Bagi pelaku usaha, khususnya yang memang sedang memulai atau ingin mengembangkan bisnisnya, pinjaman bunga rendah sungguh menjadi penolong yang dapat diandalkan. Masalahnya, mengurus bisnis bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara asal tanpa adanya modal, tetapi ketika baru memulai tentu belum ada pemasukan yang dapat diputar.
Pun demikian, mengambil pinjaman atau berutang, sekalipun untuk kebutuhan modal usaha, kerap dipandang sebagai sesuatu yang negatif. Bahkan, jika bisa, sebaiknya sebisa mungkin dihindari. Apakah benar demikian? Yuk, mari kita kupas bersama-sama!
Baca juga: Intip Lanskap Pendanaan untuk Usaha Kecil Pasca Pandemi!
Mengapa Perlu Pinjaman untuk Modal UMKM?
Terlepas dari persepsi negatif yang dimilikinya, mengambil pinjaman merupakan sesuatu yang umum sekali dijumpai di dunia bisnis. Di satu sisi, pinjaman ini mungkin akan memunculkan beban tambahan berupa bunga yang harus dibayar sesuai ketentuan, tetapi di sisi lain aktivitas ini juga kerap menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan, terlebih jika dijadikan modal UMKM.
Sederhana saja, kok, untuk skala usaha mikro, kecil, dan menengah, besarnya modal yang dibutuhkan untuk membangun bisnis mungkin memang tidak terlalu besar dan dapat dikumpulkan sendiri. Akan tetapi, perlu diingat kembali bahwa menjalankan suatu usaha merupakan sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan situasi tak terduga.
Setiap pelaku usaha tentu memahami bahwa bisnis tak selamanya berjalan dengan mulus, terlebih di awal-awal pendiriannya. Oleh karena itu, modal yang sudah dikumpulkan sebaiknya tidak dihabiskan seluruhnya di masa-masa awal menjalankan usaha.
Gunakan sebagian saja modal yang sudah dikumpulkan, sementara sisanya ditutup dengan mengambil pinjaman. Dengan cara ini, pelaku usaha masih tetap memiliki dana apabila sewaktu-waktu bisnis menghadapi masalah.
Yap, benar sekali! Mengajukan pinjaman merupakan salah satu cara untuk menjaga agar arus kas bisnis tetap sehat karena modal yang dimiliki tidak habis dalam satu waktu. Di samping itu, dengan mengambil pinjaman, pelaku usaha juga dapat memperkirakan serta mengatur pengeluaran bisnisnya setiap bulan.
Baca juga: Benarkah Pinjaman Modal Digital adalah Solusi Keuangan UMKM?
Apakah Bunga yang Rendah Memang Diperlukan?
Suku bunga yang rendah umumnya berlaku untuk pinjaman dengan tenor atau masa jatuh tempo yang panjang. Artinya, secara jangka panjang, beban yang harus ditanggung oleh pelaku usaha untuk mengembalikan pinjaman tersebut mungkin akan lebih besar dibandingkan dengan pinjaman berbunga tinggi.
Pertimbangan tersebut bisa jadi akan membuat sejumlah pelaku usaha merasa gamang untuk mengajukan pinjaman. Namun, perlu diingat pula bahwa UMKM tidak hanya memiliki skala usaha yang lebih kecil, tetapi juga pendapatan yang lebih rendah.
Dari pertimbangan tersebut, kurang bijak rasanya untuk mengambil pinjaman dengan bunga yang tinggi hanya karena tidak ingin terlalu lama menanggung beban pinjaman. Di samping itu, jika memang dimaksudkan sebagai modal UMKM, urgensi untuk mengambil pinjaman berbunga tinggi dengan tenor yang lebih cepat juga tidak ada, lho!
Pinjaman berbunga tinggi umumnya diambil oleh mereka yang membutuhkan dana segar dengan waktu yang sangat cepat. Oleh karena itu, masa pinjamannya pun juga cenderung cepat. Situasi ini jelas tidak berlaku untuk bisnis yang baru mulai dibangun atau dikembangkan.
Dalam banyak kasus, bisnis tidak harus buru-buru dimulai jika memang belum ada modalnya. Tak ada salahnya untuk menunggu sembari menyiapkan modal dan tidak tergesa-gesa meluncurkan usaha jika memang belum benar-benar siap. Dengan keadaan yang demikian, mengambil pinjaman yang memiliki bunga rendah pun jadi cara terbaik sekalipun pinjaman tersebut memiliki tenor yang lebih lama.
Baca juga: 5 Cara Mudah Dapatkan Modal untuk Pengembangan Bisnis
Di Mana Bisa Mendapatkan Pinjaman Tersebut?
Sebenarnya, pelaku usaha yang sedang mencari modal UMKM tidak perlu terlalu panik dan kerepotan dalam mencari pinjaman dengan suku bunga yang rendah sebagai modal usahanya.
Keberadaan UMKM sendiri dianggap penting oleh pemerintah dalam membantu menggerakkan roda perekonomian, khususnya di tingkat masyarakat yang paling bawah. Tak heran jika pemerintah pun kemudian meluncurkan berbagai program bantuan bagi setiap orang yang ingin memulai usaha.
Hampir setiap bank dan lembaga keuangan resmi lainnya yang ada di Indonesia memiliki program pinjaman usaha dengan bunga yang cukup terjangkau bagi pelaku usaha. Informasi terkait program-program tersebut sekarang juga cukup mudah untuk didapatkan sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mendukung industri mikro, kecil, dan menengah.
Jika masih merasa kesulitan, khususnya karena terkendala laporan keuangan bisnis dan segala macam dokumen lain yang kerap disyaratkan untuk mengajukan pinjaman, pelaku usaha juga dapat memanfaatkan layanan dari aplikasi majoo: majoo Capital yang dapat menyediakan pinjaman tanpa agunan dengan proses pengajuan yang sangat mudah dan cicilan hingga 36 bulan.
Jangan ragu untuk memulai usaha sekalipun modal masih belum terkumpul sepenuhnya. Coba ajukan pinjaman bunga rendah untuk memastikan bisnis dapat berjalan dengan lancar. Setelahnya, kelola bisnis bersama aplikasi majoo yang tak hanya mempermudah pelaku usaha untuk mengatur bisnisnya secara efektif dan efisien, tetapi juga mampu menyediakan laporan penjualan yang rinci serta akurat.
Tunggu apa lagi? Gunakan aplikasi majoo sekarang juga!