Beban kewajiban bisnis dalam jumlah besar akan mudah diatasi dengan likuiditas baik. Namun, bagi perusahaan dengan likuiditas yang buruk, utang-utang jangka pendek yang menumpuk pun bisa jadi perkara fatal yang dapat mengancam operasional perusahaan.
Likuiditas Adalah
Menurut keterangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera dalam waktu yang singkat.
Sebuah perusahaan bisa disebut likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya (liquidity).
Bisa juga diartikan likuiditas adalah indikator yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Likuiditas juga bisa dipakai untuk menunjukan posisi keuangan atau kekayaan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan biasanya menggunakan analisis rasio keuangan, yang kemudian di dalamnya terdapat rasio likuiditas.
Pengertian likuiditas dalam dunia perbankan ternyata lebih kompleks dibanding dengan dunia bisnis secara umum. Dari sudut aktiva, likuiditas keuangan adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas.
Secara garis besar manajemen likuiditas terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Memperkirakan kebutuhan dana, yang berasal dari penghimpunan dana (deposit inflow) dan untuk menyalurkan dana (fund out flow) dan berbagai komitmen pembiayaan (finance commitment)
- Cara yang ditempuh oleh bank bisa memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Bank harus mampu mengidentifikasikan karakteristik setiap produk bank baik di sisi aktiva maupun pasiva serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Baca juga: Piutang: Pengertian, Ciri-ciri, dan Jenis-jenis Piutang
Pengertian Likuiditas Menurut Para Ahli
Jika melihat dari keterangan yang ada pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata likuiditas adalah perihal yang menggambarkan posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk melunasi kewajiban hutang tepat pada waktu jatuh tempo. Berikut beberapa pengertian likuiditas dari para ahli.
Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto (2010:25), pengertian likuiditas adalah hal-hal yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dilunasi.
Syafrida Hani
Menurut Syafrida hani (2015:121), pengertian likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara spesifik likuiditas mencerminkan ketersedian dana yang dimiliki perusahaan guna memenuhi semua hutang yang akan jatuh tempo.
Handono Mardiyanto
Menurut Handono Mardiyanto (2009:54), pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan.
S. Munawir
Menurut S. Munawir (2007:31), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Tujuan Likuiditas
Berikut ini terdapat beberapa tujuan likuiditas, yaitu:
- Cadangan yang dibutuhkan dan yang telah ditetapkan oleh bank sentral karena kalau tidak dipenuhi akan terkena pinalti dari bank sentral.
- Memperkecil dana yang menganggur karena kalau memiliki banyak dana yang menganggur akan Mencapai mengurangi profitabilitas bank.
- Mencapai likuiditas yang aman menjaga proyeksi cash flow dalam kondisi yang sangat mendesak misalnya penarikan dana dari nasabah, pengambilan nasabah.
Baca Juga: Mengenal Pentingnya Rasio Likuiditas Bagi Bisnis
Fungsi Likuiditas
Tingkat likuiditas perusahaan yang tinggi memang bisa digunakan untuk bisa memancing daya tarik para investor. Tingkat likuiditas yang baik bisa menjadi sinyal positif bahwa perusahaan sehat secara keuangan dan memiliki risiko kerugian yang kecil.
Mengutip berbagai sumber, berikut beberapa fungsi likuiditas perusahaan:
- Likuiditas bisa menjadi antisipator dana jika sewaktu-waktu perusahaan memiliki kebutuhan mendadak.
- Likuiditas mengukur ketersediaan kas dan setara kas untuk memenuhi utang jangka pendek.
- Likuiditas bisa menjadi bahan pertimbangan apakah suatu perusahaan layak untuk menerima suntikan dana dari para pemodal.
- Untuk menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari.
- Bagi pihak perbankan, likuiditas akan memudahkan nasabah untuk menarik dana.
- Membantu manajemen perusahaan untuk mengawasi efisiensi modal perusahaan.
- Likuiditas bisa menjadi alat bantu analisis keuangan dan menginterpretasi posisi keuangan jangka pendek perusahaan.
Manfaat Likuiditas
Keberadaan likuiditas bukan hanya untuk menunjukkan kemampuan dari suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya. Likuiditas juga mempunyai manfaat lain yang sangatlah penting bagi sebuah perusahaan.
Beberapa manfaat likuiditas lainnya adalah:
- Dapat membantu proses analisa dan interpretasi keuangan dalam jangka waktu pendek.
- Memudahkan perusahaan dalam lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman dan penarikan dana oleh nasabahnya.
- Membantu proses analisis mengenai keputusan yang tidak perlu dan merugikan perusahaan dan menggantinya dengan keputusan lain yang lebih menguntungkan.
Jenis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menuntaskan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio tersebut bisa dihitung melalui sumber tentang modal kerja, yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Rasio likuiditas dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Rasio Lancar
Rasio lancar merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva lancar dalam membayar semua kewajiban atau utang lancarnya. Rasio lancar membandingkan antara aktiva lancar perusahaan dengan utang lancar atau utang jangka pendek. Utang lancar merupakan sebuah utang yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun seperti utang gaji, pajak, dividen dan lainnya.
Apabila rasio aktiva lancar lebih besar dari utang lancar perusahaan, dapat dikatakan perusahaan tersebut sedang mendapat keuntungan yang besar sehingga kas menjadi besar dan utang lancar yang mengecil.
2. Rasio Cepat
Rasio cepat sering juga disebut dengan Acid Test Ratio. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendek menggunakan aktiva lancar tanpa mempertimbangkan persediaan perusahaan. Sebab, persediaan tentunya akan memerlukan waktu lama untuk bisa diubah menjadi aset. Dengan menggunakan aktiva lancar, sebuah rasio cepat akan menunjukkan dengan jelas apakah perusahaan tersebut masih memperhitungkan persediaan.
3. Rasio Kas
Rasio kas merupakan sebuah poin yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dan melunasi utang jangka pendek dengan mengandalkan uang kas yang dimiliki.
Kas dan surat berharga jangka pendek adalah komponen aktiva lancar yang paling siap untuk dicairkan. Rasio kas mengukur likuiditas dari aktiva lancar yang pasti bisa dicairkan menjadi kas. Jika sebuah perusahaan mempunyai perbandingan rasio kas 1:1 atau lebih besar, artinya perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang efektif dengan kondisi keuangan yang baik.
4. Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas akan menunjukkan angka relatif antara jumlah penjualan dengan modal kerja dari perusahaan. Hal yang termasuk sebagai modal kerja adalah semua komponen yang terdapat dalam aktiva lancar dan dikurangi dengan jumlah utang lancar. Dengan adanya rasio ini sebuah perusahaan akan bisa diketahui jumlah penjualan atau keuntungan yang didapatkan dari pengeluaran untuk modal kerjanya.
5. Rasio Modal Kerja
Jenis rasio likuiditas yang terakhir adalah rasio modal kerja. Dalam rasio modal kerja akan menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan dari jumlah aktiva serta posisi modal kerja. Cara menghitung rasio ini adalah dengan mengurangi total aset perusahaan yang ada saat ini dengan liabilitas dan membaginya dengan jumlah aset.
Cara Mengukur Likuiditas
Pada umumnya, cara mengukur likuiditas adalah dengan perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities) yang disebut dengan rasio lancar (current ratio). Namun, nyatanya ada juga perusahaan yang menggunakan rasio lain sebagai cara mengukur likuiditas.
Dilihat dari rasio perhitungan likuiditas, berikut beberapa rasio yang biasa digunakan untuk mengukur likuiditas.
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk menggunakan aktiva lancar untuk membayar semua kewajiban atau utang lancarnya .
Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat adalah tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan membutuhkan proses yang lama untuk diuangkan ketimbang aset lainnya.
Quick Ratio = (Current Assets – Inventory) / Current Liabilities
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek dengan menggunakan dana kas, misalnya rekening giro.
Cash Ratio = Cash Equivalent/ Current Liabilities
4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)
Rasio perputaran kas adalah rasio yang menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih. Dalam hal ini, modal kerja bersih adalah seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar.
Cash Turnover Ratio = Penjualan Bersih / Modal Kerja Bersih
5. Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aset (Working Capital to Total Asset Ratio)
Rasio Modal Kerja Terhadap Total Asset (WCTA) adalah rasio yang dapat menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja.
WCTA = (Current Asset – Current Liabilities) / Total Assets
Seperti yang tadi sudah disebutkan, biasanya masing-masing perusahaan punya cara mengukur likuiditas yang tidak sama antara satu dan lainnya. Setelah dilakukan pengukuran, nantinya akan menghasilkan indek likuiditas.
Indeks likuiditas bisa muncul dari dua hasil, yaitu:
- Indeks lebih dari 1: artinya bisnis tersebut memiliki margin aset dengan likuiditas yang baik, yaitu mampu diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat.
- Indeks kurang dari 1: organisasi memiliki masalah dengan likuiditas dan mungkin perlu membatalkan kewajiban dalam jangka pendek.
Semakin besar jarak ke 1, semakin baik atau lebih buruk tingkat likuiditas organisasi yang bersangkutan.
Komponen Likuiditas
Menurut Engel dan Lange, likuiditas adalah suatu hal yang terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu kerapatan, kedalaman, dan resiliensi. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan untuk bisa menjaga likuiditas dan kestabilan ekonomi suatu perusahaan.
- Kerapatan. Komponen kerapatan merujuk pada adanya gap atau kesenjangan dari harga yang disetujui dengan harga normal suatu produk.
- Kedalaman. Perbedaan antara volume atau jumlah produk yang dijual dengan yang dibeli pada tingkat harga tertentu.
- Resiliensi. Kecepatan perubahan harga yang cukup signifikan yang menuju harga efisien setelah terjadinya ketimpangan atau ketidakstabilan harga.
Contoh Likuiditas
Agar kamu lebih mudah memahami bahwa likuiditas adalah hal yang penting dalam keuangan perusahaan, berikut contoh likuiditas yang bisa ditemukan.
- Deposit di rekening bank organisasi adalah aset yang sangat likuid yang dimiliki organisasi, karena uang tunai dapat tersedia kapan saja.
- Real estat organisasi adalah aset dengan sedikit likuiditas, karena kalau kamu ingin menjualnya untuk mengakses uang tunai yang dihargai, prosesnya bisa memakan waktu lama.
Faktor yang Memengaruhi Tingkat Likuiditas
Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat likuiditas, yaitu:
- Faktor eksternal, yang merupakan uncontrollable factor atau faktor yang berada di luar kendali dari perusahaan. Seperti, kondisi ekonomi dan moneter, karakteristik deposan, kondisi pasar uang, peraturan, dan lain-lain.
- Faktor internal, umumnya adalah faktor-faktor yang masih bisa dikendalikan oleh pihak perusahaan. Faktor-faktor ini sangat tergantung pada kemampuan manajemen mengatur setiap instrumen likuiditas. Contohnya, pemilihan strategi penerapan aset-liabilitas manajemen.
Bila disimpulkan, beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat likuiditas adalah:
- Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar
- Data trend daripada aktiva lancar dan utang lancar
- Syarat yang diberikan oleh kreditur kepada perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan.
- Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan.
- Kemungkinan perubahan aktiva lancar
- Perubahan persedian dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang atau dimasa yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persedian
- Kebutuhan jumlah modal kerja
- Tipe atau jenis perusahaan.
Kesimpulan
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar utang-utang jangka pendeknya, seperti utang usaha, utang dividen, utang pajak, dan lain-lain.
Semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan, kinerjanya dianggap semakin baik. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi biasanya memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan berbagai dukungan dari banyak pihak, misalnya lembaga keuangan, kreditur, maupun pemasok.
Jika kamu ingin perusahaan atau bisnis yang kamu jalankan bisa memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, pastikan bahwa laporan keuangan dalam keadaan yang baik. Laporan keuangan yang baik bisa kamu dapatkan bila kamu mau memanfaatkan aplikasi keuangan seperti majoo yang punya banyak fitur lengkap untuk membantu operasional perusahaanmu. Gunakan sekarang agar kamu dapat mengembangkan bisnismu semakin maju.