Membuat Catatan Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Ditulis oleh Retna Kumalasari

article thumbnail

Pentingnya melakukan penyesuaian pada laporan keuangan perusahaan kamu.

Sebagai pelaku bisnis, tentu kamu menyadari pentingnya memastikan nilai aset dan kewajiban dalam laporan keuangan sesuai dengan nilai yang sesungguhnya. 

Ketika kamu ingin membuat laporan keuangan yang sesuai, kamu perlu mencatat seluruh kegiatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan, baik itu transaksi pembelian maupun transaksi penjualan.

Namun, sering kali laporan yang dibuat belum benar-benar sesuai dengan kondisi perusahaan. Ini disebabkan karena adanya transaksi yang sudah terjadi tapi belum tercatat atau adanya transaksi yang sudah tercatat namun masih membutuhkan penyesuain saldo perkiraannya. Di sinilah peran jurnal penyesuaian dibutuhkan. 

Sebagai perusahaan yang sering melakukan kegiatan transaksi, perusahaan dagang juga perlu melaporkan berbagai kegiatan akuntansi sesuai dengan kondisi di perusahaan tersebut, termasuk melakukan penyesuaian persediaan barang dagang.

Nah, agar kamu bisa lebih memahami pentingnya jurnal penyesuaian barang dagang bagi perusahaan, simak penjelasannya di bawah ini!

Mengenal Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa jurnal penyesuaian barang dagang memiliki peran penting bagi perusahaan agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan kondisi riil perusahaan tersebut.

Namun, ada kalanya dalam laporan tersebut terjadi perbedaan data persediaan barang di neraca saldo dengan persediaan barang riil yang ada di gudang.

Perbedaan data yang ditemukan ini bisa disesuaikan dengan melakukan stok opname di akhir bulan untuk menemukan nilai sesungguhnya dari barang tersebut. 

Kemudian, hasilnya akan disesuaikan dengan nilai persediaan akhir pada neraca saldo. Apabila ada ketidaksesuaian, maka kamu bisa melakukan pencatatan dengan menggunakan jurnal penyesuaian.

Pencatatan pada jurnal penyesuaian ini dikelompokkan menjadi dua, yakni:

  • Deferral, yaitu penangguhan pengakuan atas suatu beban yang telah dibayar atau pendapatan yang telah diterima namun belum dicatat ke dalam akun.
  • Akrual, yaitu pengakuan atas beban yang sudah dikeluarkan dan pendapatan yang sudah didapatkan namun belum tercatat ke dalam akun.

Baca juga: Definisi, Cara Membuat, dan Contoh Jurnal Penyesuaian Bisnis

 Stock opname dilakukan untuk mengetahui persediaan barang dagang secara riil.

Menyusun Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Ada delapan komponen pada jurnal penyesuaian barang dagang yang perlu disesuaikan, di antaranya:

1. Persediaan Barang Dagang

Ada dua metode yang bisa kamu gunakan untuk melakukan proses pencatatan dan perhitungan barang dagang, yakni:

  1. Metode Ikhtisar Laba Rugi

    Jurnal penyesuaian persediaan barang dagang metode ikhtisar laba rugi biasanya identik dengan penjualan suatu barang. 

    Setiap transaksi yang terjadi akan memengaruhi persediaan awal dan persediaan akhir barang. Hal ini tentu akan berimbas pada harga jual sebuah produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.

    Sebagai contoh:

    Di akhir periode, saldo persediaan barang awal sebesar Rp5.000.000, dan saldo persediaan akhir adalah Rp7.000.000. Bagaimana pembuatan ikhtisar laba ruginya?

    Jurnal Penyesuaian

    31 Desember 2021

    Tanggal 

    Nama Akun

    Ref

    Debet

    Kredit 

    31/12/2021

    Ikhtisar laba/rugi


    Rp5.000.000



            Persediaan barang dagang (awal)



    Rp5.000.000


    Persediaan barang dagang (akhir)


    Rp7.000.000



            Ikhtisar laba/rugi



    Rp7.000.000

     

    • Persediaan barang dagang awal

      Di akhir periode akuntansi, persediaan barang dagang awal akan disesuaikan dengan cara melakukan pendebitan akun ikhtisar laba-rugi dan mengkredit akun persediaan barang dagang.

      Hal ini bertujuan untuk memindahkan akun persediaan barang dagang awal dari akun riil menjadi akun laba-rugi, serta mengubah akun persediaan barang dagang awal menjadi nol.

      Perubahan akun persediaan barang dagang awal ini dilakukan karena pada dasarnya barang tersebut telah terjual.

    • Persediaan barang dagang akhir

      Sedangkan penyesuaian persediaan barang dagang pada akhir periode akuntansi dapat dilakukan dengan melakukan pendebitan pada akun persediaan barang dagang dan mengkredit akun ikhtisar laba-ruginya.

      Tujuannya adalah untuk memindahkan akun persediaan barang dagang akhir dari akun riil menjadi akun laba-rugi, mengurangi harga pokok barang dagang yang akan dijual, serta menunjukkan persediaan barang dagang akhir pada neraca, sebab barang tersebut masih ada.

  2. Metode Harga Pokok Penjualan (HPP)

    Berbeda dengan metode ikhtisar laba-rugi, pada metode Harga Pokok Penjualan kamu tidak hanya menghitung persediaan barangnya saja, namun kamu juga perlu menghitung akun lainnya, seperti pembelian, retur pembelian, beban angkut pembelian, potongan pembelian, serta pengurangan harga.

    Sebagai contoh jurnal penyesuaian persediaan barang dagang dengan metode Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut.

    Terdapat persediaan barang dagang awal senilai Rp15.000.000, pembelian sebesar Rp20.000.000, pengurangan harga dan retur pembelian sebesar Rp2.000.000, potongan pembelian Rp1.000.000, beban angkut pembelian Rp1.000.000, serta persediaan barang dagang akhir senilai Rp14.000.000.

    Sehingga, penulisan pada jurnal penyesuaian persediaan barang dagang metode hpp sebesar:

     

    Harga Pokok Penjualan

    31 Desember 2021

    (dalam rupiah)

    Persediaan Barang Dagang (awal)



    15.000.000

    Pembelian


    20.000.000


    Beban Angkut Pembelian


    1.000.000


    Total Pembelian



    21.000.000

    Retur Pembelian dan Pengurangan Harga

    2.000.000



    Potongan Pembelian

    1.000.000



    Total pembelian bersih



    3.000.000

    Barang tersedia untuk dijual



    33.000.000

    Persediaan Barang Dagang (akhir)



    (14.000.000)

    Harga Pokok Penjualan



    19.000.000

    Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa Harga Pokok Penjualan (HPP) per tanggal 31 Desember 2021 adalah sebesar Rp19.000.000.

Baca juga: Pentingnya Mengenal Pengertian Jurnal Penjualan dalam Bisnis

2. Beban Dibayar Di Muka

Beban dibayar di muka adalah biaya yang dibayarkan sebelum menggunakan produk atau jasa yang akan kamu gunakan. Beberapa contoh umum beban dibayar di muka adalah sebagai berikut:

  • Sewa (membayar ruang komersial sebelum kamu menggunakannya)
  • Peralatan yang kamu bayarkan sebelum digunakan
  • Taksiran pajak
  • Beban bunga
  • Polis asuransi pada bisnis kecil

3. Pendapatan Diterima Di Muka

Komponen selanjutnya adalah pendapatan diterima di muka. Pendapatan ini merupakan transaksi yang tercatat sebagai kewajiban namun akan menjadi pendapatan di kemudian hari. Jenis pendapatan ini bisa digolongkan sebagai utang ataupun pendapatan.

4. Perlengkapan

Adanya perlengkapan pada jurnal penyesuaian perusahaan dagang kerap kali dianggap sebagai aset lancar. Sehingga, untuk membuat catatan perlengkapan ini, kamu perlu mengetahui nominal perlengkapan yang telah digunakan.

5. Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih merupakan tunggakan pembayaran yang tidak bisa dibayarkan oleh pihak pelanggan, sehingga hal ini dianggap sebagai beban perusahaan.

Biasanya, pembayaran piutang dilakukan dengan cara mencicil dalam beberapa periode tertentu.

6. Beban yang Wajib Dibayarkan

Beban yang wajib dibayarkan atau disebut juga dengan hutang merupakan tunggakan perusahaan yang harus dibayarkan pada setiap akhir periodenya. Salah satu contohnya adalah beban pembayaran gaji yang mesti dibayarkan kepada karyawan perusahaan tersebut.

7. Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Pendapatan yang masih harus diterima atau disebut juga piutang pendapatan merupakan sisa hutang yang belum dibayarkan namun akan didapatkan di masa mendatang.

Pendapatan ini biasanya terjadi karena perusahaan belum mendapatkan bayaran dari pelanggannya.

8. Penyusutan

Pada dasarnya, penyusutan merupakan bentuk kerugian bagi perusahaan. Penyusutan ini disebabkan karena adanya penurunan nilai aktiva tetap yang dialami sebuah usaha.

Barang-barang yang biasanya mengalami penyusutan adalah mesin untuk pekerjaan, harga bangunan, kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.

Baca juga: Ketahui Jenis, Contoh, dan Cara Membuat Jurnal Pembelian!

Penutup

Seperti yang sudah disampaikan di atas, bahwa jurnal penyesuaian persediaan barang dagang penting dilakukan guna mengetahui laporan yang dibuat sudah sesuai dengan kondisi sebenarnya yang ada di perusahaan tersebut.

Di dalamnya terdapat beberapa komponen yang juga perlu disesuaikan agar perhitungannya menjadi lebih akurat.

Meskipun penyesuaian perhitungan ini penting, namun masih banyak orang yang menganggap proses pembuatan jurnal ini rumit. Diperlukan ketelitian untuk bisa membuat laporan yang sesuai dan akurat bagi perusahaan.

Nah, bagi kamu yang masih merasa kesulitan dalam hal pencatatan laporan keuangan, kamu bisa memanfaatkan aplikasi keuangan seperti majoo untuk melakukan pencatatan secara otomatis.

Selain itu, ada banyak kelebihan lain yang ditawarkan aplikasi keuangan ini untuk perusahaanmu. Bahkan kamu bisa mengontrol seluruh transaksi yang terjadi hanya menggunakan smartphone yang kamu miliki.

Dengan begitu, kamu tidak akan kesulitan untuk memproses segala jenis transaksi yang masuk ke perusahaan secara manual dan memantau seluruh prosesnya dari jarak jauh. Hanya dengan satu aplikasi, proses penyusunan jurnal penyesuaian akan menjadi lebih mudah. Bagaimana? Kamu tertarik? Yuk, berlangganan majoo sekarang!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Pencatatan pada jurnal penyesuaian ini dikelompokkan menjadi dua, yakni: (1) Deferral, yaitu penangguhan pengakuan atas suatu beban yang telah dibayar atau pendapatan yang telah diterima namun belum dicatat ke dalam akun, (2) Akrual, yaitu pengakuan atas beban yang sudah dikeluarkan dan pendapatan yang sudah didapatkan namun belum tercatat ke dalam akun.
Sering kali laporan yang dibuat belum benar-benar sesuai dengan kondisi perusahaan. Ini disebabkan karena adanya transaksi yang sudah terjadi tapi belum tercatat atau adanya transaksi yang sudah tercatat namun masih membutuhkan penyesuain saldo perkiraannya. Di sinilah fungsi jurnal penyesuaian.
Ada delapan komponen pada jurnal penyesuaian barang dagang yang perlu disesuaikan, di antaranya: (1) Persediaan Barang Dagang, (2) Beban Dibayar Di Muka, (3) Pendapatan Diterima Di Muka, (4) Perlengkapan, (5) Piutang tak tertagih, (6) Beban yang Wajib Dibayarkan, (7) Pendapatan yang Masih Harus Diterima, (8) Penyusutan
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo