat konten dan diunggah secara online. Contohnya dengan meminta pelanggan toko fisik membuat konten saat berkunjung ke toko fisik milikmu. Konten ini bisa berupa foto atau video yang diunggah melalui media sosial mereka. Dengan cara ini, target audiens yang melihat konten dari pelanggan lain bisa tertarik dan ingin mengunjungi offline store milikmu.

Cara ini mirip dengan memberikan review pada produk yang kamu tawarkan ke pasar. Review yang positif tentu saja mendatangkan lebih banyak pelanggan baru ke toko fisik kamu.

4. Menggunakan Desain yang Konsisten untuk Online and Offline Platform

Apabila kamu ingin menggabungkan online and offline marketing, upayakan untuk membuat dan menggunakan desain penawaran yang konsisten. Ketika kamu membuat iklan offline seperti membagikan penawaran dalam bentuk selebaran fisik, pastikan campaign-nya sama dengan iklan online. Konsistensi merupakan hal penting sehingga proses integrasi kedua platform bisa berhasil.

Perlu kamu ketahui bahwa konsistensi antara marketing online dan offline dapat membangun brand trust (kepercayaan merek) dengan target audiens serta mendorong customer untuk menggunakan kedua saluran dalam melakukan pembelian suatu produk.

Baca juga: C2C adalah Model Bisnis yang Seperti Apa?

5. Mengajak Pelanggan Offline Store untuk Terlibat Secara Online

Kamu ingin kedua saluran pemasaran memiliki jumlah kunjungan tinggi? Cobalah untuk mengajak pelanggan offline store terlibat secara online. Contohnya dengan memberikan layanan Buy Online Pick-up In Store (BOPIS). Jadi, pelangganmu dapat melakukan pemesanan secara online lalu mengambil pesanannya melalui offline store.

Cara seperti ini cukup efektif untuk menciptakan integrasi brand secara O2O. Sebab, masih banyak pelanggan yang mengaku bahwa berbelanja di toko fisik menciptakan pengalaman tersendiri karena bisa melihat, menyentuh, atau mencoba produknya secara langsung.

Dengan menggunakan layanan BOPIS ini, kamu bisa membuat operasional offline store milikmu jauh lebih efisien sehingga dapat mengurangi jumlah antrean karena pelanggan melakukan pemesanan produk secara online.

6. Memanfaatkan Media Online untuk Promosi Offline Event

Cobalah untuk memanfaatkan media online untuk mempromosikan acara offline bisnismu sehingga ada banyak audiens yang hadir ke acaramu. Promosikan acara offline ini di media sosial bisnis kamu, ya. Jadi, kamu dapat menarik lebih banyak audiens untuk datang ke acara tersebut. Offline event yang bisa kamu buat, misalnya launching produk, seminar, atau workshop.

7. Mendukung Transaksi Offline Store dengan Pembayaran Online

Strategi O2O selanjutnya yaitu kamu bisa mencoba memberikan dukungan pembayaran online untuk transaksi di offline store milikmu, misalnya dengan menyediakan metode pembayaran dengan e-wallet, QRIS, dan online payments lainnya. Dengan begitu, kamu bisa memberikan lebih banyak preferensi pembayaran sesuai kebutuhan pelanggan.

Selain dapat meningkatkan sales, menggunakan metode pembayaran online untuk toko fisik juga memudahkan karyawan tokomu dalam mengelola pesanan. Sebab, alat pembayaran online bisnis ini cepat, akurat, dan mudah untuk dioperasikan. Laporan penjualan pun dapat dilakukan secara otomatis dan real time.

8. Membagikan Online Voucher untuk Digunakan di Offline Store

Strategi O2O terakhir yang bisa kamu gunakan yakni dengan membagikan online online yang dapat dipakai di offline store. Strategi ini akan mendatangkan lebih banyak pelanggan baru, penjualan pun bisa meningkat, serta keuntungan yang dihasilkan akan jauh lebih besar.

Baca juga: Konsep Bisnis yang Perlu Dipahami Pebisnis

Kelebihan O2O

Banyak sekali kelebihan yang bisa kamu lakukan dengan menggunakan saluran O2O ini. O2O dijadikan solusi dalam memecahkan masalah bisnis single channel (satu saluran).

Dengan menggunakan saluran O2O secara bersamaan, kamu sebagai pebisnis akan bisa mendapatkan banyak kelebihan dari setiap saluran secara lebih baik. Kelebihan dari menggunakan saluran O2O, antara lain:

  • Jangkauan pemasaran produk menjadi lebih luas. Apabila kamu hanya menjual produk barang secara offline, jangkauan penjualan dan promosi bisnis yang kamu dapatkan sangatlah terbatas. Namun, dengan menerapkan saluran O2O, jangkauan toko menjadi lebih luas baik online maupun offline.
  • Pelanggan bisa memahami produk yang kamu jual dengan adanya e-catalog. Dengan adanya e-catalog ini, pelanggan bisa memilih produk via online dan bisa membelinya via offline sehingga pelanggan lebih puas akan kualitas produk yang kamu jual.
  • Saluran O2O juga memudahkan pelanggan dalam melakukan payment (pembayaran) produk yang kamu jual misalnya dengan menggunakan e-wallet, QRIS, dan virtual account. Banyaknya pilihan pembayaran ini tentunya akan memudahkan pelanggan dalam memilih payment yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Kamu dapat memperoleh data pelanggan yang datang ke gerai fisikmu, lho! Data pelanggan ini berupa email, nomor WhatsApp, atau media sosial mereka. Data ini bisa kamu gunakan untuk menghubungi mereka ketika bisnismu mempunyai program toko sehingga distribusi promosi tepat sasaran.

Baca juga: 8 Media Promosi yang Efektif untuk Bisnis Berkembang

Kekurangan O2O

Selain kelebihan, tentunya saluran O2O mempunyai kekurangan. Kekurangan itu, yakni:

  • Promosi melalui WhatsApp atau email rawan akan phising. Jika pelangganmu tidak teliti dan waspada, bisa saja mereka klik dari phising link yang mengatasnamakan bisnismu. Tentu saja ini akan merugikan konsumen dan bisnismu, kan? Salah satu caranya agar konsumenmu tidak mengklik phising link yaitu dengan membuat pengumuman terkait penipuan lewat phising via media sosial dan email bisnismu.
  • Untuk bisnis yang tidak mempunyai gerai fisik sangatlah tidak mungkin untuk mengadopsi saluran O2O. Pasalnya, saluran O2O merupakan saluran yang mengintegrasikan dua konsep online to offline. Cara promosinya dari pemasaran online yang diharapkan membuat pelanggan berkunjung dan melakukan pembelian di offline store. 

Potensi dan Masa Depan O2O di Indonesia

Di Indonesia, O2O memang masih sangat terbatas, tapi dengan pesatnya pertumbuhan industri e-commerce membuat potensi adopsi O2O sedikit terbuka. Setelah melihat hasil dari kerja sama Tokopedia dengan Indomaret, konsep O2O berpotensi besar di industri e-commerce.

Masa depan O2O adalah omnichannel retailing. Konsumen dapat memesan barang dari mana saja (online, mobile, offline, social medial, dan lain-lain) dan produk yang dipesan mereka bisa diantar via channel mana pun dan kapan pun.

Hal yang akan memengaruhi adopsi omnichannel retailing ini adalah tingkat kesiapan infrastruktur e-commerce dan logistik. Mengingat pertumbuhan e-commerce di Indonesia masih sangat baru, meski pertumbuhan bisnisnya sangat pesat, tapi infrastruktur logistik di Indonesia masih membutuhkan banyak perbaikan agar dapat memenuhi permintaan pasar.

Dengan demikian, tantangan yang harus bisa dijawab oleh pihak yang terlibat dalam industri e-commerce ini yakni fragmented pasar di Indonesia, yang berarti masih belum ada satu platform yang mendominasi seperti halnya Alibaba di Tiongkok.

Ketika suatu saat nanti di Indonesia memiliki platform untuk manajemen omnichannel yang memberikan kemudahan untuk mendorong inventori tunggal ke dalam semua marketplace dan channel pihak ketiga, adopsi omnichannel retailing ini akan lebih ekspansif. 

Penutup

Nah, itu tadi penjelasan tentang O2O. Online to offline adalah sistem transaksi pembeli dapat melihat, memilih, dan menentukan produk yang ingin dibelinya secara online di e-commerce, kemudian melakukan payment dan pengambilan barang secara offline di gerai e-commerce tersebut secara langsung.

Jika kamu tertarik untuk melakukan O2O, kamu bisa menggunakan platform aplikasi kasir digital atau sistem POS dari majoo. Terlebih lagi, fitur POS dari aplikasi majoo juga sudah terintegrasi, sehingga kamu bisa melakukan penjualan, mengelola pelanggan, mengelola karyawan, dan mendapatkan lebih dari 30 jenis laporan keuangan di mana saja dan kapan saja kamu butuhkan.

Tunggu apalagi? Ayo gunakan aplikasi majoo segera!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo