Istilah Take Home Pay (THP) sudah sering kamu dengar, bukan? Karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan akan diberi slip gaji yang ada komponen take home pay di dalamnya. Perusahaan perlu memiliki kinerja keuangan yang baik untuk bisa memenuhi take home pay karyawan dengan layak.
Beberapa orang akan mengira bahwa besarnya perhitungan take home pay sama dengan upah minimum yang berlaku sesuai dengan masing-masing daerahnya. Namun, justru take home pay adalah pembayaran yang diterima oleh karyawan dan memiliki cara perhitungannya sendiri.
Supaya kamu lebih memahami perhitungan take home pay dengan benar, kamu dapat membaca lebih lengkap tentang take home pay di artikel ini, ya!
Apa Itu Take Home Pay?
Pengertian take home pay adalah jumlah pembayaran utuh yang diterima karyawan yang proses penghitungannya dengan mempertimbangkan penambahan pendapatan rutin, pendapatan insidental, dan dikurangi komponen pemotongan gaji.
Dalam pengertian lain, take home pay adalah jumlah pendapatan bersih yang diterima setelah dikurangi pajak, tunjangan, dan kontribusi sukarela dari gaji, misalnya asuransi atau iuran pokok karyawan.
Tetapi kebanyakan masyarakat saat ini masih banyak yang keliru dan menyamakan THP dengan gaji pokok. Padahal, keduanya sangatlah jauh berbeda dari sisi pengertian dan nominal yang diperoleh.
Apa Perbedaan Take Home Pay dengan Gaji Pokok?
Terkadang karyawan merasa bahwa gaji yang mereka terima tidak sesuai hitungan. Hal tersebut mungkin terjadi jika belum bisa membedakan THP dengan gaji pokok.
Apa, sih, perbedaan THP dan gaji pokok? Take home pay adalah gaji bersih yang akan diterima karyawan setiap bulannya. THP sudah termasuk insentif maupun berbagai tunjangan karyawan yang telah disepakati di awal kerja. THP juga telah dihitung dengan pengurangan biaya-biaya yang diperlukan, misalnya biaya asuransi, pajak, atau cicilan.
Sementara itu, gaji pokok merupakan salah satu imbalan dasar yang dibayarkan perusahaan kepada karyawannya berdasarkan tingkat atau jenis pekerjaannya. Gaji pokok sendiri telah diatur dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 bahwa jumlahnya minimal 75% dari total keseluruhan gaji.
Dalam bahasa yang lebih sederhana bahwa THP dapat dikatakan sebagai gaji bersih dan besaran THP setiap bulannya bisa berbeda sebab ada komponen insidental yang dihitung di dalamnya. Sementara gaji pokok jumlahnya selalu tetap sebab sudah ada perjanjian di kontrak kerja dan disepakati kedua belah pihak antara perusahaan dan karyawan.
Baca juga: 18 Contoh Surat Lamaran Kerja dan Jenis nya 2022 Terbaru
Perbedaan Take Home Pay dengan Upah Minimum Regional
Selain berbeda dengan gaji pokok, THP juga berbeda dengan Upah Minimum Regional (UMR). Jika take home pay adalah gaji bersih karyawan, UMR merupakan suatu acuan untuk menentukan minimal gaji seorang karyawan secara legal pada suatu regional.
Masing-masing regional menentukan upah minimum sendiri sehingga UMR satu regional dengan regional lain bisa berbeda. Gubernur pada masing-masing regional yang akan menentukan besaran UMR tersebut.
Gubernur melakukan penghitungan dengan cara membuat rata-rata kebutuhan seseorang di regional tersebut dalam satu bulan. Setiap dua tahun sekali nominal UMR ini akan dievaluasi dan ditinjau ulang.
UMR ini akan berpengaruh pada gaji pokok dan THP. Secara legal, perusahaan tidak diperbolehkan membayar karyawannya dengan gaji di bawah angka UMR. Dengan begitu, gaji pokok seseorang minimal harus sama dengan nominal UMR. Jika perusahaan membayar di bawah upah minimum yang sudah ditentukan pemerintah regional tersebut, perusahaan akan mendapat sanksi tegas dari pihak berwajib.
Baca juga: Pajak Penghasilan/PPh: Dasar Hukum, Rumus, dan Tarif
Rumus Take Home Pay
Regulasi terkait take home pay diatur dalam Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2005 tentang pengupahan. Ada beberapa komponen yang dimasukkan dalam penghitungan take home pay, antara lain gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap. Penjelasan ketiga komponen take home pay adalah sebagai berikut.
1. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah upah dasar yang harus dibayar oleh pihak perusahaan kepada karyawannya sesuai dengan posisi, jabatan, serta jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Pada umumnya, nominal gaji pokok sudah tertulis secara jelas di kesepakatan awal kerja atau kontrak kerja.
2. Tunjangan Tetap
Pembayaran tunjangan tetap ini diberikan rutin oleh perusahaan seperti halnya gaji pokok. Macam-macam tunjangan tetap ini, antara lain tunjangan Work from Home (WFH), tunjangan prestasi, bonus, upah lembur, dan lain sebagainya.
3. Tunjangan Tidak Tetap
Tunjangan tidak tetap bisa disebut juga pemotong gaji. Secara definisi tunjangan tidak tetap merupakan pemberian pendapatan tambahan tidak tetap untuk karyawan atau anggota keluarganya. Bentuk dari potongan gaji ini, misalnya BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, PPh 21, utang atau tunggakan yang dilakukan karyawan kepada perusahaan, dan lain sebagainya.
Setelah mengetahui berbagai acuan dalam menghitung upah karyawan, kamu juga harus mengetahui adanya ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang diterapkan oleh perusahaan. Mengacu pada Undang Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Pasal 89, upah minimum regional tersebut dievaluasi setiap dua tahun sekali agar mampu membangun kehidupan yang lebih layak para pekerja di setiap regional.
Dalam menentukan THP tidak bisa sembarangan. Ada rumus yang bisa digunakan untuk menghitungnya. Rumus take home pay yaitu:
Kamu bisa menjumlahkan komponen gaji yang diterima kemudian menguranginya dengan komponen pemotong gaji. Angka yang didapat tersebut merupakan nominal THP yang diterima karyawan.
Baca Juga: Menerapkan Format dan Contoh Slip Gaji Karyawan Secara Tepat
Contoh Take Home Pay
Pramudya adalah seorang karyawan swasta yang setiap bulannya memiliki gaji pokok Rp5.000.000. Setiap bulan Pramudya mendapat tunjangan tetap makan sebesar Rp500.000 dan kebetulan di bulan ini Pramudya mendapatkan bonus sebesar Rp3.500.000. Walaupun begitu, Pramudya memiliki pemotongan pinjaman, seperti kredit laptop sebesar Rp50.000 per bulan, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan Rp200.000, dan pengurangan PPh 21 Rp250.000. Lalu berapakah take home pay Pramudya bulan ini?
Diketahui
Gaji pokok Pramudya Rp5.000.000
Tunjangan tetap makan Rp500.000
Bonus Pramudya Rp3.500.000
Komponen pemotongan gaji
Cicilan kredit laptop per bulan Rp50.000
Iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan Rp200.000
Pajak PPh 21 Rp250.000
Penghitungan THP
THP = (Gaji rutin + pendapatan insidental) - (komponen pemotongan gaji)
= (Rp5.000.000 + Rp500.000 + Rp3.500.000) - (Rp50.000 + Rp200.000 + Rp250.000)
= (Rp9.000.000 – Rp500.000)
= Rp8.500.000
Jadi, take home pay yang didapatkan Pramudya pada bulan ini adalah Rp8.500.000
Sebagai penjelas, berikut ini adalah contoh slip gaji take home pay yang diterima Pramudya.
Baca juga: Apa Itu Payroll? Simak Arti, Fungsi, dan Contohnya di Sini!
Tips Mengelola Take Home Pay
Setelah memahami cara menghitung take home pay dengan benar, kini kamu juga perlu memahami cara mengelola take home pay dengan bijak agar tidak menjadi pendapatan yang tak berarti. Tips mengelola THP, antara lain:
1. Tetapkan konsep penghitungan THP dengan formula 50–30–20
Formula penghitungan 50–30–20 ini merupakan suatu konsep pengeluaran dengan membuat pos-pos dengan persentase. Penghitungan yang harus kamu lakukan, seperti berikut ini.
- 50% dari THP yang kamu miliki akan digunakan untuk kebutuhan, misalnya makan, membeli perlengkapan sehari-hari, transportasi dan sebagainya.
- 30% dari THP yang kamu miliki untuk hiburan, misalnya menonton film, jalan-jalan, atau melakukan hobi lain.
- Sementara 20% dari THP disisihkan untuk menabung atau membayar tunggakan utang.
Diharapkan dengan cara ini keuangamu semakin sehat.
2. Rencanakan dengan baik setiap proses mengeluarkan uang
Terkadang perencanaan menjadi hal yang diremehkan, padahal perencanaan yang benar saat kamu mengeluarkan uang itu perlu, lho! Dengan perecanaan yang baik, tentunya kamu tidak akan mengeluarkan uang begitu banyak untuk segala kebutuhanmu. Saat kamu berbelanja kebutuhan sehari-hari ada baiknya dipersiapkan dan cata segala keperluan agar pengeluaranmu semakin hemat.
3. Investasikan keuangan kamu dalam bentuk lain
Selain ditabung di bank, kamu juga bisa menyimpan uang dengan cara lain yaitu melalui bentuk investasi, misalnya investasi properti, reksa dana, saham, atau emas. Kamu juga bisa mendiversifikasi semua uang yang kamu punya ke berbagai instrumen investasi agar bila terjadi kerugian pada investasi yang kamu miliki, kamu tidak rugi terlalu banyak.
Dengan beberapa alternatif investasi ini kamu bisa menyiapkan tabungan jangka panjang dan jangka pendek, serta tidak hanya mengandalkan tabungan simpanan semata, ya.
Kesimpulan
Penghitungan take home pay harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari berbagai kesalahpahaman. Selain itu, pihak perusahaan juga harus mampu meningkatkan engagement pada karyawannya.
Nah, di zaman serta digital seperti saat ini, kemungkinan besar setiap bisnis akan memerlukan laporan keuangan yang modern dan sudah terintegrasi, salah satunya adalah menggunakan aplikasi kasir online all in one yang memiliki banyak fitur laporan keuangan.
Aplikasi kasir online all in one yang memiliki banyak fitur laporan keuangan tersebut adalah majoo. Dengan menggunakan aplikasi ini, kamu bisa membuat berbagai laporan keuangan, seperti laporan perubahan modal, secara lebih mudah dan cepat.
Hal ini dibuktikan melalui ribuan pebisnis di Indonesia yang telah menggunakan aplikasi majoo untuk membantunya mencapai tujuan finansial.
Aplikasi majoo menyediakan 30 jenis laporan keuangan dan bisnis yang akan mempermudah proses pembukuan secara keseluruhan. Berbagai fitur di dalamnya juga mudah untuk digunakan dan dapat diakses secara fleksibel.
Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga! Upgrade level bisnismu seperti #majoopreneurs lainnya!