Leverage adalah: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Ditulis oleh Faiqotul Himma

article thumbnail

Bila kamu memiliki bisnis, tentu saja modal adalah salah satu pondasi untuk menjalankan dan mengembangkan bisnismu. Modal bisnis ini dapat berasal dari dua sumber, yaitu ekuitas dan leverage.

Kebanyakan pebisnis atau perusahaan saat ini cenderung menggunakan leverage. Hal ini karena leverage memiliki multifungsi dan sangat menguntungkan, sehingga ekuitas perusahaan dapat digunakan untuk keperluan lain.

Sebenarnya, apa itu pengertian dari leverage, jenis-jenisnya, manfaatnya, hingga contohnya? Lalu, apa rumus leverage? Yuk, temukan penjelasan lengkapnya dengan membaca artikel di bawah ini hingga selesai, ya!

Leverage adalah pinjaman modal yang digunakan perusahaan untuk meraih return secara maksimal.

Apa Itu Leverage?

Leverage adalah cara lain yang lebih merujuk pada utang. Di dalam dunia bisnis, leverage sering dikaitkan dengan pinjaman modal untuk membiayai pembelian peralatan dan aset lainnya.

Tak jarang para pebisnis lebih condong menggunakan leverage dibandingkan ekuitas untuk pembelian aset. Bila kamu seorang pebisnis, dan berutang untuk membeli kebutuhan bisnismu, maka kegiatan tersebut disebut “menggunakan leverage”.

Leverage adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks pembahasan investasi dan lingkungan bisnis.

Adapun pengertian leverage yang lain yaitu meminjam modal untuk keperluan pengembangan bisnis. Mengapa demikian? Hal ini karena tujuan dari meminjam pinjaman modal tersebut agar  memperoleh keuntungan bisnis atau ROI (Return of Investment) yang maksimal.

Leverage ini oleh para investor digunakan untuk meningkatkan daya beli mereka di market. Namun, ada juga badan usaha yang menggunakan leverage untuk membiayai keperluan aset yang sedang mereka butuhkan.

Jadi, perusahaan dapat menggunakan utang untuk kebutuhan investasi dalam pengoperasian bisnis supaya modal perusahaan meningkat.

Baca Juga: Return on Equity: Definisi dan Cara Menghitung RoE

Pengertian Leverage dari Beberapa Ahli

Setelah mengetahui pengertian leverage secara umum, kamu juga perlu mengetahui pengertian leverage dari beberapa ahli, seperti berikut ini:

  1. Irawati

    Menurut pendapat Irawati, leverage adalah suatu peraturan yang dijalankan suatu perusahaan bisnis dalam keadaan menanamkan dana ataupun mendapatkan sumber dana. Di dalamnya terdapat beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan.

  2. Sartono

    Sartono mengemukakan bahwa, leverage adalah pemakaian sumber dana dan modal oleh perusahaan yang mempunyai beban tetap, sehingga laba investor dapat dikembangakan.

  3. Sjahrial

    Menurut pendapat Sjahrial, leverage adalah pemakaian modal dan sumber dana oleh perusahaan yang mempunyai beban tetap. Sumber dana ini berasal dari utang. Utang ini memiliki bunga yang dimasukkan ke dalam biaya tetap, sehingga laba potensial dari investor dapat dikembangkan.

  4. Fakhrudin

    Fakhrudin mengemukakan bahwa, leverage adalah sejumlah utang yang dipakai untuk membayar modal perusahaan.

  5. Martono dan Harjito

    Martono dan Harjito mengatakan bahwa leverage ratio adalah mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.

  6. Syamsuddin

    Syamsuddin berkata bahwa, leverage adalah keahlian perusahaan untuk memakai modal yang mempunyai biaya tetap untuk memperbesar fase perolehan bagi pemilik perusahaan.

Apa Itu Leverage Ratio?

Leverage ratio adalah perbandingan antara jumlah utang dalam perusahaan dengan total aset. Leverage ratio adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban utangnya dengan jumlah aset yang dimilikinya.

Bagaimana suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai leverage yang tinggi? Suatu perusahaan mempunyai nilai leverage yang tinggi bila total aset yang dimiliki perusahaan tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah aset kreditornya. Maka dari itu, penggunaan leverage ratio akan dapat melihat perusahaan sedang sehat atau tidak. Bila leverage ratio semakin besar, maka akan semakin tinggi risiko gagal bayar ke kreditor.

Baca Juga: Memahami Teori Struktur Modal dalam Operasional Bisnis

Jenis Leverage

Setelah kamu mengetahui pengertian dan rumus leverage, berikut ini terdapat tiga jenis leverage yang harus kamu ketahui, yaitu:

1. Leverage Keuangan (Financial Leverage)

Financial leverage merupakan suatu modal yang digunakan MK (Manajer Keuangan) untuk memaksimalkan return dari para pemilik saham ekuitas.

Modal perusahaan sendiri terdiri dari beberapa jenis, seperti ekuitas, simpanan publik, preferensi, surat utang, dan lainnya. Diharapkan manajer keuangan berhati-hati dalam memilih sekuritas untuk mengatur dana tersebut.

Penggabungan utang atas ekuitas harus tepat supaya meraih return yang maksimal.

2. Leverage Operasi (Operating Leverage)

Leverage operasi ini dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan biaya operasi tetap. Hal ini agar dapat meningkatkan pengaruh perubahan penjualan atas laba operasi bisnis.

Keterkaitan adanya perubahan penjualan dan biaya pendapatan operasional tetap pada suatu perusahaan akan ditunjukkran di leverage operasi.

3. Leverage Gabungan (Combined Leverage)

Combined leverage adalah pinjaman modal yang nilai keuntungannya tinggi karena terdapat biaya tetap. Modal atau dana yang tercakup di dalamnya adalah biaya keuangan yang sifatnya pasif dan biaya operasional tetap.

Keseluruhan dari biaya ini akan mampu memberikan manfaat dan risiko leverage dengan jumlah yang tepat. Untuk perusahaan kompetitif, biasanya memilih tingkat combined leverage yang nilainya tinggi. Sedangkan perusahaan konservatif lebih memilih nilai leverage minim.

Baca Juga: Melakukan Manajemen Aset dan Memperlancar Operasional Bisnis 

Penggunaan leverage untuk membiayai keperluan aset yang sedang dibutuhkan perusahaan.

Rumus Leverage

Untuk mengukur leverage, tentunya kamu harus mengetahui rumus leverage ratio-nya terlebih dahulu. Terdapat beberapa rumus untuk mengukur rumus leverage, yaitu sebagai berikut:

1. Debt to Assets Ratio (DAR) Rasio Utang Terhadap Aset

Rasio ini untuk menghitung atau mengukur kemampuan perusahaan yang mengandalkan utang untuk membiayai asetnya. Jadi, seberapa besar utang perusahaan akan memengaruhi pengelolaan asetnya.

Cara menghitungnya dengan membagi total utang dengan total aset perusahaan yang diformulasikan seperti berikut:

Rumus Debt to Total Asset Ratio (DAR)

DAR = Total Utang : Total Aset

Bila nilai DAR semakin rendah, berarti tingkat keamanan dananya baik, serta pencatatan transaksi keuangannya aman. Hal ini karena rasio utang akan menjelaskan atau menerangkan sejauh mana utang yang sanggup ditutup oleh aset.

2. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio Utang Terhadap Ekuitas

DER merupakan rasio utang terhadap ekuitas. DER ini menunjukkan keterkaitan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan.

Rasio keuangan memiliki keseimbangan yang relatif antara utang dan ekuitas. Rasio ini juga digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.

Nah, cara menghitung rasio ini adalah menjumlahkan kewajiban utang dan membaginya dengan total ekuitas.

Rumus Debt to Equity Ratio (DER)

DER = Total Utang Keseluruhan : Modal sendiri x 100%

Semakin rendah nilai DER, maka keamanan keuangan suatu perusahaan semakin baik, dan begitu pula sebaliknya.

3. Debt to Capital Ratio (DCR) Rasio Utang Terhadap Modal

Rasio ini adalah rasio yang berfokus pada kewajiban utang sebagai bagian dasar total modal perusahaan.

Selain utang jangka panjang, utang pada rasio ini mencakup semua kewajiban jangka pendek seperti modal yang termasuk dalam utang perusahaan dan ekuitas bagi para pemegang saham.

Bila suatu perusahaan sedang mengalami tingginya rasio utang terhadap modal dibanding dengan perusahaan lainnya, artinya akan terjadi kegagalan risiko bayar yang tinggi. Oleh karena itu, utang tersebut bisa memberikan dampak buruk terhadap operasional bisnisnya.

Rumus Debt to Capital Ratio (DCR) Rasio Utang Terhadap Modal

DCR = Total Utang Saat Ini : (Total Utang + Total Ekuitas)

4. Time Interest Earned (TIE) Rasio Cakupan Bunga

Rasio ini bermanfaat untuk menghitung besarnya laba operasi yang mampu membayar bunga dari utang. Bila perusahaan sudah menghitung Times Interest Earned (TIE), perusahaan akan mengetahui berapa besarnya laba bersih yang dimiliki. Laba bersih ini disebut Interest Coverage Ratio.

Rumus Interest Earned (TIE) Rasio Cakupan Bunga

TIE = Laba Operasi(+Penyusutan) : Bunga Utang Jangka Panjang

5. Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage) Rasio Solvabilitas

Suatu perusahaan perlu menghitung besarnya aset tetap yang dapat digunakan perusahaan untuk menjamin utang jangka panjang atau Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage).

Baca Juga : Mengenal Rasio Solvabilitas serta Manfaatnya dalam Bisnis

Rumus Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage) Rasio Solvabilitas

TAD Coverage = (Jumlah Aktiva+Tangible+Utang Lancar) : Utang Jangka Panjang

Baca Juga: Contoh dan Cara Membuat Jurnal Umum untuk Operasional Bisnis

Manfaat Leverage

Menghitung leverage memang sangat dibutuhkan dan perlu dilakukan oleh suatu perusahaan. Perhitungan ini memiliki beberapa manfaat yang akan dirasakan perusahaan dan kreditur.

Menurut Kasmir ada beberapa manfaat leverage yang didapatkan ketika menggunakan leverage ratio, seperti berikut ini: 

  • Dapat menilai dan melihat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. Misalnya, membayar angsuran pinjaman dan bunga dari pihak kreditor.
  • Mengetahui kedudukan perusahaan atas kewajiban ke pihak kreditor.
  • Menilai besarnya pengaruh utang terhadap pengelolaan aset.
  • Dapat melihat besaran nilai aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.
  • Melihat dan mengukur seberapa besar porsi dari modal yang dijadikan jaminan utang jangka panjang oleh perusahaan.
  • Mengetahui kesetimbangan antara nilai aset seperti aktiva tetap dengan modal.
  • Dapat mengetahui total dana atau modal pinjaman yang dalam waktu dekat akan jatuh tempo.

Contoh Leverage

Untuk lebih memahami leverage, berikut ini adalah contoh leverage dengan menggunakan rumus leverage ratio. Berikut ini contoh leverage yang kasusnya berdasarkan pada laporan keuangan sebuah perusahaan.

LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 Desember 2021 


Nilai


Nilai

ASET LANCAR


LIABILITAS JANGKA PENDEK


Kas dan Setara Kas

1.000.000

Utang usaha

1.800.000

Investasi Jangka Pendek

1.200.000

Biaya Aktual

700.000

Piutang

1.800.000

Utang Pajak

500.000

Persediaan

3.000.000

Total LJ Pendek

3.000.000

Total Aset Lancar

7.000.000





LIABILITAS JANGKA PANJANG


ASET TIDAK LANCAR


Utang Obligasi (5%)

2.000.000

Aset Tetap

1.000.000



Propers Investasi

2.000.000

EKUITAS


Aset Tidak Berwujud (intangible)

3.000.000

Modal Saham

7.000.000

Aset Tidak Lancar Lain

2.000.000

Aglo Saham

500.000

Total Aset Tidak Lancar

8.000.000

Laba Ditahan

2.500.000



Total Ekuitas

10.000.000

TOTAL ASET

15.000.000





TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS

15.000.000

 

LAPORAN LABA RUGI DAN 

PENGHASILAN KOMPREHENSIF

Penjualan

21.700.000

Harga Pokok Penjualan (HPP)

12.250.000

Laba Bruto

9.500.000

Biaya Adm & Penjualan

2.750.000

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)

6.750.000

Bunga Obligasi

87.500

Laba Sebelum Pajak (EBT)

6.662.500

Pajak Penghasilan 30%

1.998.750

Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)

4.663.750

 

Dari laporan di atas, berikut ini perhitungan nilai rasio leveragenya:

  • Debt to Total Asset Ratio(DAR) = Total Utang : Total Aktiva/Aset

    5.000.000 : 15.000.000 = 0,33

    Ini berarti bahwa, bagian aset yang digunakan untuk menjamin utang sebesar Rp0,33 per rupiah aktiva yang menjadi jaminan utang.

  • Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang : Modal sendiri x 100%

    5.000.000 : 10.000.000 = 0,5 x 100% = 50%

    Hal ini berarti, 50% dari setiap modal milik perusahaan adalah jaminan utang.

  • Long Term Debt to Equity Ratio = Utang Jangka Panjang : Modal Sendiri x 100%

    2.000.000 : 10.000.000 = 0,2 x 100% = 20%

    Hasil 20% ini artinya setiap modal perusahaan merupakan jaminan utang jangka panjang.

  • Times Interest Earned (TIE) = Laba Operasi (+Penyusutan) : Bunga

    6.750.000 : 87.500 = 77,14

    Hasil dari TIE di atas artinya setiap rupiah bunga utang jangka panjang akan dijamin oleh keuntungan sebesar Rp77,14.

  • Tangible Assets Debt Coverage = (Aset – Intangible – Utang Jangka Pendek) : Utang Jangka Panjang

    (15.000.000 – 3.000.000 – 3.000.000) : 2.000.000 = 4.54

    Setiap rupiah dari kewajiban jangka panjang akan dijamen aset tangible yang nilainya sebesar Rp4,54 atau 45,4%.

Kesimpulan

Leverage adalah penggunaan pinjaman dana atau modal untuk meningkatkan keuntungan dalam sebuah bisnis. Pinjaman dana ini akan menambah ekuitas untuk mengembangkan bisnis dan digunakan untuk operasional perusahaan. Walaupun demikian, pengambilan liabilitas harus didasari perhitungan yang matang. Bila salah mengambil pinjaman dana tanpa adanya suatu perhitungan, dampaknya akan ada risiko gagal bayar.

Untuk kamu yang saat ini memiliki bisnis, tentunya kamu membutuhkan aplikasi keuangan untuk membantu operasional bisnismu. Aplikasi majoo adalah salah satu aplikasi wirausaha, aplikasi kasir online dengan fitur super lengkap untuk membantu usahamu agar semakin berkembang dan membantumu dalam pengelolaan operasional bisnis yang kamu miliki.

Di dalam aplikasi majoo terdapat fitur keuangan yang akan membantumu dalam mengatur keseluruhan aspek keuangan. Kamu dapat membuat laporan secara otomatis jika memakai majoo. Laporan ini terdiri dari pendapatan, saldo kas, accounts receivable, accounts payable, budget management, hingga membuat laporan laba rugi, arus kas, neraca, perubahan modal, dan lainnya.

Yuk, gunakan majoo! Aplikasi one stop solution yang akan membantu bisnismu semakin berkembang.

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo