Saat seseorang atau bisnis ingin meminjam uang dari bank, pihak bank akan meminta harta tertentu sebagai agunan atau jaminan. Apabila terjadi gagal bayar, bank akan menyita harta jaminan tersebut sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Sebaliknya, ketika seluruh utang telah berhasil diselesaikan oleh peminjam, jaminan akan dikembalikan oleh pihak bank.
Baca juga: Pembiayaan Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Memperolehnya
Berdasarkan ilustrasi di atas, terlihat bahwa agunan artinya aset yang ditawarkan oleh individu atau entitas kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan atas utang. Namun, untuk memahaminya secara mendalam, silakan baca penjelasan di bawah ini.
Apa Itu Agunan?
Collateral atau agunan adalah aset atau barang berharga yang dititipkan oleh pihak peminjam uang kepada pihak pemberi pinjaman sebagai jaminan atas utang.
Jaminan ini bisa dipindahkan hak kepemilikannya apabila pihak peminjam tidak bisa atau gagal memenuhi kewajibannya dalam menyelesaikan pinjaman sesuai dengan perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Pihak bank akan meminjamkan sejumlah uang dengan proses yang relatif sederhana sebab ada jaminan yang diserahkan oleh pihak peminjam. Berkat adanya jaminan, pihak peminjam dana akan memperoleh kemudahan serta lebih cepat mendapatkan dana yang dibutuhkan.
Umumnya, pinjaman yang mensyaratkan jaminan mempunyai tingkat bunga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan Kredit Tanpa Agunan (KTA) sebab kreditur mempunyai risiko kerugian yang lebih rendah pula.
Baca juga: Perlu Pinjaman Tanpa Agunan? Ketahui Dahulu Seluk-Beluknya!
Jenis dan Contoh Agunan
Agunan berperan penting dalam pengajuan pinjaman berjumlah besar. Khususnya, saat peminjam akan mengajukan pinjaman produk Kredit Multiguna (KMG).
Dalam produk pinjaman yang membutuhkan jaminan seperti KMG, agunan adalah kemampuan, kesanggupan, atau keyakinan pihak nasabah untuk bisa melunasi kewajibannya sesuai dengan perjanjian.
Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992 Pasal 1 yang diperbarui pada Pasal 1 angka 23 UU Perbankan No.10 Tahun 1998.
Adapun jenis dan contoh agunan sendiri bermacam-macam. Peminjam mungkin mengajukan berbagai jaminan, mulai dari yang berwujud hingga yang tidak berwujud. Berikut ini beberapa jenis jaminan yang lazim digunakan dalam proses peminjaman dana.
Baca juga: Pinjaman: Pertimbangkan Dulu Hal-Hal Ini Sebelum Mengajukan
1. Agunan Berwujud
Agunan berwujud adalah jenis aset yang terlihat atau dapat dibawa oleh peminjam saat mengajukan kredit. Jenis jaminan ini dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu agunan bergerak dan tidak bergerak.
Contoh agunan bergerak, antara lain mobil, motor, pesawat, dan kendaraan bermotor lainnya. Sementara itu, tanah tempat didirikannya bangunan atau mesin besar milik perusahaan merupakan contoh agunan tidak bergerak. Mari kita bahas contoh tersebut satu per satu!
Kendaraan Bermotor
Di Indonesia kendaraan-kendaraan, seperti mobil, motor, dan lain-lain cukup lumrah dijadikan jaminan kredit. Tentunya, nilai taksir setiap jenis kendaraan berbeda-beda.
Sebagai contoh, umumnya pihak bank menawarkan nilai taksir tertinggi untuk mobil sebesar 100 juta rupiah dengan tenor maksimal selama lima tahun. Tidak banyak bank yang menawarkan nilai taksir lebih dari angka tersebut, kecuali harga mobil yang dijaminkan memang sangat mahal.
Alasannya, kendaraan pada prinsipnya bukanlah aset investasi sebab nilainya akan terus menurun dari tahun ke tahun.
Untuk pinjaman dengan jaminan kendaraan, pihak bank akan meminta BPKB, STNK, dan kunci kendaraan. Tidak hanya itu, umaksimal sia kendaraan yang bisa menjadi jaminan biasanya 10 tahun.
Pesawat atau Kapal
Bukan rahasia lagi, pesawat dan kapal bukanlah kendaraan dengan nilai kecil alias harganya sangat mahal. Umumnya, kapal atau pesawat yang akan dijadikan jaminan harus memiliki volume bruto minimal, yaitu 20 meter kubik. Angka tersebut juga berlaku untuk bobot bruto maksimalnya.
Menimbang nilainya yang sangat besar, transaksi kredit jenis ini biasanya hanya bisa dilakukan oleh pihak atau perusahaan berskala besar.
Properti
Menjadikan properti seperti rumah atau tanah sebagai jaminan mungkin terasa lebih familiar bagi kebanyakan orang. Jika pihak peminjam atau debitur ingin menjadi propertinya sebagai jaminan, ia harus menyerahkan sertifikat kepemilikan properti tersebut kepada pihak bank.
Baca juga: Hal-Hal Menarik Mengenai Credit Analyst
Akan tetapi, tidak semua properti dianggap layak menjadi jaminan atau collateral. Selain itu, biasanya perlu ada penyesuaian nilai dengan nilai aset saat ini serta kondisi lingkungan sekitar.
Sebut saja, seorang peminjam ingin memperoleh dana KMG dengan cara menjaminkan rumahnya. Lalu, saat pihak bank melakukan survei, ternyata rumah tersebut sudah tidak layak huni dan akses menuju lokasi pun tidak mudah.
Dampaknya, nilai taksir yang diberikan pihak bank atas rumah tersebut pun akan turun. Maka dari itu, peminjam harus bisa meyakinkan pihak kreditur bahwa properti yang dijadikan jaminan memiliki nilai bagus.
Dengan jaminan rumah, plafon pinjaman rata-rata yang diberikan antara 100 juta sampai satu miliar rupiah. Tenor yang ditawarkan kreditur biasanya beragam, mulai dari dua tahun hingga sepuluh tahun.
Baca juga: Program Kredit Usaha Rakyat: Pengertian dan Cara Pengajuan
Logam Mulia
Contoh agunan berikutnya yang cukup banyak dijadikan jaminan kredit di Indonesia ialah logam mulia atau emas. Biasanya logam mulia digunakan sebagai jaminan untuk peminjaman dana ke pegadaian milik pemerintah.
Akan tetapi, dalam proses pengajuan pinjaman ke pegadaian, emas dalam bentuk perhiasan biasanya hanya ditaksir sekitar 70%-80% dari nilai barang sebenarnya.
Pasalnya, pihak pegadaian murni menghitung berat emas, tanpa mempertimbangkan desain perhiasan.
Mesin Pabrik
Perusahaan kadang mengajukan pinjaman dengan menjadikan mesin pabrik sebagai jaminannya. Bank akan melihat usia mesin serta kelayakannya seperti kondisi mesin.
Baca juga: Apa Itu Depresiasi? Memahami Pengertian dan Metode Depresiasi
Umumnya, plafon pinjaman tertinggi yang diberikan oleh pihak bank untuk pinjaman dengan jaminan mesin ialah lima miliar rupiah. Nilai persis pinjaman tergantung pada besar skala barang yang dijadikan pinjaman.
Hasil Perkebunan dan Peternakan
Bagi kamu yang tinggal di kota besar, hal ini pasti terdengar janggal. Namun, di daerah yang mayoritas penduduknya bertani dan beternak, hasil kebun dan ternak cukup lazim dijadikan agunan.
Jangan keliru, suku bunga yang ditawarkan oleh pihak bank pun cukup kompetitif lho, yaitu sekitar 0,5% saja per bulan.
Salah satu hasil kebun yang kerap diterima oleh pihak bank, misalnya kopi berkualitas tinggi. Kemudian, pihak bank umumnya menerima sapi sebagai jaminan dalam bentuk hasil ternak.
Invoice
Invoice financing juga merupakan salah satu aset yang dapat dijadikan jaminan untuk peminjaman dana. Sebagai contoh, invoice tersebut belum dibayar oleh klien, tetapi kamu memerlukan dana, kamu dapat meminjam dana dengan jaminan invoice.
Baca juga: Apa Itu Invoice dan Apa Pentingnya Bagi Bisnis?
Inventory
Kebanyakan perusahaan dagang mempunyai persediaan barang atau inventory. Nah, persediaan tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan bila bisnis akan mengajukan pinjaman ke kreditur.
Pemberi pinjaman akan melakukan analisis risiko dan menilai kelayakan debitur. Jika dinilai layak, pinjaman biasanya disetujui dengan nilai sekitar 50% dari total nilai inventory.
Purchase order (PO) dan surat kontrak
Bisnis umumnya menerima purchase order dari klien atau menerima surat kontrak kerja sama dengan nilai tertentu. Surat seperti ini pun dapat dijadikan sebagai jaminan.
Jadi, bagi pemilik usaha yang belum memiliki banyak aset, purchase order atau surat kontrak bisa menjadi opsi jaminan. Selain itu, surat perintah kerja atau SPK pun dapat diajukan sebagai jaminan.
Tentu saja, pihak kreditur tetap akan melakukan analisis serta verifikasi terlebih dahulu sebelum bisnis dinyatakan layak memperoleh pinjaman.
2. Agunan Tidak Berwujud
Kebalikan dari jenis sebelumnya, agunan tidak berwujud adalah aset atau barang yang bernilai ekonomi, tetapi tidak kasat mata. Contoh agunan tidak berwujud, antara lain hak kekayaan intelektual, hak paten, surat berharga, obligasi, dan lain-lain.
Syarat Aset sebagai Agunan
Dalam proses pengajuan pinjaman, tidak semua aset dapat dijadikan jaminan atau collateral. Aset atau barang yang akan dijadikan jaminan pinjaman paling tidak harus memenuhi tiga syarat berikut ini.
- Mempunyai nilai ekonomi
- Dapat dilakukan pemindahtanganan dengan mudah
- Memiliki nilai hukum sehingga pihak kreditur bisa melakukan likuidasi
Jika aset tidak memenuhi ketiga syarat di atas, peminjam dana tidak dapat mengajukannya sebagai jaminan pinjaman.
Berhubung salah satu syarat jaminan ialah kemudahan dalam pemindahtanganan, kamu perlu cermat dalam menentukan aset yang akan diserahkan sebagai jaminan. Mengingat aset tersebut akan diambil alih oleh kreditur jika kamu tidak menyelesaikan pembayaran sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, bisa kita simpulkan bahwa agunan adalah aset yang berperan sebagai jaminan dalam proses peminjaman dana dan dititipkan oleh peminjam dana kepada pemberi pinjaman.
Agunan juga dinilai sebagai bentuk kemampuan atau kesanggupan debitur dalam menyelesaikan pinjaman. Karena itu, baik pinjaman personal ataupun bisnis, kamu perlu bijak dalam menentukan aset yang akan dijadikan jaminan.
Pasalnya, kreditur berhak memindahtangankan aset yang dijadikan jaminan apabila peminjam dana tidak mampu memenuhi kewajibannya atau terjadi gagal bayar.
Bagi bisnis, kemampuan atau kondisi keuangan bisa kamu nilai dengan melihat laporan keuangan. Selain itu, tentu kamu perlu memastikan arus kas masuk berjalan lancar agar biaya dan kewajiban dapat diselesaikan oleh bisnis.
Ada banyak cara untuk menjaga kas masuk berjalan lancar, salah satunya memastikan pengelolaan penjualan optimal dan operasional bisnis berjalan efisien. Untuk itu, kamu perlu mempertimbangkan penggunaan aplikasi POS yang menawarkan fitur-fitur lengkap.
Dengan penggunaan aplikasi POS yang memiliki fitur lengkap, kamu bisa mengelola operasional dengan lebih maksimal. Bahkan, mulai dari dokumentasi transaksi penjualan secara real time, efisiensi biaya dengan manajemen inventori yang baik, hingga penarikan laporan keuangan bisa dilakukan dengan sistem POS. Jadi, tunggu apa lagi, segera gunakan aplikasi POS sekarang!