Setiap sektor di negara mana pun pasti memiliki permasalahannya masing-masing, termasuk sektor perekonomian. Ada satu masalah yang tidak bisa dipisahkan dari dunia ekonomi, yaitu deflasi.
Bagi sebagian orang, fenomena deflasi akan membuat harga barang dan jasa di pasaran menurun terus menerus dalam jangka waktu tertentu hingga masyarakat menjadi senang. Tapi di balik kesenangan tersebut, ada hal lain mengancam.
Sekilas, tampaknya deflasi menguntungkan karena barang dan jasa menjadi lebih terjangkau. Dianggap pula bisa menghemat pengeluaran. Padahal jika deflasi terlalu tajam atau terus menerus akan merugikan aktivitas perdagangan dan jual beli.
Karena penurunan harga barang dan jasa akibat deflasi lebih sering membuat produsen atau penyedia jasa mengalami kerugian sebagai dampak dari tidak mampunya mereka menutupi biaya produksi atau biaya operasional.
Pengertian Deflasi Adalah
Bagi sebagian besar masyarakat awam dan mereka yang tidak menggeluti dunia perekonomian, istilah deflasi terdengar cukup asing dibandingkan istilah kebalikannya, yaitu inflasi.
Meski sudah cukup sering dibahas di banyak media massa elektronik dan dalam jaringan, belum tentu warganet dan masyarakat memahami deflasi secara utuh.
Deflasi adalah keadaan yang menunjukkan penurunan harga suatu barang atau jasa secara terus menerus menukik turun dalam periode waktu relatif singkat. Turunnya harga suatu barang dan jasa ini akan berpengaruh kepada sektor lain seperti penurunan upah pekerja.
Pada kenyataannya, deflasi bukanlah hal baik jika dilihat dari sudut pandang ekonomi karena bisa mengakibatkan kekacauan. Kondisi seperti ini harus segera diatasi agar kestabilan dan keseimbangan ekonomi negara tidak terganggu.
Baca Juga: Ekonomi Maritim: Pengertian dan Contohnya
Penyebab Deflasi
Menurunnya Jumlah Uang yang Beredar di Masyarakat
Hal ini awalnya disebabkan oleh suku bunga bank yang tinggi sehingga masyarakat tertarik untuk menabung di bank. Akibatnya jumlah uang yang beredar menjadi lebih sedikit.
Kejadian ini terjadi saat masyarakat mulai memiliki kesadaran untuk menabung dan enggan membelanjakan uangnya. Akibatnya, tidak ada aktivitas jual beli yang dilakukan negara tersebut.
Jika pun ada aktivitas jual beli tersebut, jumlahnya tidak bisa dibilang banyak. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang beredar di pasar lebih sedikit daripada yang disimpan di bank.
Menurut masyarakat, hal ini merupakan sinyal positif dan berarti banyak yang mulai memikirkan masa depan serta tidak berperilaku konsumtif. Tetapi hal ini memengaruhi tingkat deflasi negara itu.
Permintaan terhadap Barang Mengalami Penurunan
Permintaan barang yang menurun akan menyebabkan penurunan harga barang. Banyak bisnis yang menghasilkan produk tanpa memperhitungkan target jumlah hasil produksinya.
Salah satu penyebabnya adalah perilaku konsumen yang menahan uangnya dan menghemat belanja ketika kondisi ekonomi memburuk.
Akibat dari banyaknya produksi yang tidak diikuti dengan tingkat permintaan masyarakat ini membuat produk tersebut tidak laku dan produsen menurunkan harga jual barang.
Sebuah perusahaan pasti membutuhkan perusahaan atau produsen lain untuk memenuhi kegiatan produksinya. Misalnya pengusaha roti akan bergantung pada pemasok keju dan mentega untuk menjual roti keju. Hal serupa dialami perusahaan lain.
Pemberhentian kegiatan produksi roti keju itu akan berdampak kepada pemasok penyedia bahan baku produk tersebut. Berhentinya produksi roti keju pada usaha bakery akan memengaruhi pemasok keju dan mentega.
Perusahaan akhirnya memilih berkonsentrasi menjual sisa hasil produksi sebelumnya akibat menurunnya permintaan daripada harus memproduksi produk baru.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya deflasi. Tidak sedikit usaha kecil dan menengah terkena dampaknya dan memutuskan menutup usahanya.
Hasil Produksi Sama
Penyebab deflasi lainnya adalah tingkat penawaran lebih besar daripada permintaan. Akibatnya adalah pengusaha menurunkan harga barang agar penjualan bisa berlangsung lebih cepat dan meningkat.
Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi, yaitu jika makin banyak pasokan barang di pasar (penawaran), maka harga akan makin murah.
Misalnya pada suatu ketika ada perusahaan yang memproduksi skincare dengan menggunakan bahan baku seperti yang digunakan di Korea Selatan akibat banyak penggemar drama negeri ginseng tersebut. Harapannya adalah, banyak penonton drama itu membeli produk skincare mereka.
Pada saat yang sama, para pesaing mereka berpikir serupa. Pemilik usaha akan berlomba merebut perhatian konsumen. Caranya adalah dengan memotong proses produksi hingga produk yang dijual bisa dibandrol murah. Ternyata, perusahaan lain melakukan hal yang sama.
Pengurangan biaya produksi ini ternyata tidak diikuti dengan permintaan yang tidak sesuai harapan. Hal ini disebabkan gagalnya pengusaha memperhitungkan permintaan konsumen dan bagaimana para pesaingnya akan bereaksi terhadap meningkatkan permintaan yang bersifat sementara tersebut.
Baca Juga: Produksi Massal: Pengertian, Keuntungan, dan Tahapannya
Jenis Deflasi
Deflasi Sirkulasi
Kondisi seperti ini terjadi akibat adanya perubahan dari suksesnya perekonomian menjadi sebuah kemunduran. Deflasi sirkulasi timbul akibat ketidakseimbangan daya konsumsi dan produksi.
Jenis ini menjadi transisi dari kesuksesan menuju kemerosotan perekonomian.Hal ini terjadi karena daya produksi dan konsumsi tidak seimbang. Akhirnya harga barang pun menurun.
Jumlah produksi barang yang sama terjadi secara berlebihan dan mengakibatkan kemerosotan/penurunan harga yang signifikan di dalam kebutuhan masyarakat.
Seperti yang pernah terjadi pada tahun 2008 ketika banyak negara yang memproduksi minyak mentah secara berlebihan. Hal ini menyebabkan harga minyak mengalami penurunan drastis dan tidak bisa dikendalikan sehingga menyebabkan banyak negara mengalami deflasi.
Deflasi Strategis
Deflasi ini terjadi karena kondisi ekonomi yang menunjukkan hasil dari strategi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Sentral untuk mengendalikan masyarakat agar gejala konsumsi yang berlebihan dapat turun ternyata tidak berhasil.
Salah satu penyebab utamanya karena kebijakan menurunkan tingkat suku bunga yang dikeluarkan Bank Sentral dan pemerintah membuat masyarakat berlomba menabung agar bisa mendapatkan bunga tinggi. Kondisi ini diyakini dapat menekan kenaikan harga produk di pasaran.
Namun kondisi ini justru mengakibatkan peredaran uang menjadi langka dan menyebabkan penurunan harga secara terus menerus. Akhirnya kondisi perekonomian negara menjadi tidak stabil.
Banyak negara mengalami deflasi akibat kebijakan Bank Sentral yang mengendalikan perekonomian sebuah negara. Kebijakan pemerintah ternyata tidak dapat menekan konsumsi berlebihan pada masyarakat. Sebaliknya menyebabkan penurunan harga dan meningkatkan konsumsi.
Deflasi yang terus menerus terjadi secara perlahan bisa melumpuhkan aktivitas di sektor industri dan manufaktur.
Baca Juga: Memahami Pengertian Ekonomi Makro serta Tujuan Kebijakannya
Dampak Deflasi
Jika negara yang terkena deflasi itu tidak segera mengatasinya, kemungkinan besar akan terjadi resesi dan kesulitan ekonomi yang akan dialaminya. Dampak deflasi tidak sesederhana yang dibayangkan.
Dampak Positif Deflasi
- Nilai mata uang menguat
- Masyarakat belajar dan membiasakan hidup hemat
- Masyarakat mendapatkan harga barang murah dan terjangkau
- Muncul kesadaran masyarakat untuk menabung agar bisa memenuhi kebutuhan
Dampak Negatif Deflasi
- Kerugian yang dialami pengusaha bisa sebabkan cicilan kredit macet di bank
- Pendapatan bisnis atau usaha ikut turun karena harga barang sudah menurun
- Terjadi PHK besar-besaran hingga banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan angka pengangguran pun meningkat.
- Investor menarik modalnya karena aktivitas jual beli tidak bergairah.
- Kegiatan perekonomian negara merosot dan terjadi resesi.
- Produksi barang menurun karena demand dan daya beli terhadap suatu barang menurun hingga berdampak pada pengurangan tenaga kerja.
- Devisa atau pendapatan negara menurun karena setoran pajak menurun akibat dari pendapatan masyarakat mengalami penurunan.
Baca Juga:
- Kegiatan Ekonomi: Pengertian, Sejarah, dan Jenis
- Pertumbuhan Ekonomi: Pengertian, Faktor, dan Ciri-cirinya
Cara Mengatasi Deflasi
Bagaimana cara mengatasi deflasi agar perekonomian negara tidak terganggu?
Menerapkan Kebijakan Fiskal
Cara mengatasi deflasi adalah melalui penerapan kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam bentuk pengelolaan dan pembuatan strategi agar kondisi perekonomian menjadi lebih baik lagi. Pemerintah juga mengatur dan memperbarui pengeluaran dan pendapatan negara.
Politik Diskonto
Cara ini adalah kebijakan yang dilakukan Bank Sentral dengan menurunkan tingkat suku bunga bank sehingga masyarakat diharapkan akan menarik tabungannya dari bank.
Menurunnya tingkat suku bunga pun akan membuat investor menarik sejumlah dana yang sudah ditanamkan dan lebih memilih mencari laba dari bisnis lain. Hal ini akan menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Penurunan tingkat suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral ini diharapkan mampu menarik masyarakat untuk lebih banyak membeli barang dan jasa.
Implementasi Kebijakan Moneter
Penerapan kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral adalah dengan cara menambahkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Menerapkan Kebijakan Non-Moneter
Terakhir, hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi deflasi adalah kebijakan non-moneter yang terjadi secara alamiah atau masyarakat melakukan sesuatu agar deflasi bisa dihentikan.
Misalnya menurunkan nilai pajak, meningkatkan upah minimum pekerja, atau mendorong para pemilik usaha untuk berinovasi menghasilkan produk baru.
Baca Juga: Ekonomi Mikro Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya
Contoh Deflasi
Revolusi Industri
Pada akhir abad ke-19, mulai bermunculan teknologi di banyak bidang industri untuk meningkatkan produksi Eropa. Mereka berlomba-lomba memproduksi barang dalam jumlah terlalu banyak.
Pasokan barang meningkat tajam hingga membuat harga barang justru menurun dan menyebabkan deflasi dengan skala luas.
Deflasi di Siprus
Tahun 2015, Siprus mengalami deflasi mencapai 3,4%, lebih rendah 0,4% dari Rumania tetapi berdampak besar. Siprus menggantungkan ekonomi negaranya pada sektor pariwisata, industri migas, dan angkutan logistik laut. Semua sektor tersebut mengalami kesulitan ketika deflasi menyerang Siprus dan memengaruhi Eropa.
Turunnya Harga Bahan Makanan di Indonesia
September 2019, BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi 0,27% akibat sebagian harga komoditas makanan, bumbu, dan telur menurun. Ada 82 kota di Indonesia yang terkena dampak penurunan harga tersebut.
Baca Juga: 10 Prinsip Ekonomi dan Contohnya Dalam Kehidupan Sehari-hari
Kesimpulan
Deflasi adalah kondisi yang menunjukkan penurunan harga suatu barang atau jasa secara terus menerus dalam waktu relatif singkat.
Suatu barang atau jasa terus mengalami kenaikan harga hampir setiap tahun adalah hal wajar. Tetapi bagaimana jika harganya mengalami penurunan secara drastis dan cepat?
Bagi masyarakat awam, akan terlihat menguntungkan. Tetapi ternyata hal tersebut adalah masalah besar dalam kondisi perekonomian sebuah negara.
Berbeda dengan inflasi, deflasi yang tinggi tidak terlalu sering terjadi di dalam suatu negara. Ketika tingkat deflasi terasa tinggi, saat itulah daya beli masyarakat mulai terlihat mengkhawatirkan.
Pemerintah harus segera mengambil langkah antisipasi agar deflasi tidak berkepanjangan dan mengacaukan roda perekonomian negara. Bersama Bank Sentral (di negara kita berarti Bank Indonesia), pemerintah harus menerapkan beberapa kebijakan agar deflasi bisa diatasi.
Meski deflasi memiliki dampak positif, bukan berarti negara yang mengalaminya bisa tenang dan tidak melakukan apa pun. Karena ternyata perubahan perilaku konsumen yang positif bukan berarti membuat perekonomian negara tersebut ikut menjadi positif.
Apakah kamu sudah memahami tentang deflasi yang dijabarkan majoo aplikasi kasir online ? Kamu bisa menyimak artikel lain majoo terkait bisnis agar usahamu makin berkembang.