Resesi adalah Turunnya Aktivitas Ekonomi. Ini Ulasannya!

Ditulis oleh Dini N. Rizeki

article thumbnail

Resesi adalah kondisi menurunnya aktivitas ekonomi.

Kondisi resesi adalah salah satu keadaan yang cukup ditakuti oleh banyak negara, akibat adanya perubahan gejolak ekonomi secara krusial. Secara umum, resesi adalah istilah yang digunakan dalam ilmu ekonomi untuk menyebut kondisi terjadinya penurunan aktivitas ekonomi umum, seperti investasi secara signifikan di suatu wilayah tertentu yang ditandai dengan melemahnya PDB atau Produk Domestik Bruto selama periode tertentu. 

Apa itu Resesi?

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, arti resesi adalah periode penurunan ekonomi saat aktivitas perdagangan dan industri berkurang selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, yang umumnya memiliki tanda yaitu penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal secara berturut-turut.

Dapat dipahami pula bahwa arti resesi adalah sebuah periode berlangsungnya perlambatan atau kontraksi kegiatan-kegiatan ekonomi secara besar-besaran. Meski begitu, banyak pengamat menilai sebenarnya resesi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu siklus bisnis atau ekonomi suatu negara. 

Para ahli juga menyatakan bahwa keadaan bahwa kondisi resesi bisa kamu lihat ketika terjadi peningkatan jumlah pengangguran, penurunan ritel, dan terjadi peningkatan pertumbuhan dalam sektor ekonomi riil bernilai negatif seperti manufaktur dalam periode kuartal tertentu secara berurutan.

Akibatnya, akan terjadi kondisi perlambatan ekonomi yang nantinya bisa membuat sektor riil menahan kemampuan produksinya. Imbasnya tentu saja adalah adanya proses PHK karyawan. Lalu, investor akan cenderung berinvestasi pada sektor yang menurutnya aman, sehingga dampak resesi secara tidak langsung akan menurunkan daya beli masyarakat karena menjadi sangat selektif dalam menggunakan uang.

Baca Juga: Jangan Sampai Tertipu, Inilah Ciri-ciri Investasi Bodong!

Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi

Jika melihat pengertian resesi, wajar bila ada sebagian orang yang menyamakan konsep resesi dengan definisi depresi ekonomi. Padahal, terdapat perbedaan antara keduanya. 

Berbeda dengan resesi, yang dimaksud dengan depresi adalah sebuah kondisi resesi yang terjadi berkepanjangan dan tak kunjung berakhir. Artinya, jika suatu negara mengalami depresi, bisa dipastikan bahwa terdapat persoalan resesi ekonomi yang tidak kunjung teratasi.

Selain dari jangka waktunya, perbedaan depresi dan resesi adalah persentase penurunan angka PDB. Resesi ekonomi biasanya menunjukkan penurunan PDB sebesar 0,3% hingga -5% selama setengah tahun hingga satu setengah tahun berikutnya. Sedangkan, depresi ekonomi menunjukkan penurunan PDB sekitar -14,7% dalam jangka waktu 18 hingga 43 bulan lamanya.

Ada beberapa penyebab resesi yang terjadi pada suatu negara.

Penyebab Resesi

Resesi tentu saja tidak akan terjadi secara mendadak. Bisa dipastikan ada beberapa hal yang bisa menyebabkannya. Lantas, mengapa resesi bisa terjadi? Umumnya, hal-hal yang menjadi penyebab resesi adalah sebagai berikut:

Adanya Guncangan Ekonomi Secara Mendadak

Guncangan ekonomi merupakan penyebab resesi paling utama. Umumnya, goncangan ekonomi ini terjadi secara mendadak dan akan mengakibatkan kerugian finansial cukup serius.

Kondisi inilah yang nantinya akan memicu masalah ekonomi yang serius, sehingga menimbulkan kondisi resesi, mulai dari utang menumpuk pada individu dan juga perusahaan. 

Adanya Perubahan Teknologi

Meski terbilang menguntungkan, perkembangan teknologi masih dianggap sebagai salah satu hal yang bisa menimbulkan ancaman dalam dunia ekonomi. Teknologi yang berkembang nyatanya bisa memunculkan dampak negatif berupa terjadinya resesi. 

Tingkat Inflasi atau Deflasi yang Tinggi

Inflasi adalah tren kenaikan harga secara stabil dari waktu ke waktu. Meskipun bukan termasuk hal yang buruk, inflasi yang terjadi secara berlebihan akan menjadi fenomena yang dapat menjadi penyebab resesi.

Selain itu, deflasi juga bisa menjadikan kondisi resesi lebih buruk. Harga yang turun dari waktu ke waktu pada masa deflasi akan menyebabkan upah menyusut. Selanjutnya akan menekan harga. Ketika lingkaran umpan balik deflasi lepas kendali, orang dan bisnis akan berhenti mengeluarkan uang, sehingga merusak ekonomi.

Utang yang Berlebihan

Jumlah utang yang berlebihan terkadang dapat menyebabkan biaya untuk membayar utang mengalami peningkatan ke titik debitur tidak lagi dapat membayar tagihan mereka. Akibatnya, risiko kebangkrutan meningkat dan berdampak buruk bagi roda perekonomian. 

Adanya Gelembung Aset

Keputusan investasi yang didorong oleh emosi ternyata juga bisa berakibat buruk pada hasil ekonomi. Umumnya, saat kondisi ekonomi menguat, investor akan menjadi terlalu optimis. Kegembiraan tersebut secara otomatis akan menggelembungkan pasar saham. Padahal, saat gelembung itu meletus, akan terjadi panic selling yang bisa menghancurkan pasar dan menjadi penyebab resesi.

Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor

Negara yang tidak mampu memproduksi salah satu kebutuhan pokok mereka, mau tidak mau harus melakukan impor barang dari negara lain. Sementara negara dengan kelebihan produk, akan melakukan ekspor ke negara yang membutuhkan. Namun, jika nilai impor lebih besar ketimbang ekspor, bisa dipastikan negara tersebut akan mengalami resesi.

Baca juga: Ekspor Adalah: Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Contohnya

Tingkat Pengangguran Tinggi

Jika ada banyak orang menganggur atau tanpa pekerjaan di suatu wilayah, bisa dipastikan bahwa kondisi negara tersebut sedang tidak baik-baik saja. Kegiatan ekonomi yang stabil tentunya membutuhkan banyak tenaga kerja yang diserap. Sebaliknya, jika negara tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan, bukan tidak mungkin kondisi resesi sedang terjadi.

Dampak Resesi Ekonomi

Beberapa dampak resesi ekonomi yang bisa terjadi, antara lain adalah:

Meningkatnya Angka PHK

Resesi akan mengakibatkan penurunan pada minat beli, sehingga berdampak pula pada tingkat produksi yang berkurang. Jika angka produksi berkurang, otomatis akan menyebabkan efek domino berupa peningkatan angka PHK.

Tingkat Investasi yang Menurun 

Resesi adalah aktivitas ekonomi yang kian menurun dan tentunya akan menyebabkan laju investasi turut berkurang pula. Ini terjadi karena para tidak adanya keyakinan dari para investor untuk melakukan investasi.

Baca juga: Serba-serbi Investasi Jangka Panjang yang Menguntungkan

Inflasi dan Deflasi

Selain termasuk penyebab resesi, ternyata inflasi dan deflasi juga merupakan dampak resesi yang bisa muncul. Singkatnya, inflasi adalah kondisi saat harga terus mengalami peningkatan. Sebaliknya, deflasi adalah kondisi ketika harga terus mengalami penurunan.

Dampak Resesi Terhadap Masyarakat

Dampak resesi bukan hanya bisa dirasakan oleh negara, masyarakat sebagai pelaku ekonomi pun bisa merasakan dampak resesi ekonomi, seperti:

Berkurangnya Lapangan Kerja

Naiknya angka PHK akan menyebabkan berkurangnya ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat.

Turunnya Pendapatan

Bagi masyarakat, dampak resesi lainnya yang bisa dirasakan secara langsung yaitu menurunnya pendapatan. Inilah yang nantinya bisa berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan, yang bisa menyebabkan naiknya tingkat kriminalitas.

Langkah Pencegahan Resesi Ekonomi

Lantaran dampak resesi yang cukup serius, diperlukan beberapa langkah pencegahan resesi ekonomi. Beberapa pencegahan resesi yang bisa dilakukan antara lain:

Bantuan UMKM

Meskipun ikut terkena dampak resesi, UMKM memiliki ketahanan yang jauh lebih baik daripada perusahaan besar karena beroperasi di lingkup kecil. Maka dari itu, perlu bantuan finansial agar kegiatan produksi UMKM tetap bisa berjalan.

Menjaga Kepercayaan Investor

Pemerintah perlu membuat berbagai kebijakan atau proyek-proyek strategi agar para investor tetap mau menanamkan modalnya, demi menstabilkan bahkan meningkatkan gairah investasi. 

Contoh Resesi yang Pernah Terjadi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rawan dengan perubahan ekonomi dalam negeri maupun global. Terhitung, ada beberapa contoh resesi yang pernah terjadi beberapa kali di Indonesia.

Satu contoh resesi yang paling membekas dan diingat dengan jelas adalah saat masa akhir pemerintahan Presiden Soeharto, yaitu sejak tahun 1997 hingga berlanjut ke tahun 1998. 

Saat itu, harga BBM naik tinggi ke angka yang fantastis. Nilai tukar rupiah pun menurun drastis. Resesi ekonomi pada masa itu menyebabkan peningkatan angka pengangguran dan mematikan beberapa sektor ekonomi. 

Kesimpulan

Dari penjelasan tadi, sudah tahukah kamu apa itu resesi? Secara umum, resesi adalah sebuah periode penurunan ekonomi, akibat merosotnya aktivitas ekonomi dan industri yang terjadi dalam jangka waktu dua kuartal.

Kondisi ini menimbulkan beberapa dampak resesi, salah satunya adalah munculnya banyak pengangguran dan tutupnya bidang usaha tertentu. Kita tentu saja tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi, maka mari bersama-sama menguatkan perekonomian dalam negeri!

Kamu sebagai pemilik dan pelaku UMKM juga bisa bergerak untuk menguatkan perekonomian ini, asalkan perekonomian bisnismu pun sudah kuat. Salah satu caranya adalah dengan memantau laporan keuangan, semua transaksi yang terjadi, dan pengeluaran serta beban lainnya. Sebaiknya semua catatan keuangan ini kamu percayakan pada aplikasi keuangan seperti majoo, agar tidak ada lagi yang namanya salah input dan bisa mengakibatkan kerugian. Tidak ada salahnya mulai sekarang beralih menjadi pelanggan setia majoo, kan? 

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo