2 Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Ditulis oleh Dini N. Rizeki

article thumbnail

Metode pencatatan persediaan berguna bagi perusahaan dagang.

Salah satu hal yang terkadang menjadi sebuah permasalahan dalam berbisnis adalah metode pencatatan persediaan barang dagang. Saat mencatat barang dagang di gudang, terkadang kamu lupa waktu masuk dan keluar barang tersebut.

Tidak sampai di situ saja, kadang kamu juga bisa keliru menentukan keuntungan dari penjualan barang dagang karena kesalahan dalam cara menghitung persediaan barang dagang yang tersimpan. Apakah kamu tahu bahwa kelalaian seperti itu bisa berimbas pada jumlah pendapatan usaha? 

Salah satu solusi agar hal tersebut tidak terjadi terus menerus adalah dengan menerapkan metode pencatatan persediaan barang. Metode pencatatan persediaan barang dagang merupakan cara yang diterapkan pada suatu usaha dagang untuk mengelola seluruh arus masuk dan keluar barang.

Lantas, kenapa hanya perusahaan dagang yang bisa menerapkan metode ini? Alasannya adalah karena hanya perusahaan dagang yang memiliki perputaran barang sebagai aset penjualan. Setiap perusahaan dagang perlu menerapkan metode pencatatan persediaan barang karena fungsinya yang vital.

Baca Juga: Apa itu Warehouse: Fungsi, Manfaat, dan Jenis

Pengertian Persediaan Barang Dagang

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai metode pencatatan persediaan, rasanya kamu juga perlu memahami pengertian persediaan barang dagang. 

Persediaan barang dagang didefinisikan sebagai seluruh bentuk produk atau barang dagang yang didapatkan oleh pedagang dan akan dijual kembali. Umumnya, persediaan barang dagang hanya dicatat oleh jenis usaha ritel, distributor, atau grosir.

Dalam ilmu akuntansi, definisi persediaan barang dagang adalah aset lancar yang mudah diubah menjadi bentuk uang tunai. Persediaan barang dagang juga didefinisikan sebagai saldo debit normal.

Fungsi Metode Pencatatan Persediaan Barang

Dalam penerapannya, tentu saja metode pencatatan persediaan barang dagang memiliki fungsinya sendiri. Beberapa fungsi metode pencatatan persediaan barang, antara lain adalah:

  • Untuk mendeteksi persediaan barang
  • Untuk menganalisis perputaran barang masuk dan keluar
  • Untuk mengurangi resiko kehilangan barang
  • Untuk menghitung laba perusahaan dari barang yang masuk dan keluar
  • Untuk memberikan data lengkap mengenai barang-barang yang mengalami permintaan tinggi atau sebaliknya 

Dari banyaknya fungsi metode pencatatan persediaan tadi, kamu selayaknya sudah memahami pentingnya mencatat barang dagang dengan metode-metode penilaian barang dan pencatatan persediaan barang. 

Baca Juga: Jurnal Khusus Perusahaan Dagang: Begini Cara Membuatnya!

Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Dalam menerapkan metode pencatatan persediaan barang dagang, ada dua cara menghitung persediaan barang dagang yang bisa kamu gunakan, yaitu metode perpetual dan periodik. 

Pencatatan persediaan barang dengan kedua metode tersebut berfungsi untuk menghitung nilai persediaan barang, menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP), dan mengetahui persediaan akhir barang. 

Ada dua metode pencatatan persediaan barang yang bisa kamu gunakan.

Metode Perpetual

Dalam cara menghitung persediaan barang dagang dengan metode perpetual, kamu harus melakukan pencatatan barang setiap kali barang masuk dan keluar, di antaranya transaksi jual beli serta retur. Penjual bisa kapan saja mengetahui posisi nilai persediaan, karena selalu dicatat setiap ada aktivitas keluar masuk barang. 

Sesuai dengan namanya, metode perpetual atau terus menerus memberikan detail informasi tentang pergerakan barang setiap adanya transaksi. Jika menggunakan metode perpetual, kamu tidak perlu melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada stok barang. Hasilnya sudah bisa terlihat berkat adanya pencatatan rutin. 

Contoh perusahaan dagang yang menerapkan metode perpetual, yaitu showroom mobil dan toko mebel.

Baca Juga: Wajib Tahu! Metode Perpetual adalah Sistem Mencatat Transaksi

Metode Periodik atau Fisik

Metode periodik merupakan metode pencatatan persediaan barang yang dilakukan hanya pada waktu tertentu. Diberi nama metode fisik karena biasanya akan ada pengecekan barang dagang secara langsung di akhir periode pencatatan. 

Perusahaan dagang yang memakai metode periodik biasanya memiliki kuantitas barang yang banyak, namun nilainya relatif kecil, dengan harga jual-beli yang stabil. Contohnya, pasar swalayan dan toko kelontong. Alasannya karena hampir tidak mungkin jika penjual toko kelontong harus menghitung persediaan barang di gudang setiap hari. Hal itu akan sangat menghabiskan waktu dan tenaga. Untuk itu, metode periodik sangat cocok digunakan oleh jenis bisnis ini. 

Cara Menghitung Persediaan Barang: Metode Perpetual dan Periodik

Setelah mengetahui penjelasan lengkap metode perpetual dan periodik, kamu wajib tahu bagaimana penerapannya pada jurnal persediaan barang dagang. 

Agar lebih gampang untuk dipahami, berikut ini terdapat contoh kasus beserta contoh penerapan metode pencatatan persediaan barang dagang pada jurnal persediaan barang agar kamu tahu perbedaannya.

Contoh: 

Transaksi PT. Bahagia Sejahtera terkait persediaan barang dagang selama bulan Mei 2022 sebagai berikut:

  1. Pembelian barang dagang sebesar Rp5.000.000.
  2. Sebagian barang senilai Rp500.000 harus dikembalikan karena rusak.
  3. Pembayaran baru dilakukan 10 hari sejak pembelian.
  4. Lalu barang tersebut dijual lagi dengan harga Rp7.400.000. Harga pokok penjualannya Rp4.500.000.
  5. Sebagian barang yang dijual tersebut diterima kembali karena tidak sesuai pesanan. Barang kembali senilai Rp400.000 dengan harga pokok Rp250.000.
  6. Pada akhirnya diterima kas dari debitur atas penjualan tersebut dengan potongan tunai. 

Kamu harus ingat, metode pencatatan persediaan barang harus disesuaikan dengan jenis usahamu. Jangan sampai salah menggunakan metode karena itu akan menyulitkan kamu mengelola barang dagangan. 

Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Metode Penilaian Barang Dagang

Selain memahami metode pencatatan persediaan barang, kamu juga perlu mengetahui metode lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan barang dagang. 

Dalam hal ini, kamu perlu cermat menentukan waktu yang tepat antara barang dagang yang baru masuk tempat penyimpanan sampai kapan menjualnya. Proses ini penting agar perusahaan mengetahui jumlah stok barang dagang di tempat penyimpanan berdasarkan waktunya. Hal ini juga berguna untuk meminimalisasi pembelian  barang dagang tanpa pengecekan ketersediaan barang  yang masih layak jual. 

Lantaran itulah, dalam metode pencatatan persediaan barang dagang ada tiga metode penilaian yang biasa dipakai yaitu metode FIFO, LIFO, dan Average

Metode First In First Out (FIFO)

Metode penilaian barang dagang yang pertama adalah FIFO yang merupakan singkatan dari First In First Out. Sesuai dengan namanya, barang dagang yang pertama kali dijual adalah yang pertama kali masuk. 

Ibaratnya, setelah kamu membeli pasokan barang dagang dari supplier, maka saat itu juga kamu akan menjualnya langsung. Metode FIFO dianggap sebagai cara yang paling logis dan terpercaya, karena bisa mengurangi resiko penurunan kualitas barang yang disimpan. 

Biasanya, perusahaan dagang yang menggunakan metode ini adalah perusahaan yang menjual barang dagang tidak tahan lama atau barang yang modelnya cepat berubah. Perusahaan dagang yang menjual barang dengan masa kadaluarsa juga sangat cocok menggunakan metode ini. Contohnya; toko serba ada, pasar swalayan, dan apotek. 

Metode Last In First Out (LIFO)

Berbeda dengan metode FIFO, metode LIFO yang merupakan singkatan dari Last In First Out cenderung menerapkan konsep penjualan barang yang paling akhir masuk akan dijual terlebih dahulu. Sebaliknya, barang yang pertama masuk akan dijual di kemudian hari. 

Metode LIFO lebih banyak digunakan oleh perusahaan dagang yang tidak memiliki barang cepat berubah bentuk. Contohnya; toko sepatu, toko pakaian, toko elektronik, toko material. 

Alasannya karena bisnis semacam itu umumnya tidak memiliki tanggal kadaluarsa dan tidak ada keharusan untuk menghabiskan barang dagang saat itu juga, jadi kamu bisa menentukan dengan melihat trend pakaian yang sedang digandrungi. Tidak ada kewajiban bagi pemilik usaha pakaian untuk menjual pakaian yang baru selesai diproduksi agar bisa dibeli secepatnya. Pakaian produksi lama pun bisa dijual kembali sebagai komoditas penjualan. 

Baca Juga: LIFO adalah Singkatan dari Last In First Out, Apa Maksudnya?

Metode Average

Berbeda dengan metode FIFO dan LIFO yang kontradiktif, metode average mengambil jalan tengah di antara keduanya. Dalam penerapan metode average, perusahaan dagang biasanya menggunakan persediaan barang yang ada di tempat penyimpanan untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang masuk lebih awal atau akhir. 

Alasannya bila menggunakan metode average atau rata-rata, pihak penjual akan mengeluarkan barang dengan membagi jumlah nilai persediaan barang dan stok unit yang ada di tempat penyimpanan. 

Perusahaan dagang yang cocok menggunakan metode average adalah perusahaan yang menjual barang dengan harga fluktuatif. Dengan menggunakan penerapan metode average, akan lebih mengurangi kerugian akibat fluktuasi harga dibanding menggunakan metode FIFO atau LIFO. Contohnya; toko mebel dan toko alat tulis. 

Cara Menghitung Nilai Persediaan Barang Dagang: Metode FIFO, LIFO, dan Average

Jika dimasukkan ke dalam jurnal dari metode pencatatan persediaan barang, metode FIFO, LIFO, dan average digunakan untuk menghitung total biaya persediaan barang dan mengetahui stok akhir barang. 

Hal yang perlu diperhatikan pula adalah metode penilaian barang yaitu FIFO, LIFO, dan Average juga bisa dihitung dengan menggunakan metode pencatatan barang sistem periodik maupun perpetual. 

Jadi, kamu bisa mengkombinasikan dua metode pencatatan persediaan barang dagang tersebut dalam laporan keuangan usahamu. Namun, bagaimana jika kamu adalah orang yang saja terjun ke dunia bisnis dan masih bingung melakukan pengelolaan persediaan barang?

Tenang, ada solusinya, kok. Untuk kamu yang baru akan menjalankan usaha, ada cara praktis yang bisa digunakan, jadi sudah tidak perlu memakai cara yang manual lagi untuk mencatat persediaan barang. Sudah tersedia aplikasi stok barang dari majoo yang pastinya akan memudahkan kamu dalam penerapan cara menghitung persediaan barang dagang.

Dengan memakai aplikasi stok barang yang sudah disediakan oleh majoo, kamu sudah tidak perlu menghitung persediaan barang (stock opname) melalui pembukuan atau hitung fisik. Selain itu, aplikasi stok barang dari majoo bisa menjadi solusi dalam efisiensi. Sebab, proses pembukuan manual tentunya akan memakan banyak waktu.

Hal ini juga bisa meminimalisir terjadinya kesalahan input dalam metode pencatatan persediaan yang bisa menimbulkan imbas kurang baik bagi bisnismu. Tentunya kamu tidak ingin kan bisnismu terhambat hanya karena adanya kesalahan catat? So, tunggu apa lagi? Pakai majoo sekarang demi bisnis yang lebih lancar dan menguntungkan, yuk

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Metode pencatatan persediaan barang dagang yang bisa kamu gunakan yaitu metode perpetual dan periodik.
Dalam menerapkan metode pencatatan persediaan barang dagang, ada 2 (dua) cara menghitung persediaan barang dagang yang bisa kamu gunakan, yaitu metode perpetual dan periodik.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo