Apa itu vendor? Tentunya sudah banyak pelaku usaha yang sudah bisa secara jelas menjawab pertanyaan yang satu ini. Bagaimana tidak, keberadaan vendor sendiri sangat penting dan menjadi salah satu aspek yang menentukan keberhasilan suatu bisnis, kan?
Secara garis umum, vendor adalah pihak yang menyediakan produk-produk maupun jasa tertentu yang dapat mendukung proses produksi secara luas serta memastikan rantai bisnis dapat terus berjalan dari awal hingga akhirnya pelanggan dapat menikmati produk maupun jasa utama yang ditawarkan oleh pelaku usaha.
Agar lebih jelas lagi, mari kita bahas bersama-sama apa yang dimaksud dengan vendor, mulai dari arti yang dimilikinya dalam bidang bisnis, jenis-jenisnya, hingga fungsinya!
Arti Vendor bagi Bisnis
Bagi bisnis apa pun, terlepas dari beragam produk serta jasa yang coba ditawarkan oleh pelaku usaha kepada pelanggan setianya, keberadaan sebuah vendor menjadi sesuatu yang sangat krusial. Tanpa adanya vendor, pelaku usaha akan kesulitan, atau bahkan mustahil, untuk memasarkan komoditas bisnisnya.
Sebagai gambaran, seorang pelaku usaha mustahil untuk mengerjakan setiap proses dalam rantai bisnis, dari awal hingga akhir, secara mandiri tanpa bantuan dari pihak lain mana pun. Situasi ini tidak hanya terjadi pada bisnis dengan skala yang sangat besar dan kompleks saja, tetapi juga berlaku untuk skala-skala usaha lain yang lebih kecil, bahkan untuk usaha rumahan.
Mengambil contoh bisnis rumahan yang bergerak di bidang usaha makanan kecil, misalnya saja, pelaku usaha yang menjalankan bisnis tersebut memang melakukan proses produksi secara mandiri dengan memasak sendiri makanan kecil yang ingin dijualnya. Akan tetapi, pelaku usaha tersebut masih membutuhkan bahan baku masakan yang mustahil untuk diproduksi sendiri, bukan?
Penjual bahan baku menjadi salah satu contoh vendor yang mempermudah pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya; termasuk untuk usaha rumahan yang skala usahanya masih kecil sekalipun.
Bahkan, dalam bisnis dengan skala yang sangat besar hingga dapat menyediakan sendiri setiap bahan baku yang dibutuhkannya dalam proses produksi, keberadaan vendor masih kerap digunakan dalam proses bisnis lainnya. Vendor yang menangani distribusi serta pemasaran umumnya menjadi vendor yang paling banyak dibutuhkan dalam bisnis dengan skala usaha yang sudah sangat besar seperti ini.
Dari penjabaran di atas, jelas vendor memegang arti yang sangat besar dalam dunia bisnis untuk menutup sekian banyak proses yang ada dan dibutuhkan dalam rantai bisnis. Tanpa adanya vendor, bisnis itu sendiri tidak akan dapat dijalankan. Lalu, apa saja jenis-jenis vendor yang perlu diketahui dalam bisnis?
Jenis-Jenis Vendor dalam Dunia Bisnis
Pembagian jenis vendor umumnya dilakukan dengan membedakan model bisnis yang digunakan oleh pelaku usaha yang menjadi vendor itu sendiri. Bagaimanapun juga, vendor itu sendiri merupakan sebuah bisnis tersendiri yang tentunya memiliki modelnya masing-masing dalam mencapai tujuan bisnisnya. Tak jarang seorang pelaku usaha yang memanfaatkan jasa suatu vendor juga menjadi vendor untuk pelaku usaha lainnya yang ingin menjalankan bisnisnya.
Dengan demikian, setidaknya ada tiga jenis vendor yang dapat ditemukan dalam dunia bisnis berdasarkan modelnya:
Baca juga: Pentingnya Menjalin Kerja Sama Vendor sebagai Bentuk CRM
Business to Government (B2G)
Model bisnis pertama yang menjadi salah satu jenis-jenis vendor adalah model bisnis kepada pemerintah atau yang dikenal juga dengan istilah B2G atau business-to-government.
Dalam model bisnis yang satu ini, pelaku usaha yang menjadi vendor hanya memasarkan produk atau jasa yang menjadi komoditas bisnisnya kepada pemerintah saja. Situasi ini umumnya terjadi karena vendor yang bergerak dengan model bisnis ini terikat kontrak dengan pemerintah yang menjadi pelanggannya untuk melakukan kerja sama dengan pihak lain dan hanya menyediakan produk kepada pemerintah tersebut.
Meski di awal telah dijelaskan bahwa keberadaan vendor memegang peranan dalam rantai pasokan untuk memastikan bisnis dapat tetap berjalan, pemerintah yang menjadi pelanggan bagi vendor tersebut bisa saja bukanlah sebuah badan usaha, tetapi benar-benar sepenuhnya menjadi badan pemerintahan.
Akan tetapi, meski bukan sebagai badan usaha yang difungsikan untuk keperluan bisnis, setiap badan pemerintah tetap memiliki kewajiban untuk menjalankan kegiatan operasional hariannya, dan terkadang kegiatan operasional ini tidak dapat dilakukan tanpa adanya produk maupun jasa dari pihak lain yang bergerak secara bisnis.
Sebagai contoh, kegiatan operasional harian badan militer suatu negara mungkin tidak berada dalam dunia bisnis karena fungsi utamanya adalah melindungi stabilitas serta keamanan negara. Akan tetapi, agar dapat menjalankan fungsi utamanya, badan militer tersebut tetap membutuhkan pasokan senjata maupun kendaraan berat, kan?
Dalam situasi tersebut, penyedia peralatan militer merupakan contoh vendor yang tetap dibutuhkan oleh pemerintah, karena tanpa keberadaan vendor tersebut, tugas badan militer pemerintah tersebut untuk menjaga stabilitas negara akan sulit untuk dilakukan dan penuh dengan keterbatasan.
Pelaku usaha yang menjadi vendor untuk memasok peralatan serta perlengkapan militer tersebut merupakan vendor yang menjalankan model bisnis business-to-government. Dalam praktiknya, kebutuhan ini tidak hanya terjadi pada bidang militer saja, tetapi hampir di setiap aspek pemerintahan yang dilakukan.
Jika dalam satu kegiatan operasional yang dijalankan pemerintah terdapat beberapa vendor sekaligus yang mampu menyediakan produk serta jasa yang dibutuhkan, umumnya pemerintah akan mengadakan tender untuk memilih vendor mana yang akan digunakan. Secara teknis, vendor ini berfungsi untuk membandingkan harga yang ditawarkan oleh setiap vendor yang berpartisipasi dan kesesuaiannya dengan benefit yang disajikan.
Baca juga: Pengadaan Bahan Baku Lokal Mendukung Perekonomian
Business to Consumer (B2C)
Model bisnis kedua yang dapat digunakan oleh vendor adalah B2C atau business-to-consumer. Dalam model bisnis ini, pelaku usaha yang menjadi vendor akan menawarkan produk atau jasa yang dimilikinya kepada pelanggan akhir secara langsung.
Dengan model bisnis yang langsung menyasar konsumen akhir seperti ini, tentu vendor akan melakukan penjualan secara partai kecil dan umumnya menyediakan produk maupun jasa yang memang sudah jadi dan dapat dinikmati langsung.
Sama seperti model bisnis B2G, modal bisnis yang digunakan oleh vendor ini bisa jadi tidak digunakan untuk kebutuhan bisnis. Meski demikian, bukan tidak mungkin pelanggan akhir yang membeli produk atau jasa yang dipasarkan ini justru memanfaatkan vendor tersebut untuk menyelesaikan proses bisnisnya sendiri.
Sebagai contoh, pelaku usaha yang beroperasi dengan menyediakan sayuran segar kepada pelanggan akhir mungkin tidak memaksudkan bisnisnya untuk difungsikan sebagai rantai pasokan bagi bisnis lain. Akan tetapi, bukan tidak mungkin produk-produk sayuran segar yang disediakannya kemudian dibeli oleh pelanggan yang menjalankan usaha makanan rumahan, kan?
Contoh lainnya adalah pelaku usaha yang memfungsikan bisnisnya sebagai vendor penyedia jasa pengantaran barang-barang kecil. Jasa yang ditawarkannya tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akhir, tetapi juga dapat digunakan oleh pelaku usaha yang menjalankan bisnisnya secara online dan membutuhkan jasa untuk mengantarkan produk yang dipesan oleh pelanggan.
Baca juga: Temukan Kebutuhan Konsumen dengan 5 Cara Ini
Business to Business (B2B)
Model bisnis ketiga yang juga menjadi salah satu jenis-jenis vendor adalah model business-to-business atau bisnis yang ditujukan untuk bisnis lainnya. Model bisnis ini mungkin terdengar kompleks, tetapi sesungguhnya sudah banyak digunakan pada berbagai bidang yang mungkin tidak pernah dipikirkan sebelumnya.
Salah satu contoh vendor yang menjalankan model bisnis ini dengan cara menarik dan tidak terpikirkan adalah vendor penyedia jasa pengelolaan sistem sekolah.
Dalam hal ini, yang menjadi konsumen akhir adalah para murid atau guru yang menjadi warga sekolah tersebut secara individu, tetapi jasa yang ditawarkan tidak dapat ditawarkan secara langsung kepada mereka karena sistem manajemen yang dipasarkan merupakan sebuah sistem terintegrasi yang tidak akan bermanfaat jika tidak digunakan oleh seluruh entitas yang ada di dalam sekolah.
Oleh karena itu, penyedia jasa pengelolaan sistem sekolah menarget sekolah itu sendiri sebagai sebuah bisnis. Hanya ketika kerja sama sudah disepakati antara vendor dengan sekolah yang berlangganan jasa tersebutlah sistem dapat digunakan oleh seluruh warga sekolah.
Model bisnis semacam inilah yang kemudian disebut sebagai business-to-business karena meskipun produk atau jasa yang ditawarkan nantinya memang akan dinikmati oleh pengguna akhir, akan tetapi pembelian produk maupun jasa itu sendiri tidak dilakukan oleh pengguna akhir, tetapi bisnis yang menaunginya.
Dalam praktiknya, sama seperti model bisnis B2G, tak jarang bisnis yang akan menjadi pelanggan juga mengadakan tender untuk memilih vendor mana yang akan digunakan apabila untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya tersedia beberapa vendor yang menawarkan produk maupun jasa serupa.
Baca juga: Aplikasi majoo: Mengelola Bisnis Digital dalam Satu Gerai
Fungsi Keberadaan Vendor dalam Dunia Bisnis
Dari penjelasan yang sudah dijabarkan di atas, mulai dari arti hingga jenis-jenis vendor, tentu jelas pula apa fungsi yang dimiliki oleh vendor dan bagaimana posisinya dalam dunia bisnis.
Keberadaan vendor menjadi jaminan bagi pelaku usaha untuk menyediakan produk serta jasa kepada pelanggan akhir, terlepas siapa pelanggan akhir yang disasarnya tersebut. Dengan adanya vendor, pelaku usaha tidak perlu mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk menyediakan seluruh kebutuhan operasional bisnisnya.
Dengan kata lain, bukan tidak mungkin seorang pelaku usaha melakukan seluruh kegiatan bisnisnya tanpa adanya vendor, tetapi biaya operasional yang harus dikeluarkannya akan sangat besar sekali sehingga membuat produk jadi atau jasa akhir yang dipasarkannya memiliki harga jual yang sangat mahal.
Dengan harga jual yang terlalu mahal, pelaku usaha akan kesulitan untuk bersaing dengan pihak kompetitor yang juga menggeluti bidang bisnis serupa. Lambat laun, kondisi ini akan membawa pelaku usaha tersebut pada kebangkrutan.
Baca juga: Pentingnya Manajemen Inventory yang Efektif bagi UMKM
Untuk alasan serupa, tak jarang para pelaku usaha berlomba-lomba untuk mencari vendor tetap dengan harga yang bersahabat. Dengan demikian, mereka dapat menjamin produk serta jasa yang ditawarkan memiliki harga yang lebih terjangkau oleh pelanggan akhir sasarannya.
Dengan fungsi yang sangat krusial tersebut, tak heran jika vendor adalah salah satu bidang usaha yang paling menjanjikan di antara banyak bisnis lainnya. Bagaimanapun juga, selama bisnis itu sendiri masih ada, produk serta jasa yang ditawarkan oleh vendor akan tetap selalu memiliki pasarnya.
Agar lebih mudah dalam menghadirkan produk serta jasa yang menjadi komoditas bisnisnya di pasaran, pelaku usaha juga dapat memanfaatkan aplikasi majoo untuk pengelolaan bisnisnya. Fitur inventaris yang tersedia dalam aplikasi majoo mampu membantu pelaku usaha mengelola persediaan barang yang dimilikinya, dan melakukan pemesanan ulang secara cepat kepada vendor pilihannya.
Menarik, kan? Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang!