Account Receivable adalah Piutang Dagang, Pahami di Sini!

Ditulis oleh Faiqotul Himma

article thumbnail

Jumlah account receivable dicatat dalam akun buku besar dan dinamai piutang.

Piutang atau account receivable adalah istilah dalam akuntansi yang cukup umum didengar, terutama bagi kamu pelaku bisnis. Account receivable adalah salah satu aspek penting yang harus ada ketika kamu memiliki bisnis. Dengan account receivable kamu sebagai pebisnis bisa melacak semua utang pelanggan atas produk atau yang telah kamu berikan kepada mereka.

Account receivable ada karena tak semua penjualan dilakukan secara tunai tapi bisa dilakukan secara kredit. Jadi uang yang kamu terima tidak pada saat itu beberapa waktu kemudian sesuai kesepakatan.

Memutuskan untuk menjual barang atau jasa secara kredit merupakan hal yang wajar di dalam bisnis. Salah satu keuntungannya adalah dapat menjual barang atau jasa lebih banyak dan dapat menjangkau konsumen lebih luas.

Yuk, simak penjelasan lebih lengkap mengenai account receivable di artikel ini!

Apa Itu Account Receivable?

Dalam sistem akuntansi, account receivable adalah piutang dagang atau catatan transaksi dari pihak lain, misalnya konsumen yang menjadi acuan suatu bisnis untuk menerima uang. Catatan tersebut berupa penagihan kepada konsumen yang telah berutang kepada penjual.

Jumlah account receivable dicatat dalam akun buku besar dan dinamai piutang. Saldo yang belum dibayar di akun ini akan dilaporkan sebagai bagian dari aset lancar yang terdaftar di neraca perusahaan.

Account receivable akan tercatat saat konsumen sudah membeli barang dagangan dengan menggunakan sistem kredit atau telah melakukan pembayaran di muka. Ketika metode transaksi barang atau jasa secara kredit, penjual merupakan kreditur tanpa jaminan dari pelanggan. Karena itu, penjual harus berhati-hati saat menjual barang secara kredit.

Untuk lebih jelas tentang pemahaman account receivable adalah ketika barang telah diterima oleh pelanggan, perusahaan akan menerbitkan invoice agar pelanggan memiliki kewajiban untuk membayar produk atau jasa yang telah dibelinya sesuai sesuai dengan jatuh tempo.

Sebagian besar perusahaan telah menerapkan sistem pembayaran secara kredit untuk menjual bermacam-macam produk atau jasanya. Cara ini dilakukan agar perusahaan segera menghabiskan stok dan perusahaan terhindar dari kerugian.

Account receivable adalah istilah dalam akuntansi yang cukup umum didengar. 

Mengapa Account Receivable Penting?

Saat pelanggan terlambat membayar utang, penjual akan merugi, tidak memperoleh laba, dan akan menimbulkan masalah pada arus kas bisnis perusahaan. Oleh karena itu, penjual akan menerapkan perhitungan account receivable turnover ratio atau rasio perputaran piutang untuk melacak pembayaran yang melebihi tanggal jatuh tempo.

Account receivable turnover ratio ini melibatkan perhitungan sederhana untuk mengetahui cepat lambatnya konsumen membayar utangnya.

Baca Juga: Account Payable adalah: Definisi, Ciri-Ciri, dan Tugas 

Jenis Account Receivable

Meski terdapat laporan keuangan yang menggabungkan piutang dalam satu komponen, ada pula pembedaan jenis piutang berdasarkan transaksi yang dilakukan.

Terdapat dua jenis transaksi yang dapat membangun rekening piutang suatu bisnis, yakni:

1. Trade Receivables

Trade receivables adalah piutang yang berasal dari mitra bisnis perusahaan, misalnya agen, distributor, atau pedagang besar. Jenis piutang ini dapat dijual sebagai jaminan pinjaman atau untuk memperoleh uang tunai secara cepat.

Piutang dagang tergolong aset lancar. Umumnya, masa jatuh tempo piutang dagang maksimal 90 hari dan tidak dikenai bunga.

Bunga akan dikenakan ketika pembayaran melebihi jatuh tempo. Meskipun begitu, di lapangan kerap dijumpai piutang dagang baru dapat ditagih jauh melewati jatuh tempo. Bahkan, tak jarang piutang dagang hanya bisa tertagih sebagian atau sama sekali tidak tertagih.

2. Non-Trade Receivables

Non-trade receivables adalah piutang lain-lain yang tidak berasal dari mitra bisnis perusahaan, misalnya piutang karyawan, uang muka cabang perusahaan, deposito untuk menutup kerugian atau sebagai jaminan transaksi pembayaran, bunga dan dividen, serta berbagai klaim seperti perusahaan asuransi atas kerugian yang mendapat tanggungan. Jenis piutang ini tidak dapat dijadikan jaminan pinjaman.

Baca juga: Perbedaan Debit dan Kredit yang Perlu Kamu Ketahui

Ciri-Ciri Account Receivable

Simak penjelasan di bawah ini mengenai penjelasan lebih detail mengenai ciri-ciri Account Receivable!

1. Memiliki Nilai Jatuh Tempo

Nilai jatuh tempo ini berarti jumlah nilai transaksi utama yang ditambah bunga. Umumnya, pembayaran yang memiliki jatuh tempo dalam kurun waktu tertentu akan menimbulkan bunga dan bunga ini tentu wajib dibayarkan oleh pihak terutang.

2. Terdapat Tanggal Jatuh Tempo

Tanggal jatuh tempo adalah hari atau tanggal pembayaran yang telah ditentukan sesuai kesepakatan. Pada tanggal yang telah ditentukan ini, pihak penjual harus menagih tagihan yang wajib dibayar oleh pihak konsumen.

Apabila pihak konsumen terlambat dalam membayar, pihak penjual akan menerapkan sistem denda sebagai konsekuensinya sehingga jumlah tagihan yang harus dibayarkan konsumen akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah tagihan pada saat jatuh tempo.

3. Terdapat Umur Jatuh Tempo

Umur jatuh tempo dibagi menjadi dua jenis, yakni umur jatuh tempo bulanan dan umur jatuh tempo harian. Jika jatuh tempo bulanan, tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya berbeda bulannya saja. Apabila jatuh tempo harian, penjual wajib untuk menentukan kapan tanggal jatuh tempo pembayaran utang secara pasti kepada pembeli.

Baca Juga: Cara Membuat dan Contoh Laporan Neraca Keuangan

Cara Mencatat Account Receivable

Account Receivable (AR) termasuk dalam aset lancar (current assets) sehingga setiap kali kredit diberikan kepada pembeli, nominal pinjaman itu akan dicatat penjual ke dalam bagian piutang dagang. Sementara itu, pembeli akan mencatatnya sebagai utang usaha.

Setelah pembeli melunasinya, nilai utang dan piutang akan sama-sama berkurang. Supaya lebih jelas, simak contoh Account Receivable (AR) berikut ini.

Perusahaan MITRA menjual barang kepada pelanggan TUMONGGO secara kredit sebesar Rp500.000. Pencatatannya di jurnal Account Receivable (AR) adalah sebagai berikut.

Account

Debit

Kredit

Account Receivable

Rp500.000

 

Sales

 

Rp500.000

 

Setelah pelanggan TUMONGGO melunasi utangnya, perusahaan MITRA ajan mencatat jurnalnya, seperti berikut ini:

Account

Debit

Kredit

Cash

Rp500.000

 

Account Receivable

 

Rp500.000

 

Perusahaan MITRA juga bisa menerapkan sistem diskon untuk pembayaran yang telah dilunasi pelanggan TUMONGGO sebelum tanggal jatuh tempo. Misalnya, Perusahaan MITRA menerapkan diskon 10% untuk pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo, pencatatannya akan seperti berikut ini.


Account

Debit

Kredit

Cash

Rp450.000

 

Sales Discount

Rp50.000

 

Account Receivable

 

Rp500.000

 

Lantas, bagaimana contoh Account Receivable (AR) yang dicatat dalam laporan keuangan (neraca) perusahaan? Berikut ini contoh pencatatan Account Receivable (AR) pada laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk per 30 Juni 2021.


 

Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 

Cara Mendapatkan Account Receivable

Salah satu hal yang dapat menyulitkan staf adalah mengumpulkan account receivable. Padahal hal ini sangat penting untuk meningkatkan arus kas perusahaan. Beberapa debitur mungkin dapat menjadi penghambat karena mereka tidak membayar utang tepat waktu sesuai tanggal jatuh tempo. Berikut ini beberapa cara untuk mendapatkan account receivable, antara lain:

1. Menghubungi Customer

Menghubungi customer secara langsung mungkin bukan hal yang menyenangkan. Namun, ini adalah cara tercepat yang dapat kamu lakukan agar customer membayar utang mereka dan perusahaan terhindar dari kerugian.

2. Menetapkan Standar Prosedur Penagihan

Perusahaan perlu membuat standar prosedur penagihan dalam mengumpulkan account receivable untuk memudahkan staf yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Dengan begitu, staf dapat lebih mudah mengerjakan tugas mereka karena perusahaan telah menyiapkan prosedur untuk menagih debitur dalam membayar utangnya.

3. Melatih Karyawan

Selain memberikan prosedur penagihan, perusahaan juga perlu melatih karyawan untuk melatih karyawan dalam menagih utang kepada debitur dengan sopan agar debitur tidak tersinggung dan tetap melakukan repurchase. Karyawan perlu pelatihan khusus agar mereka tahu cara berbicara yang tepat dan sopan.

4. Meninjau Laporan Account Receivable

Perusahaan atau manajer perlu meninjau laporan account receivable agar dapat mengetahui piutang yang sudah terlalu lama tidak dibayar atau terlewat ditagih.

5. Menghitung Rata-Rata Piutang Harian yang Beredar

Perusahaan atau manager perlu menghitung rata-rata piutang harian yang beredar karena ini merupakan indikator kinerja utama yang sangat baik untuk melacak kemajuan bisnis dalam meningkatkan proses pengumpulan account receivable.

6. Mempekerjakan Pegawai Paruh Waktu

Jika karyawan di perusahaan sudah tidak sanggup menangani customer yang belum membayar utangnya, perusahaan dapat mempekerjakan pegawai paruh waktu untuk melakukan penagihan utang yang dilakukan customer.

7. Menyewa Agen Penagihan

Jika perusahaan kesulitan dalam menagih kepada beberapa klien yang sedang mengalami masa sulit, perusahaan bisa menyewa agen penagihan. Tentunya cara ini dapat membantu customer mengetahui tagihan mereka yang tertunda tanpa merusak hubungan kreditur dengan debitur.

Kesimpulan

Well, piutang dagang atau account receivable adalah penjualan kredit yang dilakukan perusahaan kepada mitra bisnisnya dengan menetapkan waktu jatuh tempo tertentu. Di satu sisi, pemberian piutang dagang ini bermanfaat untuk meningkatkan penjualan, di sisi lain juga terjadi peningkatan risiko piutang tak tertagih.

Dalam hal ini, perusahaan harus memperhitungkan batasan pemberian utang kepada pelanggan untuk meminimalisasi risiko keuangan. Bagaimanapun juga, perusahaan harus tetap menjaga arus kas yang stabil agar kegiatan operasional bisnis tidak terganggu, bukan?

Semoga seluruh penjelasan di atas mampu memberikan pengetahuan yang mendalam dan menjadi manfaat untuk kamu yang baru ingin menjalankan suatu perusahan atau bisnis agar tidak mengalami permasalahan dalam berbagai urusan utang-piutang dengan klien.

Agar bisa lebih mudah dalam melakukan kegiatan akuntansi yang rumit tersebut, gunakan saja aplikasi keuangan majoo yang mampu membantu segala jenis kebutuhan dalam bisnis.

Aplikasi keuangan majoo terdapat fitur akuntansi yang bisa membuat laporan keuangan yang cepat dan akurat, mulai dari neraca keuangan, arus kas, laba-rugi, inventori gudang, dan lainnya. Sehingga, sudah jelas bahwa tujuan dari aplikasi majoo adalah untuk memudahkan pembukuan serta proses akuntansi pemilik bisnis.

Yuk, raih kesuksesan bisnismu dengan menggunakan aplikasi keuangan majoo dari sekarang!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo